Jadwal Fenomena Langit Astronomi 2024: Hujan Meteor, Gerhana, Supermoon

23 Mei 2024 22:05 WIB

Narasi TV

Samer Daboul / Pexels

Penulis: Narasi

Editor: Narasi

Tahun 2024 menjanjikan pertunjukan langit yang memukau bagi para pencinta astronomi dan siapa pun yang terpesona oleh keindahan alam semesta. Dari hujan meteor yang mempesona hingga gerhana yang langka, inilah panduan lengkap untuk fenomena langit yang akan menghiasi tahun ini:

Musim Dingin (Januari - Maret)

  • 3 Januari: Perihelion Bumi. Bumi mencapai titik terdekatnya dengan Matahari dalam orbit elipsnya. Meskipun tidak terlihat secara langsung, peristiwa ini memengaruhi panjang musim dan intensitas sinar matahari.
  • 25 Januari: Konjungsi Bulan dan Jupiter. Saksikan Bulan sabit yang indah berdampingan dengan planet raksasa Jupiter di langit malam.

Musim Semi (April - Juni)

  • 8 April: Gerhana Matahari Total. Sayangnya, gerhana ini tidak terlihat di Indonesia. Namun, bagi pengamat di Amerika Utara, ini adalah kesempatan langka untuk menyaksikan Matahari tertutup sepenuhnya oleh Bulan.
  • 22-23 April: Puncak Hujan Meteor Lyrids. Hujan meteor ini terkenal dengan meteor-meteor cepat dan terangnya yang berasal dari debu komet Thatcher.
  • 6 Mei: Bulan Baru Mikro. Bulan berada pada titik terjauh dari Bumi dalam orbitnya, sehingga tampak lebih kecil dari biasanya.
  • 5-6 Mei: Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids. Hujan meteor ini menghasilkan hingga 60 meteor per jam pada puncaknya, berasal dari debu komet Halley.
  • 23 Mei: Bulan Purnama "Flower Moon". Bulan purnama di bulan Mei ini dinamai demikian karena bertepatan dengan mekarnya bunga-bunga musim semi.

Musim Panas (Juli - September)

  • 12-13 Agustus: Puncak Hujan Meteor Perseids. Salah satu hujan meteor paling populer, Perseids terkenal dengan meteor-meteornya yang cerah dan sering meninggalkan jejak cahaya.
  • 18 Agustus: Blue Moon. Fenomena langka di mana terjadi dua bulan purnama dalam satu bulan kalender.

Musim Gugur (Oktober - Desember)

  • 17 Oktober: Supermoon. Bulan purnama ini tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya karena berada pada titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbitnya.
  • 13-14 Desember: Puncak Hujan Meteor Geminids. Hujan meteor Geminids terkenal dengan meteor-meteornya yang berwarna-warni dan berlimpah, berasal dari asteroid 3200 Phaethon.
  • 26 Desember: Gerhana Matahari Cincin. Gerhana ini akan terlihat sebagai gerhana sebagian di sebagian besar wilayah Indonesia.

Tips Mengamati Fenomena Langit:

  • Cari tempat gelap: Jauhi polusi cahaya perkotaan untuk melihat bintang dan objek langit lainnya dengan lebih jelas.
  • Gunakan aplikasi atau peta bintang: Aplikasi seperti Stellarium atau SkyView dapat membantu Anda mengidentifikasi bintang, planet, dan rasi bintang.
  • Bawa perlengkapan yang tepat: Teropong atau teleskop akan meningkatkan pengalaman pengamatan Anda, terutama untuk objek redup seperti galaksi dan nebula.
  • Kenakan pakaian hangat: Malam hari bisa menjadi dingin, bahkan di musim panas.
  • Bersabarlah: Beberapa fenomena langit, seperti hujan meteor, membutuhkan waktu dan kesabaran untuk dinikmati sepenuhnya.

Nikmati keindahan langit malam dan biarkan diri Anda terpesona oleh keajaiban alam semesta!

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR