Di Indonesia, rata-rata durasi sekolah adalah sekitar 8 jam sehari. Jadwal ini sering kali berlangsung dari pukul 07.00 hingga 15.00, termasuk waktu istirahat selama 2,5 jam yang dialokasikan untuk makan dan ibadah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 menetapkan regulasi mengenai hari sekolah. Durasi dan pembagian waktu belajar diatur untuk memastikan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Kebijakan ini bertujuan untuk memfasilitasi pendidikan yang lebih baik dan mendukung perkembangan akademik siswa.
Dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di Asia, seperti Malaysia yang memiliki durasi sekolah sekitar 6-7 jam sehari, waktu pembelajaran di Indonesia cenderung lebih panjang. Durasi ini tak jauh berbeda dengan di Singapura yang siswanya juga belajar lebih dari 7 jam sehari. Namun, Singapura memiliki pendekatan yang berbeda dalam pengelolaan waktu belajar dan kegiatan ekstrakurikuler.
Selain Indonesia, ada sejumlah negara lainnya yang juga memiliki durasi pembelajaran sekolah yang cukup panjang per harinya, bahkan lebih lama. Berikut beberapa di antaranya.
Negara dengan jam sekolah terlama
Thailand: 9,5 jam per hari
Thailand memimpin sebagai negara dengan durasi sekolah terlama, yaitu hampir 10 jam sehari. Dalam praktiknya, waktu belajar berkisar 9,5 jam dan mencakup pembelajaran akademis yang padat serta kegiatan tambahan.
Kamboja: 8,75 jam per hari
Negara berikutnya adalah Kamboja, di mana siswa menghabiskan waktu belajar sekitar 8,75 jam sehari. Tingginya jam belajar mencerminkan prioritas pendidikan yang tinggi oleh masyarakat Kamboja, yang sangat menghargai pendidikan sebagai jalan menuju kemajuan.
Bangladesh, Myanmar, Taiwan: 8,5 jam per hari
Bangladesh, Myanmar, dan Taiwan berada pada urutan selanjutnya dengan durasi sekolah 8,5 jam per hari. Ketiganya menerapkan sistem pendidikan yang ketat, dengan fokus yang besar pada kolaborasi antara sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Baca Juga:Harga Es Krim Global Melonjak pada Musim Panas 2025, Penyebabnya Ada di Indonesia dan Filipina
Perbandingan dengan negara lain
Sebagai perbandingan, Finlandia dikenal dengan sistem pendidikannya yang efisien meskipun durasi sekolahnya hanya sekitar 5 jam dalam sehari. Siswa Finlandia menikmati waktu penuh untuk belajar dan juga fokus pada kualitas bukan kuantitas, yang terbukti menghasilkan siswa dengan prestasi tinggi dalam membaca, matematika, dan sains.
Sistem pendidikan di Eropa umumnya berfokus pada pengembangan holistik siswa, memberikan ruang untuk belajar mandiri dan kegiatan luar kelas yang mendukung kesejahteraan siswa. Kebanyakan negara Eropa menerapkan waktu belajar sekitar 6-7 jam sehari, memperkenalkan waktu istirahat yang cukup dan interval belajar untuk mendukung efektivitas proses pendidikan.
Penyebab durasi sekolah yang panjang
Budaya pendidikan yang ketat
Salah satu alasan utama di balik durasi sekolah yang panjang adalah budaya pendidikan yang ketat di banyak negara Asia. Masyarakat di negara-negara ini umumnya percaya bahwa pendidikan yang intensif dapat menghasilkan siswa yang lebih kompetitif di pasar kerja global, memicu tuntutan untuk menghadiri sekolah dalam waktu yang lebih lama.
Kegiatan ekstrakurikuler dan les tambahan
Kegiatan ekstrakurikuler dan kelas tambahan juga berkontribusi pada panjangnya waktu belajar di negara-negara ini. Di Thailand dan Kamboja, siswa sering terlibat dalam berbagai kegiatan di luar jam sekolah formal, termasuk les privat dan program ekskul yang fokus pada olahraga atau seni, yang menambah durasi belajar mereka setiap hari.
Pengaruh terhadap prestasi siswa
Penelitian menunjukkan bahwa durasi sekolah yang lebih panjang dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa. Meskipun jam belajar yang lama dapat memberikan lebih banyak waktu untuk pembelajaran, keseimbangan antara belajar dan waktu istirahat tetap penting untuk kesehatan mental dan hasil akademis yang optimal.
Negara-negara berkembang sering kali menghadapi tantangan dalam hal durasi dan kualitas pendidikan. Jam belajar yang panjang sering kali diterapkan sebagai solusi, meski tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan kualitas pendidikan. Tekanan untuk memenuhi standar pendidikan yang tinggi sering kali mempengaruhi pengalaman belajar siswa, membuat mereka merasa terbebani.
Durasi sekolah yang beragam di berbagai negara menunjukkan bagaimana budaya dan kebijakan pendidikan mempengaruhi cara siswa belajar dan berkembang. Ketidakseragaman ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi bagi semua pemangku kepentingan pendidikan agar dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang.