Harga Beras Diprediksi Akan Terus Naik karena El Nino

6 Sep 2023 21:09 WIB

thumbnail-article

Pedagang beras menjaga jualannya di Pasar Sukaramai, Medan, Rabu (6/9/2023). (ANTARA/Michael Siahaan)

Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan

Editor: Rizal Amril

Harga beras diprediksi akan mengalami peningkatan dalam beberapa waktu mendatang karena puncak badai El Nino yang terjadi pada Agustus-September 2023.

Badai El Nino diprediksi akan menghambat produksi pasokan beras meskipun permintaan diperkirakan bakal meningkat menjelang akhir tahun.

Melansir CNBC Indonesia, pengamat pertanian Khudori telah mengidentifikasi bahwa masyarakat perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi kenaikan harga beras yang lebih tinggi.

Hal ini terjadi seiring dengan musim panen gadu yang berlangsung hingga akhir September. Karena produksi beras pada musim ini lebih rendah dibandingkan dengan panen rendeng atau panen raya, maka harga beras akan cenderung lebih tinggi.

Bulan Oktober akan memasuki musim paceklik, yang biasanya menjadi awal musim tanam dengan panen pada akhir Januari atau awal Februari dalam musim panen raya.

Salah satu penyebab utama penundaan waktu tanam dan panen adalah situasi El Nino yang sedang terjadi. Kekeringan telah mulai terjadi di beberapa wilayah karena hujan datang terlambat.

Daerah yang terdampak termasuk wilayah Sumatra bagian tengah hingga Selatan, seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Barat, serta sebagian Papua.

Dampak dari El Nino ini adalah penundaan dalam musim tanam, yang berarti musim paceklik akan berlangsung lebih lama.

Sementara itu, pada tanggal 14 Februari 2024, ada Pilpres, diikuti oleh Ramadan di bulan Maret dan Idulfitri. Juga akan ada perayaan Natal dan Tahun Baru 2024, yang semuanya akan meningkatkan konsumsi beras.

Saat ini, cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog mencapai 1,6 juta ton. Peluang pengadaan beras dari dalam negeri terbilang kecil. Harga gabah dan beras medium sudah berada di atas Harga Eceran Tertinggi.

Oleh karena itu, Bulog kesulitan untuk mendapatkan pasokan beras. Bulog juga harus menyediakan bantuan pangan beras selama 3 bulan, mulai dari September hingga November 2023, yang membutuhkan sekitar 640 ribu ton.

Di luar itu, Bulog juga perlu memastikan stok beras melalui Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP), yang mungkin akan habis sekitar 150-200 ribu ton hingga akhir tahun.

Jadi, stok akhir tahun kemungkinan akan tersisa sekitar 750-800 ribu ton, dengan asumsi pengadaan beras dari dalam negeri tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Jumlah ini mungkin cukup, tetapi juga bisa tidak mencukupi, terutama jika Bulog diminta untuk menyediakan bantuan sosial beras pada awal tahun 2024. Jika ini terjadi, harga beras kemungkinan akan tetap tinggi.

Harga beras terus mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Panel Harga Badan Pangan mencatat bahwa harga beras medium dan premium naik, dengan harga beras medium mencapai Rp 12.520 per kg dan harga beras premium mencapai Rp 14.270 per kg. Harga-harga ini adalah rata-rata nasional harian di pedagang eceran.

Tercatat bahwa harga beras telah mencetak rekor baru selama dua minggu terakhir. Sehari sebelumnya, pada tanggal 4 September 2023, harga beras medium mencapai rekor baru dengan naik Rp 100 menjadi Rp 12.530 per kg, sementara harga beras premium naik Rp 50 menjadi Rp 14.180 per kg. Harga-harga ini adalah rata-rata nasional di pedagang eceran.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER