2 September 2023 19:09 WIB
Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan
Editor: Rizal Amril
Benny Wenda sempat membuat delegasi RI melakukan walk out ketika dirinya hadir dan berpidato dalam Konferensi Spearhead Group (MSG) Melanesia di Port Vila, Vanuatu, pada Rabu (23/08//2023) lalu.
Benny Wenda merupakan salah satu aktivis Gerakan Papua Merdeka yang kini menjabat sebagai Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP).
Dalam konferensi tingkat tinggi MSG Melanesia tersebut, Benny Wenda datang mewakili ULMWP yang berstatus observer atau pemantau dalam ajang internasional tersebut.
Ketika Benny Wenda mulai berpidato, delegasi Indonesia yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury memutuskan keluar ruangan konferensi.
Benny Wenda lahir pada tahun 1970 di Lembah Baliem, Papua Barat. Ia tumbuh dan besar di desa Lembah Baliem, lingkungan yang mayoritas penduduknya beraktivitas bercocok tanam.
Kehidupan masa kecilnya di pegunungan mengajarkan banyak hal kepada dirinya, termasuk membantu ibunya merawat kebun.
Namun, Benny kecil harus merasakan pahitnya hidup ketika militer menjalankan operasi di Papua ketika ia menginjak usia tiga tahun.
Pada usia remaja, Benny mengungkapkan bahwa ia mengalami perlakuan buruk dari militer yang memicu keraguan terhadap NKRI.
Selain itu, ia juga pernah mengalami perlakuan rasis di sekolah menengah atas karena berasal dari suku asli Papua, sedangkan teman-temannya berasal dari keluarga transmigran Jawa dan Sulawesi.
Perlakuan ini membuatnya merasa terdiskriminasi hanya karena warna kulitnya.
Pasca tumbangnya rezim Soeharto pada 1998, Benny Wenda aktif mempromosikan kemerdekaan Papua.
Pada tahun 2002, ia ditangkap oleh polisi dengan tuduhan terlibat dalam serangan terhadap Markas Polsek Abepura pada 2000, yang mengakibatkan korban jiwa.
Pada 27 Oktober 2002, Benny melarikan diri dari Penjara Abepura setelah dibantu oleh aktivis kemerdekaan Papua.
Dari Penjara Abepura, Benny melarikan diri ke Papua Nugini. Dari sana, ia kemudian pergi ke Inggris untuk mencari suaka. Benny, bersama keluarganya, mendapatkan suaka di Inggris pada tahun 2003.
Di Inggris, Benny sempat menetap di Oxford dan mendapatkan penghargaan Oxford Freedom of the City pada Juli 2019 dari Wali Kota Oxford kala itu, Craig Simmons.
Meskipun pemerintah Indonesia sempat menerbitkan red notice untuknya pada 2011, upaya tersebut dibatalkan karena pertimbangan politik.
Hingga saat ini, Benny Wenda terus berjuang untuk mencapai tujuan kemerdekaan Papua Barat.
Ia berupaya menggaet dukungan melalui berbagai forum internasional, termasuk dalam KTT MSG Melanesia pada Agustus 2023 lalu.
Nama lengkap: Benny Wenda,
Tempat dan tahun lahir: Lembah Baliem, Papua Barat 1970,
Usia: 53 tahun,
Nama istri: Maria,
Tempat tinggal saat ini: Oxford, Inggris,
Jabatan: Presiden Papua Barat Merdeka, Ketua ULMWP.
KOMENTAR
Latest Comment