Fakta Kontroversi Ghibilifikasi: Memahami Etika di Balik Penggunaan Teknologi Kreatif

1 Apr 2025 13:54 WIB

thumbnail-article

Hayao Miyazaki, salah satu pendiri Studio Ghibli yang mengkritik penggunaan AI untuk mentransformasi gambar menjadi animasi bergaya studio Ghibli. Sumber: timelinedaily.com.

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Teknologi kecerdasan buatan mengalami kemajuan signifikan dengan peluncuran model terbaru dari OpenAI, GPT-4o. Model ini memiliki kemampuan untuk tidak hanya menghasilkan teks, tetapi juga membuat gambar dengan berbagai gaya artistik, termasuk yang terinspirasi oleh Studio Ghibli. Fitur ini telah menciptakan fenomena baru yang disebut "Ghiblifikasi," yang merujuk pada proses mengubah foto biasa menjadi ilustrasi bergaya animasi khas Ghibli. Fenomena ini cepat menyebar di media sosial, di mana pengguna dengan semangat membagikan hasil karya AI mereka.

Ghiblifikasi merujuk pada teknik yang digunakan oleh pengguna AI untuk mentransformasi gambar sehari-hari menjadi karya seni dengan gaya yang mirip dengan film-film yang diproduksi oleh Studio Ghibli. Proses ini melibatkan penggunaan algoritma yang mampu mengidentifikasi elemen visual dalam suatu gambar dan kemudian menyesuaikannya dengan estetika khusus yang menjadi ciri khas karya Ghibli. Transformasi ini menarik perhatian publik dan menciptakan tren baru di dunia seni digital.

Sejak pengenalan kemampuan baru ini, beragam contoh karya seni AI dengan gaya Ghibli telah muncul di media sosial. Dari foto hewan peliharaan hingga pemandangan alam, pengguna media sosial memanfaatkan fitur ini untuk mengubah gambar-gambar mereka menjadi ilustrasi yang tampak seolah-olah diambil langsung dari film animasi. Hasilnya dapat viral dengan cepat, memicu minat yang meluas dan menciptakan dibahas tentang potensi dan implikasi dari penggunaan AI dalam seni.

Kontroversi di balik ghiblifikasi

Tindakan mengadopsi teknologi AI dalam menciptakan karya seni ala Studio Ghibli tidak luput dari kritik tajam, terutama dari Hayao Miyazaki, salah satu pendiri Studio Ghibli. Miyazaki mengungkapkan ketidakpuasan dan skeptisisme terhadap penggunaan AI dalam seni. Ia menyatakan bahwa eksperimentasi semacam itu merupakan penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan itu sendiri. Dengan pandangan yang mendalam terhadap seni, Miyazaki menolak untuk menggunakan teknologi ini dalam karya-karya animasinya.

OpenAI menyadari kontroversi yang muncul akibat peluncuran GPT-4o. Mereka menegaskan bahwa alat ini dirancang dengan mempertimbangkan etika dan hak cipta. OpenAI menerapkan pendekatan yang konservatif untuk mencegah peniruan gaya seniman yang masih hidup dan berkomitmen untuk menghormati karya seniman dengan memberikan opsi kepada kreator untuk menghapus karya mereka dari dataset pelatihan. Namun, langkah ini masih memicu pertanyaan mengenai implementasi dan efisiensinya dalam praktik.

Reaksi dari kalangan seniman juga beragam. Beberapa merasakan tekanan atas bagaimana AI mampu menghasilkan karya seni yang tampaknya menghabisi nilai-nilai kreativitas manusia. Seniman seperti Karla Ortiz mencurahkan perasaannya terhadap bagaimana teknologi ini bisa menjadi bentuk eksploitasi terhadap karya dan reputasi para seniman. Ortiz dan seniman lain mendesak agar ada perhatian lebih dari pihak-pihak terkait mengenai dampak yang ditimbulkan oleh tren Ghiblifikasi ini.

Isu etika dan hak cipta dalam AI

Salah satu isu paling penting yang muncul dari penggunaan teknologi AI seperti GPT-4o adalah potensi pelanggaran hak cipta. Pertanyaan muncul mengenai dasar hukum dari karya seni yang diciptakan oleh AI. Apakah penggunaan karya seniman untuk melatih AI tanpa izin dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta? Hal ini mendorong perdebatan mendalam tentang batasan penggunaan karya seni dalam konteks yang lebih luas.

Pakar hukum, Josh Weigensberg, menggarisbawahi pentingnya memahami batasan-batasan dalam konten yang dihasilkan oleh AI. Meskipun gaya seni secara umum tidak dapat dilindungi copyright, elemen-elemen spesifik dalam karya seni bisa menjadi subjek pelanggaran hukum. Weigensberg mengingatkan bahwa pengadilan dapat mempertimbangkan kesamaan antara karya AI dan karya asli, serta potensi kerugian bagi pencipta asli jika tidak ada izin yang diambil.

Karla Ortiz, seorang seniman profesional, baru-baru ini melayangkan gugatan terhadap developer AI atas dugaan pelanggaran hak cipta. Ia mengemukakan bahwa OpenAI telah mengeksploitasi karya seni Ghibli tanpa memberikan pengakuan yang tepat kepada penciptanya. Pengalaman Ortiz mencerminkan keresahan banyak seniman yang berjuang mempertahankan hak-hak mereka di era teknologi yang berkembang pesat.

Dampak dan implikasi ghiblifikasi

Ghiblifikasi membawa dampak yang signifikan pada industri seni, terutama bagi seniman tradisional. Adanya teknologi AI yang dapat menghasilkan karya seni dengan cepat dan biaya rendah diperkirakan dapat menurunkan nilai karya seni yang diciptakan secara manual. Seniman saat ini dihadapkan pada tantangan untuk menemukan cara baru dalam memasarkan dan melindungi karya mereka dalam ekosistem yang terus berevolusi.

Pandangan masyarakat terhadap integrasi AI dalam seni sebagian besar positif, dengan sebagian besar orang melihatnya sebagai alat inovatif untuk eksplorasi artistik. Namun, pertanyaan mengenai niat baik teknologi ini dalam menghormati dan melindungi hak seniman menjadi perhatian utama. Publik mulai lebih menyadari pentingnya menghargai hasil kerja kreatif dan hak cipta di tengah pesatnya kemajuan teknologi.

Masa depan penggunaan AI dalam seni akan tergantung pada bagaimana industri seni beradaptasi dengan teknologi baru. Kemungkinan untuk menciptakan kolaborasi antara seniman dan AI terdengar terjangkau, di mana seniman dapat menggunakan alat ini sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas. Namun, kejelasan mengenai regulasi hukum dan etika akan sangat penting untuk mencegah eksklusi dan pelanggaran terhadap hak seniman. Inovasi yang dilakukan di bidang ini perlu diperhatikan agar tetap memiliki nilai seni dan manusiawi.


 

 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER