El Nino Capai Puncaknya pada Oktober-November 2023, Akan Berlanjut Sampai 2024

8 September 2023 11:09 WIB

Narasi TV

Waduk yang mengering di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (25/7/2023). Sumber: Antara.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO) atau El Nino masih akan berlangsung hingga akhir tahun 2023. 

El Nino merupakan kondisi anomali pada Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah yang lebih tinggi dari rata-rata normalnya. 

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik bagian tengah yang berdampak pada penurunan curah hujan di Indonesia. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak El Nino akan terjadi sekitar bulan Oktober hingga November 2023. 

El Nino tahun ini terjadi bersamaan dengan musim kemarau di Indonesia yang puncaknya terjadi sepanjang bulan Agustus hingga September 2023. 

Hal ini menyebabkan kondisi di sejumlah wilayah Indonesia menjadi lebih kering dan lebih panas dari musim kemarau biasanya. 

Kondisi udara yang kering itu diperkirakan akan mulai berkurang setelah memasuki bulan Oktober. 

Sementara itu, musim hujan diprediksi akan mulai pada bulan November 2023.

“Puncak kemarau kering Agustus-September. Kalau puncak El Nino itu sebetulnya masih nanti sekitar Oktober-November. Nanti akan turun hujan, jadi puncak El Nino itu nanti akan kalah dengan hujan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (9/8/2023).

Meski demikian, puncak El Nino masih akan terasa cukup kuat di sebagian wilayah Indonesia seperti Nusa Tenggara dan Papua Selatan hingga akhir November dan awal Desember 2023. 

Hal itu disebabkan oleh musim hujan yang datang terlambat di wilayah tersebut. 

Usai mencapai puncaknya pada akhir tahun, fenomena El Nino akan berlanjut sampai sekitar bulan Februari 2024, tetapi akan berlangsung menurun. 

Waspada kekeringan

Dampak dari El Nino pada musim kemarau tahun ini antara lain berupa penurunan curah hujan dan kekeringan ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. 

Menurut data BMKG, daerah yang akan terdampak cukup kuat antara lain wilayah Sumatera bagian tengah hingga selatan. 

Begitu pula dengan seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan yang akan mengalami musim kering ekstrem dan curah hujan paling rendah. 

Untuk mengantisipasi kondisi kekeringan ekstrem, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk menghemat penggunaan air.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR