Fakta Banjir Libya, dari 2000 Lebih Korban Meninggal hingga Ditetapkan Hari Berkabung Selama 3 Hari

13 September 2023 20:09 WIB

Narasi TV

Pemandangan menunjukkan jalan rusak, setelah badai dahsyat dan hujan deras melanda Libya, di Derna, Libya 12 September. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori

Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan

Editor: Rizal Amril

Banjir bandang terjang Kota Derna, Libya pada Selasa (12/9/2023). Banjir tersebut menewaskan setidaknya 2.000 korban jiwa dan 10.000 orang lainnya dilaporkan hilang.

Derna sendiri merupakan kota pesisir di sebelah timur Libya dengan penduduk sebanyak 125.000 jiwa.

Melansir Reuters, banjir menyebabkan kawasan Derna hancur diterjang air, sejumlah jalan raya terputus akibat tumpukan mobil yang terbalik.

Menurut Menteri Penerbangan Sipil Libya Hichem Abu Chkiouat, para korban banjir bergeletakan di berbagai wilayah di Derna.

“Mayat-mayat tergeletak di mana-mana–di laut, di lembah, di bawah bangunan,” katanya pada Reuters setelah mengunjungi lokasi bencana.

Menurutnya, seperempat Kota Derna telah porak-poranda karena banjir bandang tersebut.

Terjadi setelah bendungan jebol

Banjir yang menyapu Kota Derna tersebut terjadi setelah bendungan di daerah tersebut jebol karena tak mampu membendung air.

Semenjak sepekan lalu, wilayah Libya memang tengah dilanda cuaca buruk. Hal tersebut merupakan bagian dari Badai Daniel yang tengah melanda Libya.

Raja Sassi (39), salah satu korban selamat, menyatakan mendengar ledakan tepat sebelum banjir bandang menerjang lingkungannya.

"Awalnya kami hanya mengira hujan lebat, tapi tengah malam kami mendengar ledakan besar dan ternyata bendungan jebol," katanya.

Raja Stassi berhasil mengevakuasi diri bersama istri dan anaknya ke lantai atas gedung rumahnya, namun ia menyatakan kehilangan anggota keluarga yang lain.

Menurut korban selamat lainnya, Mostafa Salem (39), banjir yang datang pada malam hari membuat orang-orang di sana tidak siap dengan bencana yang datang.

"Kebanyakan orang sedang tidur. Tidak ada yang siap," katanya.

Juru Bicara Tentara Nasional Libya (LNA) Ahmed Mismari mengungkapkan bendungan yang jebol menghanyutkan orang-orang pada malam tersebut.

"Ini menghanyutkan seluruh lingkungan beserta penduduknya ke laut," katanya, dikutip dari media lokal Libya Almostakbal TV

Tiga hari berkabung

Menghadapi bencana ini, Perdana Menteri Interim Libya Osama Hamad menyatakan tiga hari berkabung dan memerintahkan bendera dikibarkan setengah tiang. 

Institusi pendidikan dan toko-toko juga ditutup sebagai respons terhadap situasi tersebut.

Pihak berwenang di Libya telah melaporkan bahwa lebih dari 2.300 orang meninggal akibat banjir bandang di Derna. Sementara di Kota Bayda, korban tewas mencapai 46 orang. 

Juru bicara kantor Perdana Menteri Libya juga menyatakan bahwa lebih dari 5.000 orang hilang dan 7.000 lainnya mengalami luka-luka.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR