Profil Djoko Pekik, Seniman Idealis di Balik Karya “Berburu Celeng”

17 Agustus 2023 18:08 WIB

Narasi TV

Pelukis senior, Djoko Pekik. Sumber: RRI.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Pelukis senior Indonesia Djoko Pekik meninggal dunia di usianya yang ke-86 tahun. Ia menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (12/8/2023) di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Simak profil Djoko Pekik, pencipta lukisan “Berburu Celeng”.

Djoko Pekik lahir pada 2 Januari 1937 di Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. Semasa hidupnya, Djoko Pekik mengalami kesulitan saat menempuh pendidikan. Namun, semangat perjuangannya yang tinggi membuat Djoko dapat menempuh pendidikan tinggi.

Ia menjadi mahasiswa Akademisi Seni Rupa Indonesia (ASRI) sejak tahun 1957 hingga 1962. Kini, tempatnya berkuliah menjadi cikal bakal Institut Seni Indonesia (ISI). 

Setelah menempuh pendidikan formal, Djoko Pekik melanjutkan karier di Sanggar Bumi Tarung. Dari sanggar tersebut, nama Djoko Pekik semakin dikenal sebagai pelukis yang masuk dalam lima besar lukisan terbaik di Pameran Nasional LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) tahun 1964. 

Sayangnya, Djoko Pekik harus mendekam di penjara lantaran dianggap memiliki hubungan dengan LEKRA. Seperti diketahui, pada zaman dulu LEKRA diasosiasikan dengan Partai Komunis Indonesia pada era 1965 hingga 1972.

Ia ditahan pada 8 November 1965, kemudian dibebaskan pada tahun 1972. Sejak saat itu, namanya tak pernah terdengar lagi.

Kembalinya sang maestro

Setelah menghilang selama beberapa tahun, Djoko Pekik pun kembali. Ia menghadiri undangan Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk merencanakan pameran lukisan. Di sana, Djoko Pekik menampilkan lukisan celeng (babi) dengan enam susunya.

Lukisan tersebut diberi nama “Susu Raja Celeng”. Alasan ditampilkannya lukisan tersebut adalah karena celeng adalah simbol kerakusan dan keserakahan. Sejak saat itu, Djoko Pekik terus mengembangkan lukisan tentang celeng.

Pada tahun 1998, Djoko Pekik menampilkan lukisannya berjudul “Berburu Celeng”. Tahun 1999, lukisan tersebut laku dibeli oleh kolektor seharga Rp1 miliar. Sejak saat itu, Djoko Pekik pun semakin dikenal oleh masyarakat.

“Biarlah, banyak orang menafsir celeng itu sebagai simbol Presiden Soeharto yang lengser pada 1998,”ujar Djoko Pekik dilansir dari Kompas.com.

Pameran terakhir Djoko Pekik

Tahun 2013, Djoko Pekik menggelar pameran terakhirnya bertajuk “Zaman Edan Kesurupan” di Galeri Nasional, Jakarta Pusat. Dalam pameran tersebut, sang maestro menampilkan 25 lukisan dan tiga patung yang dibuatnya sejak 1964 hingga 2013.

Pameran tersebut sekaligus menceritakan perjalanan hidup Djoko Pekik sebagai seorang individu, seniman, dan warga negara Indonesia. Perjalanannya yang panjang dan berat ini terekam dengan apik melalui karya-karyanya.

“Dalam lukisan tersebut menghadirkan absurditas dalam satu suasana peradilan dalam negeri yang dibayangkan oleh Djoko Pekik,” ujar kuratorial buku katalog “Zaman Edan Kesurupan”, M. Dwi Marianto, dilansir dari Detik.

Karya Djoko Pekik masih sering menjadi objek dalam pameran, salah satunya adalah pada ARTJOG 9 di Jogja National Museum pada tahun 2016.

Selamat jalan, Djoko Pekik. Karyamu akan tetap abadi.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR