Apakah kamu pernah mendengar tentang erotomania? Istilah yang baru-baru ini ramai di media sosial merujuk pada gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa dicintai oleh orang lain, padahal sebenarnya tidak.
Kondisi ini lebih serius dari sekadar perasaan ge-er atau kepedean yang terkadang dialami saat seseorang sedang merasakan ketertarikan terhadap orang lain.
Erotomania membuat penderitanya mengalami delusi dan meyakini bahwa orang lain tengah memberikan sinyal-sinyal dan perhatian khusus padanya.
Melansir VeryWell Mind, erotomania atau terkadang juga disebut De Clérambault's Syndrome merupakan gangguan psikis yang ditandai dengan kepercayaan delusional dalam diri seseorang bahwa orang lain, biasanya yang status sosialnya lebih tinggi, menaruh rasa cinta padanya.
Objek delusional penderita erotomania biasanya merupakan selebritas, tokoh politik, atau figur publik lainnya yang bahkan tidak mengenal penderita. Namun, pengidap erotomania meyakini bahwa sosok tersebut memiliki hubungan spesial dengannya.
Meski dapat dialami oleh siapa saja, erotomania cenderung dialami oleh perempuan yang memiliki karakter tertentu seperti kurang percaya diri, kerap menarik diri dari interaksi sosial, serta jarang berinteraksi dengan lawan jenis di kehidupan nyata.
Jika terjadi pada laki-laki, gangguan erotomania sering kali berujung pada tindakan yang lebih agresif seperti penguntitan hingga kekerasan.
Penyebab erotomania
Tidak ada penyebab pasti yang membuat seseorang mengidap erotomania. Melansir Choosing Therapy, gangguan erotomania bisa terjadi karena berbagai faktor, misalnya:
- Isolasi sosial
Individu yang jarang berinteraksi sosial punya kecenderungan untuk mengembangkan skenario tertentu dalam kepalanya. Ketiadaan hubungan sosial akan membuat mereka sulit mengenyahkan delusi yang muncul sehingga keyakinan bahwa orang lain jatuh cinta padanya dapat bertahan, bahkan berkembang lebih jauh.
- Kepercayaan diri yang rendah
Kepercayaan diri yang rendah juga kerap diasosiasikan dengan munculnya delusi erotomania. Seseorang dengan kepercayaan diri rendah biasanya merasa tidak berharga atau tidak dapat dicintai. Hal ini membuat mereka memunculkan fantasi tentang seseorang yang jatuh cinta padanya. Dengan demikian, perasaan mereka menjadi sedikit lebih lega.
- Kesepian
Perasaan kesepian dan kebutuhan akan hubungan sosial dapat menyebabkan berkembangnya gangguan erotomania. Delusi yang muncul dapat dilihat sebagai upaya untuk melarikan diri atau mengatasi perasaan kesepian.
- Stres
Tingkat stres yang tinggi dapat mengganggu fungsi kognitif seseorang sehingga memengaruhi kemampuan berpikir rasional dan kritis. Stres juga dapat mendistorsi pola pikir yang menyebabkan munculnya delusi pada penderita erotomania.
- Perasaan ditolak
Penolakan yang dialami seseorang dapat berdampak pada kepercayaan diri yang membuat beberapa individu akhirnya mencari cinta dan pengakuan dari sumber lain. Mereka mungkin menemukan validasi ini dalam lewat delusi bahwa ada orang lain yang mencintainya.
- Masalah kesehatan mental
Erotomania juga dapat dipengaruhi oleh sejumlah masalah kesehatan mental lainya seperti skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan depresi mayor, atau gangguan kecemasan.
Gejala erotomania
Gejala paling jelas dari gangguan erotomania yaitu perhatian yang obsesif terhadap objek delusional. Pengidap erotomania juga meyakini bahwa objek delusionalnya kerap mengirimkan sinyal atau mencoba berkomunikasi dengan mereka secara rahasia.
Orang yang mengalami erotomania juga mungkin mencari informasi seputar objek delusionalnya dan mempelajari segala hal tentangnya.
Dalam kasus yang ekstrem, penderita erotomania dapat melakukan tindak kejahatan seperti menguntit, mencoba berkomunikasi terus-menerus, bahkan melakukan pelecehan dan perilaku merugikan lainnya.
KOMENTAR
Latest Comment