15 Juni 2023 14:06 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Eropa resmi alami masa resesi usai produk domestik bruto (PDB) turun 0,1 persen di kuartal pertama 2023. Resesi terjadi setelah pertumbuhan ekonomi di 20 negara Eropa negatif selama dua kuartal berturut-turut, dimulai sejak kuartal keempat 2022.
Kepala Ekonom Eropa Capital Economics, Andrew Kenningham menyebut bahwa belanja konsumen di Eropa saat ini terbebani kombinasi data ekonomi yang buruk. Bahkan angka inflasi di sana masih cukup tinggi dengan diiringi kenaikan suku bunga tanpa henti.
Angka inflasi yang tinggi ini disebabkan adanya invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina. Hal tersebut membuat harga energi melonjak. Walau sudah mereda, namun harga konsumen secara keseluruhan di bulai Mei 2023 mencapai 6,1 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
“Berita bahwa PDB menyusut pada kuartal pertama berarti zona Euro telah jatuh ke resesi teknis. Kami menduga bahwa ekonomi akan berkontraksi lebih lanjut selama satu tahun ini,” tulis Kenningham dalam pernyataan tertulisnya pada Kamis (8/6/2023).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sempat memproyeksikan resesi di Amerika Serikat dan Eropa. Hal tersebut lantaran pertumbuhan ekonomi di negara maju masih lambat. Ia juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi global hanya 2,7 persen di tahun 2023.
“Kalau kita lihat negara maju memang tahun ini pertumbuhannya rendah hanya 1,1 persen, baik di AS 0,9 persen dan kawasan Eropa 0,8 persen. Bahkan di kedua negara ini risiko resesi masih berlangsung,”ujar Perry dalam rapat kerja Komisi XI DPR RI pada Senin (5/6/2023).
Berdampak bagi Indonesia
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut bahwa resesi Eropa dapat berdampak bagi Indonesia.
Industri padat karya banyak yang gulung tikar akibat permintaan ekspor yang menurun. Kemenperin mencatat bahwa ada 9 pabrik TPT (tekstil dan produk tekstil) di berbagai lokasi mulai melakukan PHK besar-besaran kepada pegawainya.
Meski begitu, resesi di Eropa tidak terlalu berdampak signifikan bagi Indonesia. Justru ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk menggaet investasi dari kawasan lain. Pasalnya, Eropa berpeluang mengurangi permintaan ekspor atas komoditas dan produk ekspor nasional. Dengan begitu, daya tarik investasi di kawasan Eropa otomatis berkurang akibat resesi.
Mengenal resesi
Resesi adalah kondisi di mana terjadi penurunan ekonomi umum secara signifikan di wilayah tertentu yang ditandai dengan penurunan PDB selama dua kuartal atau lebih secara berturut-turut.
Indikator yang digunakan suatu negara dalam menggambarkan resesi adalah terjadi penurunan PDB, pendapat riil yang merosot, jumlah lapangan kerja berkurang, penjualan ritel, dan terpuruknya industri manufaktur.
Beberapa penyebab resesi di antaranya adalah:
Resesi dapat berdampak pada lapangan pekerjaan yang semakin sedikit, jumlah pengangguran meningkat, tingkat investasi menurun, pendapatan masyarakat menurun, inflasi dan deflasi tidak terkendali, serta dapat menyebabkan konflik sosial.
KOMENTAR
Latest Comment