Profil Ganjar Pranowo, Karier Politik hingga Sepak Terjang sebagai Gubernur Jawa Tengah

12 Desember 2023 19:12 WIB

Narasi TV

Ganjar Pranowo. Sumber: Antara.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Ganjar Pranowo telah resmi mendaftar sebagai calon presiden (capres) didampingi Mahfud MD sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024. 

Pasangan yang didukung oleh PDI-P itu mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19 Oktober 2023. 

Ganjar Pranowo saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, sementara Mahfud MD merupakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam). 

Profil Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo lahir pada 28 Oktober 1968 di Karanganyar, Jawa Tengah. Nama aslinya adalah Ganjar Sungkowo yang berarti ganjaran dari kesusahan atau kesedihan. 

Saat memasuki sekolah dasar, orang tua Ganjar yaitu Parmudji Pramudi Wiryo dan Sri Suparni mengubah nama belakangnya menjadi Pranowo. Mereka takut nama Sungkowo akan memuat Ganjar selalu berkubang dalam kesusahan. 

Ayah Ganjar merupakan seorang polisi yang pernah ditugaskan dalam penumpasan gerakan PRRI di Sumatera. 

Jiwa kepemimpinan Ganjar telah tampak sejak kecil saat dirinya terpilih sebagai ketua kelas saat duduk di bangku sekolah dasar. 

Saat bersekolah di SMA Bopkri 1 Yogyakarta, Ganjar aktif mengikuti kegiatan kepramukaan sebagai Dewan Ambalan. 

Lulus SMA, Ganjar melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Semasa berkuliah, ia bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Ganjar bertemu dengan istrinya, Siti Atikoh Supriyanti, ketika KKN di Temanggung tahun 1994. Ganjar yang memiliki latar belakang GMNI dan merupakan simpatisan PDI menikah dengan Siti Atikah yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU) dan berafiliasi dengan PPP pada tahun 1999. 

Keduanya dikarunia seorang anak laki-laki pada tahun 2001 yang diberi nama Muhammad Zinedine Alam Ganjar. 

Awal karier politik

Sebelum terjun ke dunia politik, Ganjar sempat bekerja di lembaga konsultan HRD di Jakarta yaitu PT Prakasa. Ia juga pernah bekerja di PT Prastawana Karya Samitra dan PT Semeru Realindo Inti. 

Saat PDI dilanda konflik internal antara pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung Karno pada 1996, Ganjar ikut mendukung Megawati. Padahal, ayahnya merupakan polisi dan kakaknya merupakan hakim, di mana pada masa Orba seluruh pejabat publik dilarang untuk berpolitik dan harus mendukung Golkar sepenuhnya. 

Ganjar akhirnya memilih untuk berkarier di politik lewat PDI-P yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. 

Awalnya, Ganjar tidak lolos saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2004. Namun, ia menerima tugas sebagai pengganti antar waktu (PAW) untuk menggantikan rekan separtainya yang berada di darah pemilihan yang sama, Jakob Tobing. Saat itu, Jakob ditugaskan oleh Presiden Megawati menjadi duta besar untuk Korea Selatan. 

Saat menjadi anggota DPR Ri periode 2004—2009, Ganjar ditugaskan di Komisi IV yang mengawasi bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pangan. 

Pada periode kedua sebagai anggota DPR RI, Ganjar ditempatkan di Komisi II yang mengawasi bidang pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, reformasi birokrasi, pemilu, pertanahan, dan reformasi agraria. 

Nama Ganjar mulai dikenal publik setelah menjadi anggota Panitia Khusus Hak Angket Bank Century sekaligus Wakil Ketua Komisi II DPR RI. 

Di tengah tugasnya sebagai anggota DPR RI, Ganjar melanjutkan studi pascasarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2009. Akan tetapi, ia terpaksa cuti karena kesibukannya dan akhirnya lulus pada tahun 2013. 

Menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah

Ganjar Pranowo mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah dalam Pilgub 2013. Ia menggandeng Heru Sudjatmoko yang diusung PDI-P dan memperkenalkan jargon “Mboten Korupsi Mboten Ngapusi” yang artinya tidak korupsi dan tidak membohongi. 

Pasangan Ganjar-Heru menang pada Pilgub 2013 dengan perolehan suara mencapai 48,82 persen. 

Pada periode 2018—2023, Ganjar lanjut menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen usai memenangkan suara sebesar 58,78 persen.

Ganjar menyita perhatian publik pada 27 April 2014 saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di jembatan timbang Subah, Kabupaten Batang. Ia memarahi petugas Dishub yang melakukan praktik pungutan liar (pungli) terhadap kernet yang melintas. Akibat praktik pungli ini, Ganjar menutup jembatan timbang yang justru menyebabkan Jawa Tengah kehilangan pendapatan sebesar Rp10,118 miliar. 

Saat menangani kasus sengketa Semen Indonesia dengan warga di Rembang, Ganjar dianggap kurang komunikatif. Setelah Mahkamah Agung (MA) membatalkan SK yang mengizinkan kegiatan penambangan oleh perusahaan semen di Kendeng, Ganjar justru membuat SK baru dan menyatakan putusan pengadilan belum menjelaskan soal kelanjutan pembangunan pabrik semen. 

Belum lama ini, nama Ganjar kembali mencuat sehubungan konflik di Wadas, Purworejo, soal rencana pembukaan tambang batu andesit untuk membangun Bendungan Bener. Warga menuntut Ganjar ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang atas diterbitkannya SK Gubernur tentang lokasi pengadaan tanah Bendungan Bener yang dianggap berpotensi merusak lingkungan, tetapi tuntutan itu ditolak.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR