Menilik Proyek Eco City, Asal Mula Kerusuhan di Pulau Rempang

13 September 2023 15:09 WIB

Narasi TV

Perairan sekitar pulau Rempang. Sumber: Antara.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Rempang Eco City baru-baru ini menjadi salah satu bahan pembicaraan akibat menjadi penyebab kerusuhan antara warga dengan aparat pada 7 September lalu. Lalu apa itu Rempang Eco City?

Rempang Eco City adalah proyek kawasan ekonomi baru yang ada di kawasan Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Rencananya Rempang Eco City akan memiliki kawasan industri, kawasan perdagangan dan kawasan wisata terintegrasi.

Proyek ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional 2023. Hal ini diatur dalam Permenko Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2023 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional yang disahkan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto 28 Agustus 2023 lalu.

Rempang Eco City digarap oleh pemerintah pusat melalui kerjasama Badan Pengusaha Batam dan PT. Makmur Elok Graha. Nantinya, Rempang Eco City akan memiliki kawasan industri, kawasan perdagangan hingga wisata terintegrasi.

Proyek sejak 2004

Sejatinya, proyek ini sudah direncanakan sejak tahun 2004 lalu dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Perita Batam yang kemudian berganti nama menjadi Badan Pengusaha (BP) Batam dengan PT Makmur Elok Graha (MEG) yang merupakan anak perusahaan Grup Artha Graha.

Namun, proyek ini baru rilis 14 April 2023 lalu di kantor Menko Perekonomian diikuti dengan penyerahan SK HPL oleh Wakil Menteri ATR/BPN kepada BP Batam serta penyerahan Development Plan Rempang oleh Kepala BP Batam kepada PT MEG.

Pada 28 Juli 2023 lalu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia disaksikan Presiden Joko Widodo menandatangani MoU rencana investasi US$11,5 miliar dari Xinyi Glass di Chengdu, Tiongkok. Rencananya Xinyi Glass akan memproduksi Panel Surya menggunakan bahan dari dalam negeri dan diekspor melalui Batam.

Menurut laporan BP Batam, nilai investasi Rempang Eco City ditaksir mencapai Rp381 triliun hingga 2080. Rempang Eco City diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Batam dan kabupaten di sekitarnya. Pengembangan Rempang Eco City juga dapat menyerap 306.000 tenaga kerja.

17.000 hektar di tiga pulau

Dalam laporan yang sama, disebutkan luasan wilayah Rempang Eco City adalah 17.000 hektar yang mencakup tiga pulau yaitu Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Sempoko dengan masa konsesi 80 tahun. 

Dana senilai 400 miliar disiapkan untuk relokasi warga dua kelurahan yaitu Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate. Dengan anggaran tersebut, 2.600 kepala keluarga rencananya akan direlokasi ke sebidang tanah seluas 470 hektar di Kelurahan Sijantung, Pulau Galang. 

Di tanah tersebut rencananya akan dibangun rumah tipe 45 di atas tanah kavling seluas 500 meter persegi bagi masing-masing kepala keluarga. Namun, masyarakat menolak direlokasi hingga terjadi bentrokan antara masyarakat dengan tim terpadu di jembatan IV Barelang. Bentrokan terjadi akibat aparat yang akan memasang tapal batas dihadang warga. 

Dalam bentrokan tersebut, aparat yang menggunakan gas air mata yang menyebar hingga ke SMPN 22 Rempang dan menyebabkan beberapa siswa pingsan karena menghirup gas air mata. Sementara siswa dan guru dievakuasi menuju hutan dibelakang sekolah untuk menghindari gas air mata.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR