Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata Sementara, Stop Serangan di Jalur Gaza dan Poin Penting Lainnya

22 November 2023 12:11 WIB

Narasi TV

Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Gaza, Selasa (21/11/2023). Sumber: Antara.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Pemerintah Israel telah menyepakati perjanjian gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza pada Rabu (22/11/2023). Gencatan senjata sementara itu akan berlangsung selama empat hari, dengan syarat Hamas membebaskan 50 warga Israel yang menjadi sandera. 

Sebelumnya, Pemerintah Israel melakukan rapat kabinet untuk menentukan persetujuan atas gencatan senjata dengan Hamas yang dimediasi oleh Qatar. Hasilnya, hanya tiga dari total 38 anggota kabinet yang menolak gencatan senjata. Mereka adalah Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan dua anggota partai politik sayap kanannya. 

Melansir Al-Jazeera, kesepakatan itu akan meliputi pembebasan setidaknya 50 sandera dari total 200 orang yang masih ditahan Hamas. Pembebasan 50 sandera ini mencakup perempuan, anak-anak, dan warga negara asing. 

Israel juga menawarkan tambahan satu hari gencatan senjata untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan oleh Hamas selama masa gencatan senjata. 

Kendati demikian, kantor Perdana Menteri Israel tidak menyebutkan terkait pembebasan sandera Palestina yang selama ini ditahan di Israel.  

“Pemerintah Israel berkomitmen untuk memulangkan seluruh sandera [yang ditahan Hamas]. Malam ini, pemerintah telah menyetujui kesepakatan yang diajukan sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan itu,” demikian bunyi pernyataan singkat dari kantor Perdana Menteri Israel. 

Sementara itu, Hamas turut buka suara terkait perjanjian gencatan senjata sementara dengan Israel. Hamas memberikan konfirmasi soal pemulangan 50 sandera yang terdiri dari perempuan dan anak-anak. Sebagai gantinya, Israel juga akan melepaskan 150 warga Palestina yang selama ini ditahan di penjara. 

“Israel akan menghentikan aksi militer di seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk pergerakan kendaraan militer,” demikian pernyataan dari Hamas yang dibagikan melalui Telegram. 

Kesepakatan gencatan senjata itu juga mengizinkan masuknya sejumlah bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza, termasuk ratusan truk yang mengangkut pasokan medis dan bahan bakar. 

Selain itu, turut disepakati pula terkait operasional drone di wilayah Gaza utara dan selatan. Berdasarkan pernyataan Hamas, drone di Gaza selatan akan berhenti beroperasi selama empat hari. Sementara itu, drone di Gaza utara akan berhenti selama enam jam per hari, antara pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat.

Selama masa gencatan senjata, Israel juga berkomitmen untuk tidak melakukan penyerangan di seluruh wilayah Jalur Gaza. Kesepakatan itu juga mengatur jaminan kebebasan bergerak di sepanjang jalan Saleh al-Deen. 

Netanyahu enggan berhenti berperang

Perjanjian itu akan menjadi gencatan senjata pertama sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober lalu. Sejak saat itu, Israel bertubi-tubi mengirimkan serangan ke wilayah Gaza yang menyebabkan tewasnya 14.100 warga Palestina. 

Di sisi lain, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyebut gencatan senjata tidak serta merta berarti berakhirnya perang antara Israel dan Hamas. Netanyahu mewanti-wanti bahwa serangan Israel ke Gaza akan tetap berlangsung hingga tujuan negaranya tercapai. 

“Saya ingin menegaskan, kita sedang dalam perang dan akan terus berperang sampai kita mencapai seluruh tujuan kita, untuk menghancurkan Hamas, dan untuk membebaskan seluruh sandera dan warga kita yang hilang,” ujar Netanyahu.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR