25 Juli 2023 15:07 WIB
Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan
Editor: Rizal Amril
Miliarder Elon Musk baru-baru ini menyatakan akan mengubah nama dan logo Twitter menjadi X. Namun hal tersebut berpotensi membuat perusahaannya dituntut atas pelanggaran hak cipta.
Rencana tersebut diungkapkan pemilik Twitter tersebut melalui sebuah twit pada Minggu (23/07/2023).
"Segera kita akan mengucapkan selamat tinggal pada merek Twitter dan, secara bertahap, pada semua burung," tulis pemilik perusahaan SpaceX tersebut.
Sehari setelahnya, pada Senin (24/07), X.com menjadi alamat web yang langsung mengarah ke laman Twitter.
Logo burung biru pada tampilan web juga berubah menjadi "X" dengan warna hitam-putih, meskipun logo burung biru masih dipertahankan dalam tampilan aplikasi mobile.
Perubahan logo tersebut menuai beragam tanggapan. Tak sedikit yang dibuat bingung dengan keputusan Musk mengubah logo Twitter yang sudah sangat ikonik tersebut.
"Hanya ada beberapa merek dagang yang telah menjadi kosakata tersendiri atau dirujuk oleh outlet berita di dunia seperti Twitter," kata Matt Rhodes, Chief Strategy Officer House 337 yang bekerja di bawah Sky News.
Apa yang dikatakan Rhodes tidak berlebihan. Di Indonesia, kata twit merupakan kosakata resmi bahasa Indonesia yang terdaftar di KBBI. Kata tersebut merujuk pada tweets yang digunakan untuk menamai unggahan di Twitter.
Menurut Rhodes, hal tersebut berisiko mempersulit orang untuk menemukan atau membuka aplikasi karena sudah terlanjur terbiasa dengan logo burung biru yang khas.
"Itu berisiko merusak penggunaan," kata Rhodes, dikutip dari Reuters.
Selama dua dekade terakhir, huruf “X” hampir selalu ada di setiap nama perusahaan yang sedang dikelola oleh Elon Musk.
Seperti X.com, yang merupakan nama layanan transaksi digital sebelum berganti nama menjadi Paypal; perusahaan antariksa SpaceX; dan Tesla model X.
Terbaru, tentu saja, penggantian nama dan logo Twitter menjadi X.
Terkait dengan alasan kenapa Elon Musk tampak condong ke X, dalam cuitannya ia mengaku suka terhadap X.
"Tidak yakin petunjuk halus apa yang mengarahkannya, tapi saya suka huruf X," tulis Musk pada Minggu (23/07).
Melansir Reuters, perubahan nama Twitter menjadi X tersebut berkaitan dengan keinginan Musk membuat sebuah super app, seperti WeChat di Tiongkok.
Linda Yaccarino, CEO baru Twitter, menyatakan bahwa perusahaan Twitter akan mulai mengembangkan fitur baru dalam hal audio, video, perpesanan, pembayaran, hingga perbankan.
Melihat langkah Elon Musk tersebut, CEO Battenhall perusahaan konsultan media sosial, mengungkapkan bahwa perubahan nama Twitter lebih masuk akal jika dipandang dalam kerangka pengembangan aplikasi, alih-alih rebranding.
"Ini [perubahan nama] lebih ke pembuatan merek dagang di sekeliling kerajaan Elon Musk, termasuk SpaceX, di mana huruf X pada merek menghubungkan semuanya," katanya.
Keputusan Twitter mengubah nama menjadi X sebenarnya berisiko mendapatkan tuntuntan terkait hak cipta.
Hal tersebut dikarenakan banyak perusahaan yang menggunakan huruf X sebagai hak milik intelektual dalam berbagai produk yang diciptakan.
Sebagai contoh, Meta dan Microsoft memiliki hak intelektual untuk menggunakan huruf X sebagai merek dagang produk mereka. Sejak 2003, Microsoft memiliki merek dagang X dalam Xbox.
Menurut Josh Gerben, pengacara khusus hak paten, mengklaim terdapat hampir 900 merek dagang aktif di Amerika yang menggunakan huruf X dalam berbagai wilayah industri.
"Ada 100 persen kemungkinan bahwa Twitter akan mendapatkan tuntutan dari orang lain [terkait hak cipta]," kata Gerben, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, kasus serupa juga pernah terjadi dalam kasus perubahan nama Facebook menjadi Meta.
Meta milik Mark Zuckerberg dituntut oleh dua perusahaan karena penggunaan nama Meta, yakni oleh perusahaan investasi bernama Metacapital dan perusahaan virtual-reality bernama MetaX.
KOMENTAR
Latest Comment