Hari Kesehatan Sedunia, Saatnya Melihat Fakta Ketidakadilan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

7 April 2023 08:04 WIB

Narasi TV

Poster peringatan Hari Kesehatan Sedunia. Sumber: Freepik.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Hari Kesehatan Sedunia diperingati pada hari Jumat, 7 April 2023. Hari tersebut untuk mengingatkan kita tentang pentingnya kesehatan dan medis, serta menjadi perayaan didirikannya World Health Organization (WHO).

Tema Hari Kesehatan Sedunia tahun 2023 ini adalah “Health for All” yang berarti kesehatan untuk semua. Tema ini sebagai refleksi atas keberhasilan masyarakat meningkatkan kualitas hidup selama tujuh dekade terakhir.

WHO juga mengingatkan bahwa hak kesehatan adalah hak asasi manusia. Setiap orang harus memiliki akses pelayanan kesehatan kapanpun dan dimanapun mereka membutuhkan.

Peringatan berdirinya WHO

World Health Organization (WHO) berdiri pada tanggal 7 April 1948. Organisasi tersebut bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat internasional.

Menurut sejarahnya, para pejabat asal Brazil dan China pertama kali mengusulkan pembentukan organisasi kesehatan internasional pada Desember 1945.

Pada Juli 1946, pembentukan konstitusi WHO pun disetujui di New York. Konstitusi tersebut berlaku pada 7 April 1948 setelah 61 negara menandatangani perjanjian pendirian WHO.

Masalah kesehatan di Indonesia

Selain pandemi Covid-19, Indonesia juga dihadapkan dengan beberapa penyakit yang sempat menyerang sepanjang tahun 2022. Penyakit tersebut diantaranya adalah penyakit mulut dan kuku (PMK), gangguan ginjal akut misterius pada anak, dan cacar monyet (monkeypox).

Pada awal Oktober 2022, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan lonjakan kasus gangguan ginjal pada anak. Bahkan dari 245 kasus, 141 anak meninggal dunia.

Kasus gangguan ginjal diduga akibat senyawa obat yang berbahaya pada anak. Buntut dari kasus tersebut adalah ditariknya beberapa obat-obatan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Selain penyakit menular, pemerintah juga harus memperhatikan penyakit tidak menular (PTM) yang terus mengalami peningkatan sejak tahun 2010. Mengingat bahwa PTM menyumbang beban penyakit katastropik seperti jantung, gagal ginjal, kanker, dan stroke.

Ketidakadilan akses layanan kesehatan

Walaupun sistem kesehatan di Indonesia sudah mengalami kemajuan, nyatanya ini tidak sebanding dengan akses pelayanan kesehatannya.

Masih ada sebagian masyarakat yang belum menikmati manfaat akses pelayanan kesehatan dari pemerintah. Apalagi bagi mereka yang berada di pedesaan atau daerah terpencil.  Belum lagi jika bicara tentang ketidakadilan pelayanan terhadap pasien BPJS dengan pasien umum yang masih sering dikeluhkan.

Beberapa faktor yang menyebabkan budaya keselamatan pasien belum sepenuhnya diterapkan di rumah sakit adalah sebagai berikut:

  • Rendahnya tingkat kepedulian petugas kesehatan terhadap pasien.
  • Beban kerja petugas kesehatan yang cukup berat, terutama perawat.
  • Masih ada petugas kesehatan yang hanya mementingkan materi atau keuntungan tanpa mengindahkan keselamatan pasien.
  • Lemahnya pengawasan dari Dinas Kesehatan terhadap petugas kesehatan.

Menanggapi buruknya pelayanan terhadap kesehatan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menghimbau agar apapun yang membuat masyarakat tidak nyaman di tempat pelayanan kesehatan harus dibenahi. Hal ini sebagai wujud implementasi 6 pilar transformasi kesehatan.

6 pilar transformasi kesehatan tersebut di antaranya adalah:

  1. Transformasi Layanan Primer
  2. Transformasi Layanan Rujukan
  3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
  4. Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan
  5. Transformasi SDM Kesehatan
  6. Transformasi Teknologi Kesehatan

Selamat hari Kesehatan Sedunia. Semoga akses kesehatan di negeri ini dan di manapun semakin mudah didapat oleh siapapu

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR