Acara open house perdana yang digelar oleh Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia di Istana Negara berlangsung pada tanggal 31 Maret 2025, bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriyah. Acara ini terbuka untuk masyarakat umum, menciptakan kesempatan bagi warga untuk bertemu langsung dengan Presiden. Antusiasme masyarakat terlihat tinggi, dengan ratusan orang mulai mengantre dan berkumpul di depan pintu Kementerian Sekretariat Negara, sejak pukul 09.00 WIB.
Presiden Prabowo memulai acara setelah melaksanakan salat Id di Masjid Istiqlal. Masyarakat yang hadir disambut dengan sajian makanan khas Lebaran yang menggugah selera. Di tenda yang disiapkan, makanan seperti opor ayam, lontong sayur, dan es teler disajikan untuk memeriahkan suasana. Ketersediaan makanan ini menjadi salah satu daya tarik, memberikan pengalaman berbeda bagi masyarakat yang datang.
Open house ini dirancang untuk menjadi ruang silaturahmi antara pemerintah dengan masyarakat. Dalam undangannya, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menyatakan bahwa acara ini mengHighlight ruang bertemu dan berinteraksi yang seharusnya ada antara pemimpin dan rakyat.
Antusiasme warga yang tinggi
Sambutan masyarakat yang antusias menunjukkan bahwa open house ini ditunggu-tunggu. Banyak warga dari berbagai kalangan hadir, dari anak-anak hingga orang dewasa, ingin merasakan atmosfer Lebaran dan berinteraksi langsung dengan pejabat negara. Hal ini membuktikan betapa besarnya keinginan masyarakat untuk terlibat dalam acara tersebut.
Perayaan Idulfitri selalu identik dengan makanan, dan Prabowo memastikan bahwa tradisi ini terjaga. Ketersediaan berbagai makanan khas Lebaran menunjukkan upaya untuk memberikan pengalaman yang berkesan kepada pengunjung. Kualitas dan keberagaman makanan ini mengundang pujian dari para tamu, yang merasa terlayani dengan baik.
Pejabat negara yang hadir
Dalam acara open house kali ini, banyak pejabat negara dan tokoh terkenal yang hadir. Keberadaan mereka bukan hanya sebagai bentuk dukungan terhadap Presiden, tetapi juga menunjukkan kebersamaan antar berbagai elemen bangsa.
Salah satu yang turut hadir adalah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang datang bersama istri dan anak-anaknya. Dalam suasana hangat, terlihat momen ketika anak-anak Gibran menyampaikan salam kepada Prabowo. Interaksi antara generasi muda dan pemimpin negara ini memberikan nuansa berbeda dalam acara tersebut.
Ekonom senior, Emil Salim, juga terlihat turut serta dalam open house. Kehadirannya menambah bobot acara, mengingat perannya yang penting dalam dibidang ekonomi. Emil menyambut Prabowo dengan hangat, menciptakan simbol saling menghargai antara pemerintah dan para pakar.
Tak kalah menarik, kehadiran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) di antara tamu undangan lainnya. Momen ketika Prabowo berinteraksi dengan SBY menjadi salah satu sorotan, di mana mereka berbincang akrab dan menunjukkan hubungan baik meskipun dalam konteks politik yang berbeda.
Perbedaan dengan era Jokowi
Open house yang diadakan oleh Prabowo sangat berbeda jika dibandingkan dengan yang pernah dilakukan oleh Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi). Dalam hal ini, perbedaan terlihat baik dari segi sajian makanan hingga interaksi dengan masyarakat.
Penyajian makanan dalam acara
Salah satu perbedaan mencolok adalah penyajian makanan. Jokowi lebih cenderung memberikan bungkusan kue untuk dibawa pulang, sedangkan Prabowo menyediakan berbagai hidangan agar masyarakat bisa menikmati saat berkumpul di istana. Pengunjung mengaku merasa senang dengan hidangan yang disajikan.
Komunitas ojol diundang
Prabowo juga mengundang komunitas ojek online (ojol) baik dari Gojek maupun Grab untuk hadir di acara ini. Ini menandakan perhatian pemerintah terhadap pekerja informal, yang sering kali terpinggirkan dalam kebijakan publik. Kehadiran mereka di open house diharapkan bisa memberikan suara dan harapan mereka langsung kepada Presiden.
Momen berbeda dalam penyambutan
Momen penyambutan tamu pun menjadi lebih hangat dan intim, di mana tamu dapat secara langsung bersalaman dan berinteraksi dengan Presiden. Interaksi ini memberikan kesan bahwa Prabowo ingin menjadi Presiden yang dekat dengan rakyat, berbeda dengan pendekatan yang lebih formal di era sebelumnya.
Warga dan harapan mereka
Sementara banyak warga merasa senang dapat hadir dalam acara ini, beberapa dari mereka juga menyampaikan harapan dan kekecewaan yang dirasakan.
Sejumlah pengunjung merasa kecewa karena tidak dapat menemui Presiden secara langsung. Ini dialami oleh beberapa penyandang disabilitas yang menginginkan interaksi dengan pemimpin. Walaupun sebagian pengunjung merasa dihargai bisa berada di istana, ada juga yang berharap bisa saling bersalaman dengan Prabowo untuk menyampaikan harapan mereka.
Para pengemudi ojol yang hadir berharap agar Presiden dapat memperhatikan kesejahteraan mereka. Mereka menginginkan perbaikan dalam sistem pemberian bonus hari raya yang sering kali dianggap tidak memadai. Harapan ini mencerminkan keinginan pekerja informal untuk lebih diperhatikan dalam kebijakan pemerintah.
Sebagai bentuk penghargaan, setiap pengunjung yang meninggalkan acara diberikan bingkisan khusus berupa sembako dan kudapan. Ini menjadi satu tambahan positif dalam pengalaman open house, menunjukkan bahwa pemerintah memahami kebutuhan masyarakat dan ingin berbagi kebahagiaan dalam momen Lebaran.
Dengan demikian, open house Lebaran di rumah Prabowo bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga sebuah titik temu antara pemimpin dan rakyat. Acara ini menciptakan peluang bagi masyarakat untuk merasakan kedekatan dengan pemerintah, serta untuk menyampaikan harapan dan aspirasi mereka.