Hukum bacaan mad far'i adalah salah satu jenis hukum bacaan mad dalam ilmu tajwid yang perlu diketahui umat Islam untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
Sebagai salah satu jenis mad, hukum bacaan mad far’i mengatur panjang pendeknya bunyi huruf dengan harakat tertentu.
Mempelajari mad far’i penting bagi seluruh muslim karena kesalahan melafalkan panjang pendeknya bunyi ayat Al-Qur’an dapat mengubah seluruh makna yang dikandung ayat tersebut.
Untuk lebih jelasnya, berikut pengertian mad far’i dan juga beberapa contoh bacaanya di dalam Al-Qur’an yang bisa kamu pelajari.
Hukum bacaan mad far'i
Secara bahasa, mad berarti panjang, sementara far’i bermakna cabang. Secara istilah, mad far’i adalah hukum memanjangkan lafal huruf mad dikarenakan adanya hamzah, sukun, tasydid, atau waqaf.
Panjang bacaan mad far'i yaitu dua setengah (2 ½) alif atau sama dengan 2, 4, atau 6 harakat.
Berdasarkan susunannya, hukum bacaan mad far’i terbagi menjadi 13 jenis, yaitu:
1. Mad far'i karena hamzah:
- Mad wajib muttasil,
- Mad jaiz munfasil,
- Mad badal,
- Mad shilah.
2. Mad far’i karena sukun:
- Mad layyin,
- Mad lazim mukhaffaf kilmi.
3. Mad far'i karena tasydid:
- Mad lazim mutsaqqal kilmi,
- Mad lazim mutsaqqal harfi,
- Mad lazim musyabba,
- Mad farqi.
4. Mad far'i karena waqaf:
- Mad iwad,
- Mad aridh lissukun.
Contoh mad far'i
Hukum bacaan mad far’i dapat terlihat dalam beberapa contoh berikut ini.
1. Contoh pertama:
اَلشِّتَآءِ
Alasan: terdapat bacaan mad thobi’i bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kalimat sehingga dibaca panjang 5 harakat atau 2 setengah alif.
2. Contoh kedua:
الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ
Alasan: terdapat bacaan mad thobi’i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat sehingga dibaca panjang 5 harakat atau 2 setengah alif, boleh juga dibaca 2 harakat atau 1 alif.
3. Contoh ketiga:
مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗ
Alasan: terdapat bacaan mad shilah thawilah bertemu dengan huruf hamzah ( ء , أ ) dalam satu kalimat sehingga boleh dibaca panjang 5 harakat atau 2 setengah alif maupun 2 harakat atau 1 alif.
4. Contoh keempat:
وَلَاالضَّآلِّيْنَ
Alasan: terdapat bacaan mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu kalimat sehingga dibaca dengan panjang 6 harakat atau 3 alif pada saat membaca huruf yang bertasydid kemudian diteruskan membaca huruf berikutnya.
5. Contoh kelima:
قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ
Alasan: terdapat bacaan mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid pada dua kalimat atau lain kalimat sehingga dibaca panjang 6 harakat atau 3 alif.