Di Forum ICMI Ganjar Singgung di Sini Tidak Ada Bagi Sepeda dan Politisi kalau Disanjung Melayang

4 November 2023 21:11 WIB

Narasi TV

Ganjar Pranowo/ Antara

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo saat berpidato dalam forum Dialog Cendikiawan yang digelar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia menyinggung kebiasaan para politisi yang mudah melayang saat mendapat sanjungan. Hal ini berbeda dengan kaum akademisi yang bersikap biasa saja dalam menghadapi sanjungan.

Awalnya Ganjar menyoroti paradoks antara luasnya wilayah laut Indonesia dengan sumbangsih yang relatif kecil terhadap ekonomi nasional.  Ganjar mengutarakan meskipun 77% dari wilayah Indonesia adalah laut dan perairan, sektor maritim hanya berkontribusi 7,6% terhadap PDB.

Ganjar lalu mengungkapkan kekagumannya terhadap pidato pengukuhan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Arif Satria yang membawanya kepada pemahaman bahwa Universitas IPB akan bertransformasi menjadi universitas sains dan biosains.

Pernyataan Ganjar direspons audiens yang terdiri dari akademisi dan profesional dengan tepuk tangan. Ia lalu menanggapi tepuk tangan itu dengan mengatakan, "tidak usah terlalu keras tepuk tangannya. Saya tidak menyediakan sepeda di sini, biasa aja." ujar Ganjar di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/11/2023).

Ia lalu mengatakan bahwa bagi kaum intelektual sanjungan merupakan hal biasa. Berbeda dengan politisi yang kalau disanjung melayang. "Intelektual itu kalau disanjung-sanjung biasa, politisi lah yang kadang-kadang melayang," ujar Ganjar.

Ganjar lalu menyampaikan kekaguman kepada peneliti yang hampir putus asa tetapi tetap termotivasi oleh tantangan yang ada.

"Itu yang saya suka bahwa kita tidak berhenti pada saat kita lelah, tapi kita akan berhenti pada saat kita berhasil," kata Ganjar.

Dalam forum ini Ganjar membahas berbagai topik terkait isu-isu sosio-ekonomi Indonesia, tantangan lingkungan, kreativitas dan inovasi pemuda, serta reformasi tata kelola. Berikut poin-poin yang disampaikan Ganjar dalam forum ICMI:

  1. Kreativitas Anak Muda dan Regulasi: Ganjar Pranowo memulai dengan menekankan keinginannya untuk mendengarkan komunitas dan memahami realitas di lapangan. Ia mengkritik regulasi saat ini karena tidak cukup mengakomodasi kreativitas anak muda Indonesia, menyebutkan kasus spesifik di mana inovasi dalam kustomisasi otomotif menghadapi hambatan regulasi.

  2. Keberlanjutan Ekonomi dan Lingkungan: Ia merenungkan tentang pemanfaatan sumber daya alam Indonesia, mengacu pada Pasal 33 Ayat 3 UUD, yang membahas peran ekonomi dalam keberlanjutan. Ia mencatat minat yang signifikan dari pemuda terhadap isu lingkungan, demokrasi, dan hak asasi manusia serta menyatakan kekhawatiran apakah praktik ekonomi Indonesia benar-benar berkelanjutan.

  3. Sektor Maritim: Ganjarmenyoroti potensi sektor maritim Indonesia yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, dengan menunjukkan bahwa meskipun perairan negara mencakup area yang luas, namun hanya memberikan kontribusi kecil pada ekonomi nasional. Ia juga mengomentari keadaan pendidikan dan inovasi maritim, mengindikasikan potensi ketidaksesuaian antara sumber daya alam yang melimpah dengan hasil ekonomi yang dihasilkan.

  4. Perbankan dan Keuangan: Ia mengidentifikasi kesenjangan antara regulasi keuangan dan pelaksanaannya, mencatat kesulitan yang dihadapi pengusaha muda dalam mengakses kredit, bahkan ketika mereka memiliki jaminan yang layak.

  5. Tantangan Intelektual dan Kebijakan: Pranowo mendiskusikan proses intelektual dan kebutuhan akan kejujuran dan integritas dalam mengatasi kegagalan serta merancang strategi yang sukses. Ia berbicara tentang peran universitas dan lembaga intelektual dalam mengusulkan kemajuan dalam ilmu biosains dan bidang lainnya.

  6. Kebijakan Ekonomi dan Kredit Karbon Biru: Ia menyentuh konsep sistem kredit karbon biru, berargumen perlu adanya pelestarian ekosistem laut yang bisa memiliki potensi penyerapan karbon signifikan, berkontribusi pada pemberantasan perubahan iklim.

  7. Digitalisasi dan Tata Kelola: Kebutuhan akan digitalisasi dalam tata kelola untuk memerangi korupsi, kolusi, dan nepotisme disinggung, mendukung sistem yang meminimalisir interaksi pribadi yang bisa menyebabkan praktik korup.

  8. Pemerintahan Berbasis Kinerja: Pranowo menyarankan implementasi pemerintahan berbasis kinerja dengan indikator kinerja kunci (KPI) yang transparan yang mempertanggungjawabkan menteri kepada publik.

  9. Ketimpangan Sosial-ekonomi: Ia merujuk pada ketimpangan sosial-ekonomi, khususnya di Indonesia timur, menyebutkan masalah seperti stunting, tingkat kematian ibu, dan kemiskinan.

  10. Perumusan Kebijakan dan Kesehatan Publik: Pembicara mencatat hubungan antara degradasi lingkungan dan masalah kesehatan publik, seperti tingginya insiden penyakit pernapasan di area perkotaan akibat polusi.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR