13 November 2023 13:11 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Kasus revenge porn (pornografi balas dendam) adalah salah satu bentuk kekerasan seksual yang terjadi melalui media sosial. Pelaku akan menyebarkan konten intim tanpa persetujuan korban. Lantas, bagaimana jika seseorang mengalami peristiwa ini? Berikut hotline ancaman revenge porn.
Istilah revenge porn sebenarnya lebih tepat disebut non-consensual disseminate intimate image (NCII). Sebab, tak semua pelaku penyebaran memiliki motif balas dendam.
Kata “revenge” cenderung menyalahkan korban. Ia seolah pantas mendapat ancaman penyebaran konten intim atas “kesalahan” yang diperbuat. Sementara kata “porn” juga memberi kesan pada konten tersebut untuk menjadi konsumsi publik.
NCII termasuk bentuk kekerasan berbasis gender online (KBGO) yang banyak ditemui. Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan 2023, sebanyak 869 kasus KBGO terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2022. Angka ini memang mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Namun, bukan berarti kasusnya semakin berkurang.
KBGO tak melulu soal kedekatan dengan teknologi dan akses internet. Lebih dari itu, ada relasi kuasa dalam hubungan yang memposisikan seseorang sebagai superior dan inferior. Pelaku bisa saja mengancam dan mengintimidasi korban agar menuruti keinginannya. Jika tidak, maka foto atau video intimnya akan disebarkan tanpa persetujuan.
Kategori NCII
Melansir AwasKBGO, berikut beberapa tindakan yang dapat dikategorikan sebagai NCII:
Hotline ancaman KBGO
Jika kamu atau orang di sekitar mengalami NCII atau KBGO, kamu dapat menghubungi hotline berikut ini:
https://bit.ly/PengaduanKomnasPerempuan
Hotline: 021-80305399
https://instagram.com/purplecode_id
WhatsApp: 08118436633
Email: [email protected]
WhatsApp: 081388822669
Demikian informasi mengenai NCII serta hotline aduan kasus kekerasan berbasis gender online yang bisa diakses. Sembari menunggu aduan direspons, kamu bisa mengumpulkan bukti-bukti kekerasan guna memudahkan pelaporan. Semoga bermanfaat!
KOMENTAR
Latest Comment