Profil Colin Huang, Konglomerat Dunia yang Menjadi Sosok di Balik Aplikasi Temu

26 Jun 2024 21:06 WIB

thumbnail-article

Foto Colin Huang. (Sumber: Cheung Kong Graduate School of Business)

Penulis: Rusti Dian

Editor: Rizal Amril

Aplikasi Temu disebut menjadi ancaman baru UMKM Indonesia. Dampaknya bisa lebih berbahaya dibanding TikTok Shop. Diketahui aplikasi asal China tersebut dimiliki oleh perusahaan PDD Holding yang didirikan oleh Colin Huang. Berikut profil Colin Huang, konglomerat terkaya di dunia.

Aplikasi Temu tengah menjadi sorotan pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Pasalnya, aplikasi Temu disebut tidak cocok dengan kebijakan di Indonesia dan mengancam bisnis UMKM. Bahkan, aplikasi ini bisa berdampak lebih parah dibanding TikTok Shop.

Kendati begitu, aplikasi Temu belum masuk ke Indonesia. Namun, pemerintah akan tetap memantau aplikasi tersebut secara intens, mengingat Temu sudah masuk ke beberapa negara di dunia.

“Harus ditolak. Jadi sebenarnya regulasi ini sulit untuk beroperasi. Ada PP Nomor 29 Tahun 2002 tentang Larangan Penggabungan KBLI 47,” ujar Staf Khusus Kementerian Koperasi dan UKM, Fiki Satari pada Sabtu (15/6/2024), dikutip dari detikFinance.

Aplikasi Temu pertama kali diluncurkan pada 2022 di Amerika Serikat oleh perusahaan PDD Holding. 

Perusahaan tersebut didirikan oleh konglomerat terkaya di dunia, Colin Huang. Ia sempat menjadi pimpinan perusahaan. Kini, Colin Huang masih menjadi pemilik saham mayoritas PDD Holding.

Profil Colin Huang

Huang Zheng alias Colin Huang adalah salah satu konglomerat di China. Menurut Forbes, Colin Huang termasuk orang terkaya ketiga di China per 2023 dan menempati posisi ke-33 miliarder di dunia per 2024.

Colin Huang lahir pada 1 Januari 1980. Ia dibesarkan oleh keluarga pekerja pabrik kelas menengah. 

Sejak kecil, ia sangat pintar Matematika. Terbukti Huang pernah memenangi medali emas Olimpiade Matematika sehingga ia dapat melanjutkan pendidikan menengah di Hangzhou Foreign Language School.

Ia pun melanjutkan pendidikan di Zhejiang University dan memeroleh gelar Sarjana Seni/Sains. 

Di sana, ia menjadi mahasiswa yang mendapat dukungan dari Melton Foundation, filantropi yang didirikan oleh Bill Melton, pendiri Verifone. Setelah itu, Huang meraih gelar S2-nya di University of Wisconsin Madison.

Selama berkuliah, Huang sempat magang di kantor Microsoft di Beijing. Hal ini selaras dengan jurusan yang diambilnya yaitu Ilmu Komputer. Meski magang, Huang mengaku gajinya lebih besar daripada gaji ibunya.

Karier Huang semakin baik ketika memilih bekerja di Google yang sedang melantai di bursa saham. Pada 2006, ia dipercaya melebarkan sayap Google ke China. Namun, karena lelah mondar-mandir ke Amerika Serikat, Huang pun memutuskan keluar dari Google pada 2007.

Selepas itu, Huang merintis usahanya dengan mendirikan Ouku, situs e-commerce barang elektronik dan peralatan rumah tangga. Tiga tahun berlalu, ia memutuskan melepas Ouku dan mendirikan Leqi. Setelah itu ia mendirikan game role play Xun Meng.

Ia kembali mendirikan Pinduoduo (PDD) yang menjadi puncak kesuksesannya. PDD berhasil menggebrak pasar dan bersaing dengan Alibaba dan JD.com. Sejak saat itu, Pinduoduo menjadi salah satu bisnis ritel online terbesar di China.

Pinduoduo memungkinkan pengguna mendapat sejumlah barang dengan harga diskon. Caranya adalah dengan membeli barang bersama orang lain. Semakin banyak orang membeli, maka harga barangnya akan semakin murah. Tak heran jika sejumlah pengguna aktif membagikan penawaran ke teman-temannya.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER