Mengulik Profil Erdogan: Sosok Presiden Turki yang Terpilih untuk Ketiga Kalinya

29 May 2023 21:05 WIB

thumbnail-article

Foto Recep Tayyip Erdogan. REUTERS/Umit Bektas

Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan

Editor: Rizal Amril

Recep Tayyip Erdogan baru saja memenangkan pemilihan Presiden Turki dan memperpanjang masa jabatannya sebagai Presiden Turki untuk ketiga kalinya.

Melansir Reuters, Erdogan berhasil meraih 52,1 persen suara dalam Pemilu Presiden Turki 2023.

Sementara lawan Erdogan dalam pemilu tersebut, Kemal Kilicdaroglu, meraih 47,9 persen suara.

Pemilu Turki 2023 juga disebut telah membelah opini publik Turki dan membuat polarisasi di Negara Gerbang Timur tersebut meningkat tajam.

Kemenangan Erdogan dalam Pemilu 2023 juga membuatnya menjadi pemimpin Turki terlama yang menjabat setelah Mustafa Kemal Ataturk yang menjabat di awal abad 20.

Profil Erdogan

Sosok Erdogan semakin dikenal di dunia internasional sejak ia pertama kali terpilih sebagai Presiden Turki ke-12 pada tanggal 10 Agustus 2014.

Erdogan lahir pada tanggal 26 Februari 1954 di Istanbul, Turki. Pendidikan dasarnya dijalani di Kasimpasa Piyale Primary School, di mana ia lulus pada tahun 1965.

Ia melanjutkan pendidikan menengahnya di Istanbul Imam Hatip School, sebuah sekolah menengah vokasional berbasis agama, dan lulus pada tahun 1973.

Setelah itu, Erdogan meraih diploma dari Eyup High School dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Ekonomi dan Administrasi Universitas Marmara, lulus pada tahun 1981.

Selama periode antara tahun 1969 dan 1982, Erdogan juga aktif bermain sepak bola, pengalaman yang mengajarkannya tentang semangat tinggi dan kerja tim yang baik.

Sejak masa mudanya, profil Erdogan telah menunjukkan minatnya dalam dunia politik. 

Pada tahun 1976, ia terpilih sebagai ketua cabang pemuda dari Partai Penyelamatan Nasional (MSP) yang beraliran Islam di distrik Beyoglu, Istanbul.

Erdogan memegang jabatan ketua di cabang pemuda Istanbul hingga tahun 1980, ketika terjadi kudeta militer yang mengakibatkan pembubaran partai-partai politik.

Pada tahun 1983, Erdogan kembali ke dunia politik melalui Partai Kesejahteraan yang baru dibentuk. Pada tahun berikutnya, ia menjadi kepala distrik Beyoglu dari partai tersebut di kota Istanbul.

Menjadi wali kota dan masuk penjara

Pada pemilihan lokal tahun 1994, Erdogan terpilih sebagai walikota Kota Metropolitan Istanbul. Selama masa kepemimpinannya sebagai walikota, ia berhasil mengatasi masalah-masalah kronis yang dihadapi Istanbul dengan keahliannya dalam berpolitik.

Erdogan mengutamakan kerja tim, manajemen sumber daya manusia, dan masalah keuangan. Ia berhasil mengatasi masalah kekurangan air dengan membangun saluran air baru sepanjang kilometer.

Masalah sampah juga ditangani dengan membangun fasilitas daur ulang modern. Begitu pula dengan masalah polusi udara, Erdogan menjalankan proyek gas alam untuk mengatasinya.

Namun, pada tanggal 12 Desember 1997, saat berada di Siirt, Erdogan membacakan sebuah puisi di depan publik. Puisi tersebut diambil dari sebuah buku yang direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.

Akibat pembacaan puisi ini, ia dijatuhi hukuman penjara yang mengakhiri masa jabatannya sebagai wali kota. Erdogan menjalani hukuman penjara selama 4 bulan.

Menjadi perdana menteri

Pada tanggal 14 Agustus 2001, profil Erdogan melejit karena rekan-rekannya mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). 

Erdogan menjadi pemimpin partai dan pada pemilihan tahun 2002, AKP memperoleh dukungan sebesar 34,3 persen suara, sehingga membentuk pemerintahan baru.

Pada tanggal 15 Maret 2003, Erdogan dilantik sebagai perdana menteri dan menjabat selama 11 tahun, dengan memenangkan pemilihan pada tahun 2007 dan 2011.

Kepemimpinannya sebagai perdana menteri ditandai dengan berbagai kebijakan ekonomi yang progresif dan pertumbuhan yang kuat bagi Turki. 

Erdogan berhasil membawa stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan selama masa jabatannya.

Menjadi presiden

Prestasi Erdogan sebagai perdana menteri membuatnya semakin populer di kalangan rakyat Turki. Pada tanggal 10 Agustus 2014, ia terpilih sebagai Presiden Turki untuk pertama kalinya dengan meraih 51,79 persen suara.

Erdogan menjadi presiden ke-12 dalam sejarah Turki dan menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan umum.

Pada tanggal 24 Juni 2018, Erdogan kembali terpilih sebagai presiden dalam pemilihan presiden Turki yang diadakan. 

Keberhasilannya memenangkan pemilihan presiden untuk kedua kalinya semakin mengokohkan posisinya sebagai pemimpin yang berpengaruh dan populer di Turki.

Pada tanggal 28 Mei 2023, profil Erdogan kembali menggelegar karena mencetak sejarah dengan memenangkan pemilihan presiden untuk ketiga kalinya. 

Kemenangan ini menegaskan dominasinya sebagai pemimpin Turki yang telah memimpin negara ini selama puluhan tahun.

Erdogan dikenal sebagai seorang pemimpin yang karismatik, tegas, dan memiliki visi yang kuat untuk masa depan Turki.

Kontroversi dan kritik

Namun, kepemimpinan Erdogan juga tidak terlepas dari kontroversi dan kritik. Beberapa kritikus menyoroti kekhawatiran terhadap kebebasan berpendapat dan kebebasan pers di Turki, serta perlakuan terhadap hak asasi manusia.

Pemimpin ini juga menghadapi tantangan dalam membangun hubungan dengan negara-negara Barat dan menangani isu-isu kompleks seperti konflik di Suriah dan pengungsi.

Meskipun demikian, Recep Tayyip Erdogan tetap menjadi sosok yang berpengaruh dan kontroversial dalam politik Turki dan di mata dunia internasional.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER