10 November 2023 18:11 WIB
Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan
Editor: Rizal Amril
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan pandangannya mengenai kebutuhan jaringan 5G di Indonesia, dengan menyampaikan pendapatnya secara santai dan penuh kelucuan.
Budi Arie Setiadi berpendapat bahwa jaringan 5G tidak begitu penting jika hanya digunakan untuk menonton video di aplikasi YouTube. Pernyataannya ini disampaikan dalam acara Digital Creative Leadership Forum di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta Pusat, pada Kamis (9/11/2023).
"4G ke 5G kan lompatannya peningkatan kecepatan, tadinya 50-100 Mbps langsung lompat ke 1 giga ke atas. Cuma harus dibarengi dengan peningkatan keperluan," ujar Budi, dilansir dari CNN Indonesia.
“Kamu cuma YouTube sama sosmed 4-8 mega, nonton Netflix juga paling cuma 8 mega. Kalau kalian perlu kecepatan sampe 500 Mbps kan berarti ada keperluan lain, IoT. Kalau cuma nonton YouTube ngapain kenceng-kenceng,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa kecepatan 5G memerlukan dukungan dari berbagai sektor, terutama industri. Namun, dia juga menyoroti pentingnya kesehatan sebagai sektor yang perlu mendapatkan manfaat dari peningkatan kecepatan internet.
"Artinya kan semua, artinya kecepatan yang 5G ini memerlukan dukungan dari berbagai sektor lain. Khususnya industri, tapi yang pasti kesehatan perlu, iya kan. Kesehatan kan perlu operasional bisa jarak jauh loh, kalau internet cepat misal 500-1 giga kan dokter cukup di Jakarta, periksa," imbuhnya.
Di sisi lain, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) tengah berupaya agar internet tidak hanya digunakan untuk hiburan, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar berharap dapat menjalin kerja sama dengan berbagai pihak di luar pemerintah untuk mengarahkan penggunaan internet menuju kegiatan yang lebih produktif.
"Bayangkan ketika ada internet kemudian mereka adalah pengguna pertama, mereka tidak tahu kegunaannya seperti apa, mayoritas akan menggunakan itu hanya untuk hiburan, bukan untuk hal-hal produktif," kata Fadhilah.
Fadhilah Mathar menyoroti fakta bahwa penggunaan internet, terutama di daerah 3T, masih banyak yang terfokus pada hiburan daripada kegiatan produktif.
Oleh karena itu, BAKTI Kominfo berusaha untuk membangun transformasi digital yang melibatkan seluruh masyarakat Indonesia.
Fadhilah menekankan pentingnya melibatkan seluruh masyarakat dalam pembangunan transformasi digital agar tidak ada kelompok yang tertinggal.
Dalam upayanya untuk menghubungkan seluruh wilayah layanan publik dengan internet, BAKTI Kominfo telah berhasil mencakup 9.000 desa dengan internet, dan mereka berencana untuk menyambungkan 7.000 desa lainnya dalam waktu dekat.
Sementara itu, sekitar 2.500 desa lainnya yang belum terjangkau oleh teknologi seluler akan menjadi fokus pembangunan berikutnya.
Fadhilah Mathar menegaskan komitmen BAKTI Kominfo untuk terus berupaya mengkoneksikan seluruh lokasi layanan publik sehingga dapat terhubung dengan internet.
Dalam rangka mencapai tujuan ini, BAKTI akan mendistribusikan internet ke berbagai lokasi yang belum terkoneksi, termasuk sekolah, puskesmas, dan rumah ibadah, guna mendorong penggunaan internet untuk kegiatan yang lebih produktif.
KOMENTAR
Latest Comment