Neuralink Elon Musk Hadapi Penyelidikan Federal Terkait Isu Kesejahteraan Hewan Uji Coba

6 Dec 2022 14:12 WIB

thumbnail-article

Elon Musk/ Reuters

Penulis: Agung Pratama S.

Editor: Akbar Wijaya

Neuralink, perusahaan medis milik Elon Musk tengah menghadapi penyelidikan federal terkait dugaan pelanggaran kesejahteraan hewan.

Penyelidikan datang dari keluhan karyawan di internal Neuralink yang  merasa khawatir dengan penggunaan hewan secara tergesa-gesa sebagai alat uji coba sehingga menimbulkan kematian tidak perlu.

Mengutip Reuters, Neuralink sedang mengembangkan proyek implan otak yang diharapkan dapat membantu penderita lumpuh dapat berjalan kembali dan menyembuhkan penderita penyakit saraf lainnya.

Penyelidikan federal, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, dibuka pada beberapa bulan terakhir oleh Inspektur Jenderal Departemen Pertanian Amerika Serikat atas permintaan jaksa federal, berdasarkan dua sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut.

Dalam penyelidikannya, berdasarkan informasi salah satu sumber, fokusnya adalah pada pelanggaran Undang-undang Kesejahteraan Hewan yang mengatur bagaimana peneliti memperlakukan dan menguji beberapa hewan.

Investigasi dilakukan saat meningkatnya perbedaan pendapat antarkaryawan tentang pengujian hewan oleh Neuralink, termasuk keluhan bahwa tekanan dari Elon Musk selaku SEO guna mempercepat pengembangan telah menghasilkan eksperimen gagal, berdasarkan penyelidikan.

Para karyawan mengatakan tes yang gagal harus diulangi sehingga meningkatkan jumlah hewan yang diuji serta dibunuh. Dokumen perusahaan yang diselidiki mencakup pesan yang sebelumnya tidak dilaporkan, seperti: rekaman audio, email, presentasi, serta laporan. 

Peraturan di Amerika Serikat tidak menentukan spesifik berapa banyak hewan yang dapat digunakan perusahaan dalam penelitian. Peraturan juga memberikan kelonggaran yang signifikan bagi para ilmuwan guna menentukan kapan serta bagaimana menggunakan hewan dalam percobaan.

Neuralink sendiri telah lulus semua inspeksi USDA terhadap fasilitasnya.

Berdasarkan laporan penyelidikan Reuters, perusahaan telah membunuh sekitar 1.500 hewan, yang terdiri atas 280 domba, babi, serta monyet semenjak tahun 2018.

Angkat tersebut merupakan perkiraan kasar karena perusahaan tidak mencatat secara tepat jumlah hewan yang diuji dan dibunuh. Neuralink juga melakukan penelitian menggunakan tikus dan mencit.

Namun jumlah kematian tadi tidak serta merta menunjukan bahwa Nauralink melanggar peraturan atau praktik penelitian standar.

Banyak juga perusahaan lain yang secara rutin menggunakan hewan dalam percobaannya guna memajukan perawatan kesehatan manusia, serta mereka menghadapi tekanan keuangan untuk membawa produk ke pasar dengan cepat.

Tetapi karyawan Neuralink saat ini dan sebelumnya mengatakan bahwa jumlah kematian hewan lebih tinggi daripada yang seharusnya. Hal ini diakibatkan tuntutan Musk untuk mempercepat penelitian sehingga membuat nilai eksperimen melemah dan mengharuskan pengujian ulang ke lebih banyak hewan yang dibunuh.

Pada beberapa kesempatan, Musk mengatakan kepada para karyawan untuk membayangkan mereka memiliki bom yang diikatkan pada kepala mereka yang bermaksud membuat mereka bergerak lebih cepat.

Pada kesempatan lainnya, ia juga memberitahu karyawan bahwa dia akan memicu “kegagalan pasar” di Neuralink kecuali mereka membuat lebih banyak kemajuan, komentar yang dianggap para karyawan sebagai ancaman menutup operasi.

Dalam wawancara dengan Reuters, lima orang yang pernah mengerjakan eksperimen hewan Neuralink menyampaikan kekhawatirannya secara internal.

Mereka telah menganjurkan pendekatan yang lebih tradisional, yaitu di mana peneliti menguji satu elemen pada satu waktu dalam penelitian pada hewan dan menarik kesimpulan yang relevan sebelum beralih kepada lebih banyak pengujian hewan.

Hal terjadi di Neuralink adalah sebaliknya, mereka mengatakan Neuralink meluncurkan pengujian secara berurutan sebelum memperbaiki masalah yang ada di pengujian sebelumnya atau menarik kesimpulan lengkap.

Dampaknya adalah secara keseluruhan lebih banyak hewan yang diuji dan dibunuh, hal ini sebagian karena pendekatan tersebut yang mengarah pada pengujian berulang.

Masalah pengujian ini memunculkan pertanyaan pada internal perusahaan terkait kualitas data yang dihasilkan, berdasarkan penuturan dari karyawan atau mantan karyawannya.

Masalah dalam pengujian ini berpotensi menunda rencana perusahaan memulai uji coba ke manusia yang menurut Musk ingin dilakukan dalam enam bulan ke depan.

Ketidaksabaran Musk terhadap Neuralink tumbuh ketika perusahaan telah beberapa kali melewati tenggat waktu guna memenangkan persetujuan FDA (BPOM Amerika Serikat) untuk uji klinis pada manusia.

Sedangkan saingannya, Synchron yang juga sama sama berdiri pada 2016 sedang mengembangkan implan yang berbeda namun tidak terlalu ambisius untuk kemajuan medis, sudah menerima persetujuan FDA untuk melakukan uji klinis pada manusia di tahun 2021.

Synchron sendiri hanya melakukan tes kepada sekitar 80 domba dalam bagian dari penelitiannya.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER