Dua Raksasa Migas Shell dan Chevron Segera Angkat Kaki dari Proyek Hulu Migas Indonesia

6 Juli 2023 15:07 WIB

Narasi TV

Ilustrasi anjungan minyak lepas pantai Indonesia. (ANTARA/HO-SKK Migas)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Dua perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Shell dan Chevron dikabarkan akan segera angkat kaki dari proyek hulu migas Indonesia pada bulan Juni 2023 ini.

Proses pelepasan kepemilikan hak partisipasi Shell dalam proyek strategis nasional Blok Masela, Maluku dikabarkan segera selesai.

Shell telah mencapai kesepakatan untuk melepas 35 persen sahamnya di Blok Masela kepada PT Pertamina (Persero) dan Petronas.

Nantinya, Pertamina akan mendapatkan 20 persen saham dan Petronas akan mendapatkan 15 persen saham.

Sementara Chevron bakal keluar dan melepas kepemilikan hak partisipasi dari proyek gas laut Indonesia Deepwater Development (IDD) yang berlokasi di Kalimantan Timur.

Kabar ini dibenarkan oleh Dwi Soetjipto selaku Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). 

Dwi mengatakan bahwa pelepasan hak partisipasi Shell di Blok Masela tersebut akan ditargetkan rampung pada Juli 2023 ini.

"Sudah deal di Juni kemarin. Juli direncanakan penandatanganan agreement-nya," ungkap Dwi, mengutip CNBC.

Akan tetapi, tanggal pasti penandatanganan kontrak tersebut masih belum ada konfirmasi lebih lanjut.

“Ya [perjanjian] itu sudah deal sehingga sekarang sedang menyusun SPA [Shares Purchase Agreement] ya, perjanjian jual beli lah dan direncanakan sih Juli ini bisa tanda tangan untuk SPA-nya. Kemungkinan sih pertengahan, pokoknya di bulan Juli," ungkap Dwi pada Selasa (04/07/2023).

Proses pengalihan IDD sudah di tahap finalisasi

Sementara itu, proses pelepasan hak partisipasi Chevron dalam proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) dikabarkan telah mencapai tahap finalisasi.

Dwi menjelaskan, hak partisipasi Chevron akan diserahkan kepada perusahaan migas asal Italia, ENI.

"IDD, sudah firmed Chevron diganti dengan ENI dan sekarang sudah dalam tahap finalisasi untuk perjanjiannya," ungkap Dwi.

Dwi mengharapkan proses perjanjian ini akan segera rampung. "Kita harapkan Juli juga akan tuntas juga lah untuk IDD, Juli Ini," katanya.

Sempat alot

Proses pelepasan hak partisipasi Shell dalam proyek hulu migas Blok Masela sebelumnya sempat alot sejak perusahaan migas tersebut memutuskan mundur pada 2020 lalu.

Sebelumnya, hak partisipasi Blok Masela dimiliki oleh Shell dengan 35 persen saham dan Inpex dengan 65 persen saham.

Melansir Kompas.id, proyek hulu migas Blok Masela berjalan lambat dan penuh kontroversi sejak ditemukan pada 2000 silam.

Plan of Development (PoD) proyek hulu migas Blok Masela direstui pemerintah pada 2019 lalu, namun Shell memilih untuk mundur setahun kemudian.

Mundurnya Shell dalam proyek hulu migas Blok Masela membuat proyek yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2027 tersebut tertunda.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR