Sholat Istikharah: Niat, Tata Cara, dan Doa setelah Mengamalkannya

28 Jun 2024 16:06 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi salat istikharah. (Sumber: Pexels/RDNE Stock project)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Sholat istikharah merupakan salat sunah yang dikerjakan saat kita tengah dihadapkan pada sebuah pilihan hidup yang sulit. Keraguan tersebut dapat terjadi dalam segala konteks, seperti sekolah, karier, ataupun jodoh.

Tujuan dari mengamalkan salat sunah satu ini adalah agar mendapatkan petunjuk dari Allah Swt. dalam memilih pilihan yang akan kita pilih.

Kata istikharah sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya meminta kebaikan pada sesuatu. Dalam artian kita meminta petunjuk kepada Allah Swt. untuk diberikan sesuatu yang terbaik.

Anjuran salat istikharah ini tertuang dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw. berikut:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا الاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ 

Artinya, “Rasulullah saw. mengajari kami (para sahabat) untuk salat istikharah ketika menghadapi setiap persoalan, sebagaimana beliau mengajari kami semua surat dari Al-Qur’an. Beliau bersabda, ‘Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah salat sunah dua rakaat ...”’ (HR Imam al-Bukhari), (An-Nawawi, al-Azdkar, 1997: 137).

Niat salat istikharah

Langkah pertama yang harus dilakukan ketika mengamalkan salat istikharah adalah membaca niat dengan sepenuh hati.

Niat salat dibaca sebelum takbir secara lisan serta dilafalkan dalam hati saat mengucap takbiratulihram.

Bacaan doa niat yang dapat diamalkan adalah sebagai berikut:

 أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى

Bacaan latin: Ushollii sunnatal istikharati rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.

Artinya: "Saya niat salat istikharah dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta'ala."

Tata cara shalat istikharah

Untuk melakukan salat istikharah, rukun berikut dapat dilakukan dengan tertib, yakni secara berurutan dengan langkah yang benar:

  1. Membaca niat salat istikharah. Niat dibaca sebelum takbir secara lisan serta dilafalkan dalam hati saat mengucapkan takbiratulihram.
  2. Takbiratul ihram.
  3. Membaca surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an dan diutamakan surah Al Kafirun pada rakaat pertama.
  4. Rukuk dan tumakninah.
  5. Iktidal dan tumakninah.
  6. Sujud dan tumakninah.
  7. Duduk di antara dua sujud dan tumakninah.
  8. Sujud kedua dengan tumakninah.
  9. Kembali berdiri dan lanjut ke rakaat kedua.
  10. Pada rakaat kedua, urutan salat masih sama dengan rakaat pertama. Saat rakaat kedua, diutamakan untuk membaca surat pendek Al-Ikhlas.
  11. Rukuk dan tumakninah.
  12. Iktidal dan tumakninah.
  13. Sujud dan tumakninah.
  14. Duduk di antara dua sujud dan tumakninah.
  15. Sujud kedua dengan tumakninah.
  16. Tahiyat akhir.
  17. Salam.

Doa setelah salat istikharah

Sementara itu, setelah salat selesai dilakukan, kita dapat berdoa tentang apa yang menjadi keraguan dan memohon diberikan petunjuk atas pilihan yang paling baik untuk kita.

Selain itu, doa yang kita panjatkan dapat dilengkapi dengan bacaan sebagai berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ وَعَـاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَبَارِكْ لِي فِيهِ ثُمَّ يَسِّرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ أَيْنَـــمَا كَانَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ  

Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidina muḫamamdin, Alḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. Allâhumma innî astakhîruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu, wa anta ‘allâmul ghuyûb. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hâdzal amra khairun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi faqdurhu lî wa bârik lî fîhi tsumma yassirhu lî. Wa in kunta ta’lamu anna hâdzal amra syarrun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi fashrifnî ‘anhu washrfhu ‘annî waqdur liyal khaira haitsu kâna ainamâ kânû innaka ‘alâ kulli syai-in qadîr. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidina muḫamamdin, walḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. 

Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah dengan pengetahuan-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan sementara aku tidak mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib.”

“Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam bagi agamaku, kehidupanku, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku. Mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku.” 

“Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku, maka palingkanlah aku darinya dan palingkanlah dia dariku. Takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya. Sesungguhnya engkau Yang Maha Bisa atas segala sesuatu.”

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER