Baru-baru ini jurnalis bidang politik dan hukum Karni Ilyas datang secara khusus di perayaan ulang tahun ke-13 Mata Najwa.
Dalam sambutannya, Karni Ilyas memuji kemampuan dan pengetahuan presenternya Najwa Shihab yang tidak hanya menonjol dalam penampilan, namun juga kepiawaian dan kecerdasannya.
"Najwa Shihab ini bukan hanya tampilannya tapi pengetahuannya bagus, tajam. Jadi tidak hanya sekedar tampil di layar bisa sukses tapi isi juga mendalam. Saya akui dia sekarang sudah sejajar dengan Karni Ilyas," kelakarnya pada Minggu (19/11/2023).
Kelakar tersebut ia sampaikan bukan tanpa sebab, sebagai jurnalis karier Karni Ilyas memang sudah malang melintang.
Rekam jejaknya dalam meliput peristiwa, juga kepiawaiannya dalam mencari berita, membuatnya menjadi salah satu jurnalis senior yang diperhitungkan.
Profil Karni Ilyas
Karni Ilyas lahir di Balingka, Agam, Sumatera Barat, pada 25 September 1952. Ia merupakan anak dari pasangan merupakan anak dari pasangan Ilyas Sutan Nagari dan Syamsinar.
Masa kecil wartawan senior ini Karni dihabiskan di Padang dengan menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Padang pada 1968. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SME) Negeri 1 Padang atau sekarang berganti nama menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Padang dan lulus pada 1971.
Setelah lulus SMA, Karni Ilyas merantau ke Jakarta untuk melanjutkan studi sarjananya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Kiprahnya di dunia jurnalis sudah ia tekuni sejak masih menjadi mahasiswa, tahun 1972 Karni menjadi wartawan harian Suara Karya yang dimiliki Partai Golkar.
Enam tahun kemudian pada 1978 pindah ke majalah Tempo, puncak kariernya di Tempo membuat ia berhasil menduduki redaktur pelaksana..
Tahun 1999 Karni hijrah ke majalah Forum Keadilan, salah satu majalah yang menjadi referensi kasus-kasus hukum, di majalah ini Karni Ilyas sempat memegang jabatan sebagai komisaris.
Tidak puas berkarier di media cetak, dia berpindah ke media televisi dan menjadi presenter dalam program “Liputan 6” di Surya Citra Televisi atau SCTV pada 1999.
Program “Liputan 6” yang dibawakannya mampu menjadikan sebagai program berita yang mampu bersaing dengan Metro TV yang lahir pada tahun 2000.
Tagline 'Aktual Tajam Terpercaya', dan beberapa karya jurnalistik “Liputan 6” SCTV mendapat penghargaan bergengsi dan menjadi program berita terkemuka di Tanah Air.
Tahun 2005, Karni Ilyas berhijrah ke Andalas Televisi atau dikenal dengan nama ANTV. Lagi-lagi tangan emasnya berhasil membuat ANTV menjadi tontonan yang diperhitungkan pemirsa.
Salah satu tonggak kariernya adalah ketika ia membawakan informasi eksklusif tentang penangkapan gembong teroris Dr Azhari di Batu, Malang pada tahun 2005. Sejak saat itu, label eksklusif melekat padanya.
Tahun 2007, Karni Ilyas berpindah ke TvOne dan menjabat Direktur Pemberitaan atau Pemimpin Redaksi.
Di TvOne, Karni membuat program bincang-bincang atau talkshow tentang kasus hukum di Indonesia dengan nama “Jakarta Lawyers Club” yang berganti nama menjadi “Indonesia Lawyers Club” atau “ILC”.
Tahun 2008 Karni juga meluncurkan program karikatur bernama Bang One yang berisikan kritikan kebijakan pemerintah yang diselipkan dalam program berita Kabar Pagi, Siang dan Petang.
Tahun 2009, Karni Ilyas kembali menampilkan siaran eksklusif penangkapan teroris, yakni Noordin Mohammad Top atau Noordin M. Top.
Sepanjang kariernya, Karni Ilyas telah membawa banyak penghargaan, salah satunya ialah Panasonic Gobel Awards 2013 untuk kategori Presenter Talkshow Berita dan Informasi.
Selain itu, Karni Ilyas juga pernah memenangkan Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) 2015 sebagai Presenter Pria Terfavorit dari, Presenter Talkshow Terfavorit dari Panasonic Gobel Awards 2016, dan Presenter Talkshow Berita dari Panasonic Gobel Awards 2018.
Tidak hanya itu, Karni Ilyas juga menerima Doktor Honoris Causa bidang hukum dari Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 2013.