Korut Mengutuk DK PBB dan Mengancam Akan Luncurkan Lebih Banyak Satelit Mata-Mata

5 Juni 2023 16:06 WIB

Narasi TV

Sebuah foto menunjukkan apa yang tampak sebagai roket Chollima-1 baru Korea Utara yang diluncurkan di Kabupaten Cholsan, Korea Utara, 31 Mei 2023. Gambar ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara dan diambil dari video. KCNA via REUTERS

Penulis: Rusti Dian

Editor: Rizal Amril

Korea Utara mengecam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) atas “tuntutan perampokan” dari Amerika Serikat (AS). Pihak Korut berjanji akan menolak sanksi dan mengambil tindakan membela diri.

“Saya sangat tidak senang bahwa DK PBB begitu sering meminta pertanggungjawaban DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) atas pelaksanaan haknya sebagai negara berdaulat atas permintaan AS,” ujar adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong pada Minggu (04/05/2023), dikutip dari Reuters..

Ia juga mengutuk keras dan menolak segala bentuk campur tangan dan bias dalam urusan internal yang melanggar kedaulatan Korea Utara. 

Menurutnya, Korea Utara memiliki hak membela diri dari ancaman AS dan sekutunya yang meningkatkan ketegangan dengan melakukan latihan militer.

Sebelumnya dikabarkan bahwa AS menyerukan pertemuan dengan DK PBB. Pertemuan ini untuk membahas upaya Korea Utara menempatkan satelit mata-mata pertama di orbit. 

Walaupun peluncurannya gagal, namun AS meminta agar PBB tetap menggelar pertemuan untuk membahas aksi Korut tersebut.

AS menyatakan bahwa peluncuran satelit tersebut menggunakan teknologi rudal balistik yang melanggar resolusi DK PBB. 

Program nuklir dan rudal Korut juga dianggap membahayakan dan mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Pertemuan DK PBB ini akan dilakukan bersama Albania, Ekuador, Perancis, Jepang, Malta, dan Inggris.

Sebut PBB pelengkap politik AS

Adik Kim Jong Un sekaligus pejabat senior partai berkuasa di Korut, Kim Yo Jong menyebut Dewan PBB sebagai “pelengkap politik” Amerika Serikat. Hal tersebut dikarenakan DK PBB mengikuti “permintaan layaknya gangster” Amerika.

Selain itu, Kim Yo Jong juga menuduh PBB bersikap diskriminatif dan kasar terhadap Korea Utara. 

Menurutnya, ribuan satelit yang diluncurkan negara lain sudah beroperasi di antariksa. Langkah peluncuran satelit mata-mata Korut ini adalah tindakan yang sah untuk menanggapi ancaman militer.

“Logika yang tidak masuk akal bahwa hanya DPRK yang tidak boleh melakukannya sesuai dengan ‘resolusi’ (DK PBB) yang melarang penggunaan teknologi roket balistik terlepas dari tujuannya, meskipun negara lain melakukannya,” jelas Kim Yo Jong.

Siap luncurkan lebih banyak satelit

Pyongyang sebagai pihak yang membuat satelit mata-mata mengklaim bahwa satelit sangat diperlukan untuk melacak, memantau, dan mengatasi langsung tindakan militer berbahaya dari AS dan sekutunya.

Sayangnya, satelit bernama ‘Malligyong-1’ gagal diluncurkan lantaran jatuh ke barat Semenanjung Korea. 

Menurut Korea Central News Agency (KCNA), roket yang membawa satelit tersebut gagal mencapai orbit. 

Roket ini kehilangan daya dorong akibat awal abnormal dari mesin tahap dua setelah pemisahan dari tahap pertama.

“Otoritas terkait akan menyelidiki secara menyeluruh kerusakan serius yang terungkap dalam peluncuran satelit,”menurut laporan KCNA.

Setelah penyelidikan selesai, otoritas terkait akan mengambil langkah-langkah ilmiah dan teknologi. 

Dengan demikian peluncuran kedua dapat secepat mungkin dilakukan. Bahkan Korut juga mengklaim pihaknya siap meluncurkan lebih banyak satelit mata-mata.

“Kami siap untuk melakukan apa saja demi mempertahankan kedaulatan dan kepentingan Korea Utara,”ujar Kim Yo Jong dalam pernyataannya di KCNA.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR