4 Desember 2023 12:12 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
International Standard Book Number (ISBN) adalah nomor identitas yang digunakan dalam penerbitan buku di Indonesia. Biasanya ISBN terdiri dari 13 digit angka unik yang berbeda. Pihak yang memberikan ISBN adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
ISBN terdiri atas lima bagian yang dipisahkan dengan tanda hyphen (-). Misalnya adalah ISBN 978-602-8519-93-9. Maka, berikut struktur pembagiannya:
Angka ISBN bisa ditemukan di bagian bawah sampul belakang (back cover), di balik halaman judul atau copyright, dan pada bagian punggung buku tebal jika memungkinkan untuk dicantumkan.
Selain buku, ISBN juga diberikan untuk memberi nomor pada terbitan braille, peta, film, video, audiobooks (CD, kaset, dan DVD), terbitan elektronik, publikasi internet, dan semua file yang mengandung tulisan.
Fungsi ISBN di antaranya:
Indonesia krisis ISBN
Belakangan ini, media sosial X (Twitter) tengah diramaikan dengan krisis ISBN. Banyak warganet mengeluh soal banyaknya buku yang tak layak terbit sebagai buku cetak, tetapi memiliki ISBN.
Sebut saja buku-buku seperti fan-fiction, web novel, dan buku terbitan pribadi (self publish). Buku-buku inilah yang menjadi penyebab krisis ISBN. Pasalnya, jenis buku tersebut sebenarnya tak perlu mendapat ISBN. Warganet menilai nomor ISBN menjadi sia-sia karena digunakan pada novel yang tidak jelas.
Melansir Tirto, lembaga penerbitan Universitas Sebelas Maret, UNS Press membenarkan soal krisis ISBN. Hal ini dipicu dari penerbitan masif yang terjadi selama pandemi COVID-19 pada 2020 lalu.
Apa itu krisis ISBN? Krisis ISBN berarti kondisi ketika nomor ISBN suatu negara yang terbatas jumlahnya menjadi berkurang secara drastis. Penyebabnya adalah angka penerbitan buku ber-ISBN dalam waktu singkat yang cukup tinggi.
Kondisi ini berdampak pada buku lain yang belum terbit. Mereka kesulitan memeroleh ISBN sehingga penerbitannya terpaksa ditunda atau dibatalkan.
Krisis ISBN lantas menjadi sorotan bagi Badan ISBN London yang menemukan jumlah penerbitan buku tak wajar di Indonesia. Pihaknya menemukan sebanyak 208.191 buku ber-ISBN terbit di Indonesia sepanjang tahun 2020 hingga 2021.
Data Perpusnas juga menyebut sebanyak 728.389 buku terbit dengan ISBN per tahun 2023. Jumlah ini sangatlah banyak, mengingat ketersediaan nomor ISBN dalam negeri terbatas. Saat ini, hanya tersisa 270.000 nomor ISBN saja yang tersedia di Indonesia hingga tahun 2027.
Dampak krisis ISBN
Krisis ISBN menjadi sesuatu yang cukup serius. Pasalnya, nomor ISBN digunakan untuk pengendalian distribusi dan identifikasi buku terbitan. Nomor ini memudahkan toko buku, pedagang grosir, distributor, perpustakaan, dan lembaga penerbitan untuk mengendalikan stok buku.
Belum lagi jika kita bicara tentang penyalahgunaan ISBN untuk produk kurang relevan seperti pakaian dan souvenir. Dalam beberapa kasus, ISBN juga hanya digunakan sebagai alat sensor di perpustakaan atau toko buku tertentu.
ISBN memang tak akan memengaruhi legalitas buku untuk dijual. Hanya saja buku dan produk tersebut tak akan tercatat dalam sistem nasional. Mengingat satu ISBN hanya untuk satu judul buku saja.
KOMENTAR
Latest Comment