6 Jenis Personal Boundaries yang Harus Dimiliki dan Berani Menolak Sesuatu

21 Nov 2023 13:11 WIB

thumbnail-article

Perempuan yang menyilangkan tangannya di dada sebagai tanda menolak sesuatu. Sumber: Freepik.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Apakah kamu pernah mendengar istilah boundaries? Boundaries adalah batasan. Penting bagi kita untuk menerapkan personal boundaries atau batasan diri sendiri agar tak berdampak negatif bagi kehidupan. Lantas, bagaimana cara menerapkan personal boundaries?

Boundaries sebenarnya menjelaskan tentang ruang atau jarak antara diri kita dengan orang lain. Meski hidup berdampingan, tetapi kita harus menciptakan batasan sosial agar bisa hidup nyaman. Ini juga merupakan bentuk self love yang berarti mencintai diri sendiri.

Contoh menerapkan personal boundaries adalah ketika orang di sekelilingmu mewajarkan berpelukan antar lawan jenis. Namun, kamu merasa tak nyaman saat dipeluk oleh lawan jenis. Jika kamu memaksakan diri, maka kamu akan tertekan atau takut bertemu orang lain.

Oleh karena itu, personal boundaries sangatlah penting agar kita tetap nyaman saat bersosialisasi. Kamu pun harus menghormati personal boundaries orang lain. Hal ini guna menciptakan interaksi sehat di lingkungan sosial, serta mampu meminimalisasi tindak kekerasan atau pelecehan.

Jenis personal boundaries

Melansir Tirto, ada enam jenis personal boundaries di antaranya:

  • Emotional boundaries

Emotional boundaries berkaitan dengan pengaruh dan energi perasaan. Hal ini berguna agar terhindar dari perilaku tidak menyenangkan saat berinteraksi. Misalnya memahami ucapan yang berpotensi menyinggung orang lain, apa yang penting dan tidak penting diceritakan, dan lain sebagainya.

  • Physical boundaries

Physical boundaries berkaitan dengan interaksi fisik. Kamu berhak menyampaikan ketidaknyamanan jika mendapat sentuhan fisik tertentu. Tak perlu merasa sungkan atau merasa bersalah karena kamulah si pemilik tubuh. Misalnya, kamu tak suka berpelukan, sampaikan hal tersebut dengan sopan agar tak menyinggung orang lain.

  • Sexual boundaries

Sexual boundaries berkaitan dengan hubungan yang lebih intim dengan pasangan. Kedekatan bukan berarti mendapat “akses” terhadap batasan yang sudah ditetapkan. Sedekat apapun dengan pasangan, tentu ada hal yang membuat tidak nyaman, khususnya sentuhan fisik dan aktivitas seksual.

  • Workplace boundaries

Workplace boundaries berarti profesionalisme di tempat kerja. Meski kamu karyawan baru, bukan berarti kamu pasrah dan menerima beban kerja di luar tugas dan kemampuanmu. Batasan ini harus dibuat untuk mempertegas mana yang wajib dikerjakan dan mana yang tidak. Hal tersebut juga mencegah agar kamu tidak overwhelmed atau burnout.

  • Material boundaries

Material boundaries berkaitan dengan barang atau materi apa yang boleh dipinjam atau diberikan kepada orang lain. Kamu berhak meminjamkan sejumlah uang kepada orang lain begitupun sebaliknya. Jika kamu ingin meminjam, berilah jumlah uang pasti dan beri tahu kapan kamu akan mengembalikannya.

  • Time boundaries

Time boundaries berkaitan dengan kebiasaan tepat waktu. Kamu juga bisa memberikan batas waktu yang bisa ditolerir jika seseorang terpaksa datang terlambat. Dengan begitu, tidak akan ada waktu yang terbuang hanya karena seseorang melanggar time boundaries.

Personal boundaries ini penting untuk memberikan consent atau persetujuan. Dalam banyak kasus kekerasan, pelaku tak menyadari adanya consent. Pelaku melanggar batasan yang telah ditetapkan si pemilik tubuh. Akhirnya terjadilah kekerasan seksual yang sangat merugikan korban.

Kunci dari membangun personal boundaries adalah memahami diri sendiri dan berani mengatakan tidak. Dengan personal boundaries yang kuat, maka kamu bisa memperoleh interaksi yang sehat dengan orang lain.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER