17 November 2023 15:11 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Kasus penipuan tiket konser Coldplay masih ramai dibicarakan sampai hari ini. Meski kasus penipuan oleh calo tiket marak diberitakan, tetapi jasanya masih dicari dan selalu laku keras. Lantas, apa kekurangan dan kelebihan membeli tiket konser melalui calo?
Sehari pasca konser Coldplay di Jakarta, euforia penonton masih terasa sampai sekarang. Perbincangan soal konser band asal Inggris tersebut juga masih hangat, khususnya terkait penipuan tiket konser Coldplay. Korbannya tak hanya satu dua orang saja, melainkan mencapai ratusan.
“Hidup lagi capek-capeknya, dapat kabar adik sendiri kena tipu tiket Coldplay,”tulis salah seorang pengguna X pada Selasa (14/11/2023).
Cuitan tersebut hanyalah satu dari sekian banyak pembeli tiket konser yang tertipu. Nominal kerugiannya pun beragam. Jika ditotal keseluruhan bisa mencapai miliaran rupiah. Tak heran jika polisi pun turun tangan menangani kasus ini.
Polres Metro Jakarta Pusat bersama panitia konser Coldplay sampai harus membuka posko aduan terkait penipuan dan pemalsuan tiket konser Coldplay. Tak hanya menuntut keadilan, penonton juga bersikeras agar uangnya kembali, mengingat harga tiket relatif mahal.
Kasus penipuan tiket konser oleh calo adalah sebuah lagu lama. Kendati begitu, keberadaan calo masih eksis karena ada pasarnya. Harga yang ditawarkan oleh calo pun beragam, ada yang lebih murah, sama, atau malah lebih mahal dibanding harga tiket aslinya.
Ada berbagai modus yang dilakukan calo. Mulai dari memborong di awal kemudian menjualnya dengan harga tinggi atau menunggu tiket datang dari orang-orang yang tak jadi menonton konser. Yang terpenting tiket bisa laku, pembeli bisa menonton, dan tak merugikan promotor.
Kelebihan dan kekurangan
Fenomena calo di Indonesia sudah ada sejak tahun 1980-an. Mereka akan selalu ada di setiap konser, pertandingan olahraga, dan acara-acara lainnya. Keberadaannya tak akan dipandang negatif selama tidak melakukan penipuan dan masih menembak harga tiket dalam batas wajar.
Mengutip CNNIndonesia, akademisi Manajemen Konser dan Festival Universitas Pelita Harapan (UPH), Yosie Revie Pongoh menyampaikan pandangan soal eksistensi calo. Fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara-negara lainnya.
“Kalau calo yang dalam rangka menawarkan jasa, untuk memudahkan pelanggan, ya sebenarnya tidak ada masalah,”ucap Revie.
Beberapa pihak justru merasa diuntungkan dengan adanya calo. Mereka tetap bisa mendapatkan tiket ketika statusnya sudah sold out di situs resmi. Mimpi mereka untuk menonton band atau penyanyi kesukaannya secara langsung pun dapat terwujud.
Namun, pembeli juga tetap harus curiga dan waspada dengan calo. Tak semua calo bisa bertanggung jawab. Ada pula calo yang melakukan penipuan dan meraup keuntungan dalam waktu cepat. Kekurangan membeli tiket konser melalui calo di antaranya:
Sayangnya, nama “calo” sudah terlanjur buruk karena ulah orang-orang yang tak bertanggung jawab. Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menindak calo tiket konser. Hal ini bertujuan agar musisi internasional mau menggelar konser di Indonesia.
“Diharapkan praktik-praktik pencaloan dapat dicegah dan ditindak tegas sejak awal,”ujar Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu pada Kamis (29/6/2023), dikutip dari Bisnis.com.
KOMENTAR
Latest Comment