5 Fakta Kematian Rauf, Bocah yang Meninggal Dibunuh dan Dibuang Ibunya ke Sungai

13 Oktober 2023 13:10 WIB

Narasi TV

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Sumber: Antara.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Muhammad Rauf (13) meninggal dunia usai dianiaya ibu kandung, paman, dan kakeknya. Jenazahnya ditemukan di pinggir sungai Blok Sukatani, Indramayu, Jawa Barat pada Rabu (4/10/2023). Berikut sejumlah fakta kematian Rauf.

Kematian bocah asal Desa Parigimulya, Subang, Jawa Barat tersebut menuai atensi publik. Ia meninggal di tangan ibu kandungnya sendiri, Nurhani (43). Mirisnya, keluarga yang lain pun ikut terlibat dalam pembunuhan tersebut yaitu pamannya (S) dan kakeknya (W).

“Pelaku ini berpikir hendak mengantar korban ke rumah bapaknya yang berada di wilayah Bongas Indramayu. Ibu dan ayah korban diketahui sudah berpisah,”ujar Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar.

Berikut ini sejumlah fakta dan kronologi meninggalnya Rauf di tangan keluarganya sendiri:

  • Pulang setelah lama menggelandang

Peristiwa bermula pada Selasa (3/10/2023) malam. Rauf belakangan jarang pulang ke rumah dan hidup menggelandang. Saat itu, Rauf kembali ke rumah dan masuk melalui atap.

Kakeknya, W melihat aksi Rauf tersebut. Ia pun langsung menegur Rauf. Tak terima ditegur kakeknya, Rauf justru memukul kakeknya yang mengalami stroke. W membalas tindakan Rauf dengan memukul balik menggunakan gergaji.

  • Korban diikat dan disiksa

Ketika Rauf mencoba kabur, Nurhani datang dan menangkapnya. Ia membanting Rauf di atas tempat tidur kemudian menindihnya. Setelah dirasa aman, Nurhani menghubungi paman korban, S.

Nurhani mengaku sempat menyumpal mulut korban menggunakan boneka milik adiknya. Ia membenturkan kepala Rauf ke dinding dan kusen. Bahkan, ia juga memukul kepala Rauf menggunakan tongkat kayu milik kakeknya, pipa paralon, dan sebilah bambu pagar.

S datang ke rumah kakeknya. S langsung mengikat tubuh korban dan membawanya ke area dapur. Kemudian S meletakkan keponakannya yang tak berdaya di depan kamar.

  • Dibuang ke sungai hidup-hidup

Nurhani keluar rumah untuk meminjam motor tetangga. Ia ingin mengantar Rauf ke rumah ayahnya di Bongas, Indramayu. Di tengah jalan, Nurhani berubah pikiran dan membuang Rauf ke aliran irigasi sungai.

Kepada polisi, Nurhani menyebut anaknya masih bicara meski tubuhnya penuh luka. Ia mengatakan “Ma sakit Ma, Ma saya ngantuk Ma, capek Ma”. Alih-alih menggubris ucapan anaknya, Nurhani justru membuang Rauf ke sungai.

  • Warga tak dendam

Setelah orang tuanya bercerai, Rauf lebih banyak tinggal di jalanan. Ia memang tinggal di rumah kakeknya. Tapi, Rauf juga sering tinggal di pos ronda dan tempat umum lain.

Rauf yang seharusnya duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sampai harus putus sekolah. Tak jarang ia mengemis, mencuri makanan, hingga membobol kotak amal untuk menyambung hidupnya.

Meski begitu, tak ada warga yang dendam dengan Rauf. Ia dinilai sebagai anak yang baik lantaran suka membantu warga dan ikut gotong royong. Dalam salah satu video yang beredar, terlihat Rauf sedang membersihkan kandang milik salah seorang warga.

  • Ayah minta kasus diusut

Mendengar kematian anaknya, Dirno tak menyangka apa yang terjadi pada Rauf. Sejak berpisah dengan Nurhani, Dirno jarang sekali bertemu Rauf sehingga tak tahu apa yang terjadi selama ini antara anak dan ibunya.

Dirno mengaku terakhir bertemu Rauf setahun lalu. Menurutnya, Rauf tak melanjutkan pendidikan setelah lulus SD. Ketika bertemu, Rauf hanya meminta uang lalu pergi lagi.

“Saya sudah setahun lebih tak komunikasi dan belum pernah ketemu lagi sama anaknya,”ujar Dirno pada Kamis (5/10/2023) di pemakaman Desa Parigimulya, Subang, dikutip dari Kompas.

Dirno minta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kematian anaknya. Kini, polisi sudah mengamankan empat orang yang diduga kuat berkaitan dengan kasus pembunuhan Rauf. 

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR