CEO TikTok Menyangkal Membagikan Data ke Partai Komunis China Saat "Diinterogasi" Parlemen AS

27 Mar 2023 20:03 WIB

thumbnail-article

CEO TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR AS berjudul "TikTok: Bagaimana Kongres dapat Menjaga Privasi Data Amerika dan Melindungi Anak-Anak dari Bahaya Daring," saat anggota parlemen meneliti aplikasi berbagi video milik China, di Capitol Hill di Washington, AS, 23 Maret 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein

Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan

Editor: Rizal Amril

CEO TikTok Shou Zi Chew menyangkal pihaknya membagikan data ke Partai Komunis China dalam sidang Parlemen AS pada Kamis (23/03/2023).

Dalam sidang tersebut, anggota Parlemen AS “menginterogasi” CEO TikTok tersebut tentang potensi pengaruh China atas platform tersebut.

Parlemen AS juga mengatakan video pendek dalam platform TikTok merusak kesehatan mental anak-anak, yang mencerminkan kekhawatiran bipartisan tentang kekuatan aplikasi tersebut atas orang Amerika.

Salah satu anggota Parlemen AS Rep McMorris Rodgers menyebut TikTok berafiliasi dengan Partai Komunis China, memanipulasi konten, dan mengeksploitasinya untuk generasi muda AS.

Salah satu alasan Parlemen AS mencurigai TikTok adalah keberadaan kantor pusat TikTok, Bytedance yang bertempat di China.

TikTok sendiri diperkirakan telah memiliki 150 juta pengguna aktif di seluruh wilayah Amerika Serikat.

Pertanyaan dan pernyataan semacam itu terus dilayangkan oleh Parlemen AS hingga lebih dari lima jam berjalannya sidang.

Chew berulang kali menyangkal keterlibatan Partai Komunis China. "TikTok tidak tersedia di China daratan. Kami memiliki kantor yang berada di Los Angeles dan Singapura dengan 7.000 karyawan di AS," kata Chew dalam sidang tersebut.

Namun, kesaksian Shou Zi Chew di depan Kongres Negeri Paman Sam tersebut tidak banyak membantu. Ia terus dicecar dengan pertanyaan dan pernyataan terkait isu keamanan dalam TikTok.

Telah membuat firewall khusus

Merespons kekhawatiran Parlemen AS terkait keamanan data pribadi, Chew mengatakan bahwa TikTok selama lebih dari dua tahun terakhir telah membangun firewall untuk melindungi penggunanya.

“Kami membangun firewall untuk menutup data pengguna AS yang dilindungi dari akses asing yang tidak sah. Intinya adalah ini: data Amerika disimpan di tanah Amerika, oleh perusahaan Amerika, diawasi oleh personel Amerika," kata Chew.

Chew juga menyebutkan bahwa TikTok memiliki cara kerja pengumpulan informasi penggunanya seperti platform media sosial lainnya.

"Kami berkomitmen untuk transparan dengan pengguna kami tentang data yang kami kumpulkan. Saya tidak percaya jika data yang kami kumpulkan lebih banyak dari kebanyakan pemain di industri ini," kata Chew menjelaskan.

Pernyataan tersebut sejalan dengan laporan The Washington Post yang menyebutkan bahwa data pribadi yang dikumpulkan TikTok tidak lebih banyak dari Facebook meskipun jumlahnya hampir sama.

Dalam penjelasan Chew, perusahaannya mengatakan telah menghabiskan lebih dari $1,5 miliar untuk upaya keamanan data dengan nama "Project Texas" yang saat ini memiliki hampir 1.500 karyawan tetap dan dikontrak dengan Oracle Corp (ORCL.N) untuk menyimpan data pengguna TikTok di AS.

Akan tetapi, Parlemen AS cenderung mempercayai Chew, mereka menganggap jawaban Chew tentang China merupakan pengelakan dan menyuarakan kekhawatiran atas kekuatan yang dimiliki aplikasi tersebut terhadap anak-anak AS.

Dituduh berbahaya untuk anak-anak

Selain kekhawatiran akan keamanan data pribadi, Parlemen AS juga menuduh TikTok sebagai aplikasi yang berbahaya untuk anak-anak.

Parlemen AS menuduh TikTok mempromosikan konten yang mendorong gangguan mental di kalangan anak-anak, penjualan obat-obatan terlarang, dan eksploitasi seksual.

"TikTok dapat dirancang untuk meminimalkan bahaya bagi anak-anak, tetapi keputusan dibuat untuk membuat anak-anak kecanduan secara agresif atas nama keuntungan," kata Perwakilan Kathy Castor, seorang politisi dari partai Demokrat.

Chew menanggapi banyak pertanyaan mengenai hal tersebut dengan mengatakan bahwa masalah terkait dampak terhadap anak-anak sebagai masalah yang "rumit" dan tidak hanya terjadi di TikTok.

Dia mengatakan aplikasi tersebut telah secara ketat menyaring konten yang dapat membahayakan anak-anak.

Tidak jelas bagaimana anggota parlemen akan menindaklanjuti usai sidang atau seberapa cepat mereka akan bergerak untuk meloloskan undang-undang dalam memperkuat kekuatan hukum pemerintahan Biden untuk melarang TikTok.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER