Film-Film Netflix yang Bisa Membantumu Memahami Keputusan Korban KDRT

26 Oct 2022 21:10 WIB

thumbnail-article

Maid/ Netflix

Penulis: Rahma Arifa

Editor: Akbar Wijaya

Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan Rizky Billar kepada sang istri berakhir damai setelah Lesti Kejora memutuskan mencabut laporannya di Polres Jakarta Selatan.

Sebagian masyarakat mengkritik sikap Lesti tersebut dan bahkan menudingnya berdusta terkait kasus KDRT yang dilaporkan. 

Niwako Yamawaki dalam Journal of Interpersonal Violence 2013 menjelaskan korban kekerasan domestik memang sering kali sulit meninggalkan pasangannya.

Hal ini bukan semata disebabkan faktor eksternal seperti ekonomi, ketakutan akan hak asuh anak, atau stigma sosial. Tetapi, faktor internal dalam diri korban yang masih mempercayai cinta dan janji-janji manis pelaku kekerasan.

Selain itu, Zlatka Rakovec-Felser menulis dalam jurnal Health Psychology Research 2014 yang dirilis National Library of Medicine menjelaskan perasaan semacam itu muncul karena pola sikap pelaku kekerasan yang diselingi gestur penyesalan dan permintaan maaf.

Pelaku sering kali kembali dalam fase honeymoon untuk membuat korban melupakan kekerasan yang terjadi. Misalnya dengan memberikan hadian atau menunjukkan gestur dan kata-kata kebaikan yang dapat meluluhkan psikologi korban.

Namun pada kemudian hari pelaku akan melakukan lagi kekerasannya hingga menjadi siklus berulang.

Studi Yamawaki et al. (2013) menyebut menyalahkan korban yang kembali ke pasangannya hanya akan membuat korban merasa bersalah dan memperlambat proses penyembuhannya.

Dengan kata lain, korban mendapat "kekerasan sekunder" dari orang-orang yang menyalahkan keputusannya.

Di luar studi-studi tersebut, ada cara lain untuk memahami situasi psikologi korban KDRT yakni dengan menonton serial atau film yang tersedia di platform Netflix.

Apa saja?

Maid (2021)

Serial pendek ‘Maid’ menceritakan kehidupan seorang single mother bernama Alex yang mengalami kesulitan finansial dan problem kompleks individual setelah berpisah dari pasangannya.

Film ini menggambarkan betapa dilematisnya korban KDRT yang mencoba menjalani kehidupan baru.

Serial ini juga menggambarkan kegagalan sistem penanganan dan pendampingan korban kekerasan yang sangat menyulitkan korban beradaptasi.

Berlin Syndrome (2017)

Dua pemuda, Clare dan Andi bertemu pada suatu malam di Jerman. Namun, esok harinya Clare menyadari bahwa ia dikunci dalam apartemen Andi dan tidak bisa melarikan diri.

Dalam film ini, tembok dalam apartemen Andi menggambarkan sebuah metafor dari penjara psikologis yang dialami korban kekerasan.

Clare yang tidak bisa menemukan solusi pada akhirnya memilih untuk menyesuaikan hidup dalam perangkap Andi.

Unbelievable (2019)

Serial pendek dengan suasana gelap dan mencekam ini menceritakan kisah nyata tentang seorang remaja yang mengalami pemerkosaan di tempat tinggalnya.

Penonton akan mendapat gambaran dilema dan tekanan psikologis Marie dalam proses pelaporan kasusnya. Berbagai kerumitan proses, ancaman, dan respon negatif orang sekitar banyak menjadi faktor keraguan saat korban mencari keadilan.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER