25 Juli 2023 09:07 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Child grooming adalah salah satu bentuk kekerasan seksual pada anak. Biasanya pelaku akan berusaha mendapat kepercayaan dari anak dengan memanipulasinya. Tak hanya itu, pelaku juga memanipulasi orang tua atau orang dewasa di sekitar korban.
Grooming sendiri memang tidak selalu melibatkan aktivitas seksual, melainkan bisa juga sekadar menjalin asmara dengan korban. Dalam hal ini, sebagian besar korban tidak sadar jika dirinya sedang menjadi target grooming.
Dalam Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak Tahun 2021 juga sudah disepakati bahwa child grooming termasuk kejahatan. Pasalnya, child grooming akan mengarah pada perdagangan anak, prostitusi anak, perdagangan seks di dunia maya, maupun produksi pornografi anak.
Siapapun dapat menjadi pelaku child grooming, berapapun usianya, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan, pelaku child grooming bisa berasal dari dalam lingkungan keluarga sendiri.
Tahapan child grooming
Psikolog Klinis John Jay College, Elizabeth L. Jeglic Ph.D menyebut lima tahapan child grooming. Tahapan tersebut di antaranya:
Groomer (pelaku grooming) akan memilih siapa korbannya. Seleksi ini biasanya mempertimbangkan dari segi fisik, emosional, hingga latar belakang keluarga korban. Dengan begitu, groomer dapat menilai karakter calon korbannya.
Groomer akan masuk dalam komunitas anak-anak atau lingkungan calon korban. Ia juga berusaha memanipulasi keluarganya. Groomer akan menciptakan situasi di mana korban sendirian seperti menginap, menjaga anak, atau mengantar anak pulang.
Groomer akan berpura-pura menjadi sosok yang ramah sehingga korban dengan mudahnya percaya dan merasa dicintai. Korban dibuat tidak sadar bahwa dirinya sedang dieksploitasi.
Dalam fase ini, groomer mulai melakukan sentuhan seksual serta percakapan bernuansa seksual. Tak jarang, groomer akan memeluk, menggelitik, memijat, dan sejenisnya kepada korban.
Groomer akan meminta anak untuk menjaga rahasia terkait apa saja yang mereka lakukan. Bahkan, ia juga meyakinkan bahwa pelecehan itu normal. Hal ini akan membuat korban merasa bertanggung jawab atas pelecehan yang terjadi.
Dampak grooming bagi anak
Berikut dampak yang dirasakan anak jika menjadi korban dari child grooming:
Cara mengatasi child grooming
Berikut cara mengatasi child grooming yang wajib diketahui untuk mencegah praktik ini semakin meluas:
Data pribadi tersebut dapat berupa nama, usia, jenis kelamin, aktivitas, sekolah, alamat rumah, nomor telepon, dan foto. Jika perlu, ubah akun media sosial anak menjadi mode privat. Dengan begitu, akun media sosial anak hanya diakses oleh orang terdekat.
Mengecek aplikasi, situs, atau game online yang digunakan anak tentu sangat penting, mengingat kini child grooming bisa terjadi secara online. Lakukan ini dengan tetap menghargai privasi anak. Oleh karena itu, penting untuk membangun komunikasi yang baik dengan anak.
Orang tua sangat perlu untuk mengetahui siapa teman anak-anaknya. Orang tua juga perlu mengingatkan batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan atau dibagi kepada temannya.
Hargai ketika anak sedang berbicara. Biarkan anak terbuka akan semua masalahnya kepada orang tuanya. Dengan begitu, topik obrolan akan mengalir. Orang tua pun dapat memperkenalkan topik mengenai hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) sebagai awal dari mencegah child grooming.
Demikian penjelasan mengenai child grooming. Intinya selalu jaga orang-orang di sekitarmu dari bahaya kekerasan seksual. Ingat bahwa anak termasuk kelompok rentan yang harus dilindungi.
KOMENTAR
Latest Comment