Proyek "lampu pocong" di Medan ramai dikritik warganet. Proyek pembangunan lampu jalan di Medan yang disebut oleh masyarakat sebagai "lampu pocong" menuai polemik.
Lampu jalan ini dinilai tidak berguna dan menggunakan anggaran yang sangat besar, nilainya sampai Rp25,7 miliar.
Lampu untuk delapan ruas jalan
Proyek lampu Pocong ini direncanakan dipasang di delapan ruas jalan di Kota Medan, yaitu Jalan Gatot Subroto, Jalan Sudirman, Jalan Tuanku Imam Bonjol, Jalan Putri Hijau, Jalan Katamso, Jalan Juanda, Jalan Suprapto, dan Jalan Diponegoro.
Namun, proyek ini belum rampung diterapkan di semua titik, dan menuai kritik dari berbagai pihak, seperti DPRD hingga masyarakat umum.
DPRD menilai lampu jalan ini asal jadi dan tidak berfungsi, sehingga masyarakat tak langsung mendapatkan manfaat.
Wali Kota Medan Bobby Nasution memerintahkan Inspektorat dan BPK Perwakilan Sumut untuk mengaudit proyek ini. Setelah pemeriksaan selesai, proyek lampu pocong ini dinyatakan sebagai proyek gagal.
Pemkot Medan memerintahkan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan untuk menagih uang kembali ke kontraktor yang tak disebutkan namanya.
Seluruh anggaran APBD yang sudah keluar untuk proyek lampu jalan ini juga akan ditagih kembali. Bobby juga meminta pihak kontraktor untuk mengambil material fisik dari lampu tersebut.
Pentingnya transparansi pengelolaan anggaran
Kontroversi ini menunjukkan pentingnya pengelolaan anggaran yang baik dan transparan dalam pembangunan infrastruktur. Harapannya adalah agar proyek-proyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat, dan tidak terbuang sia-sia.
Namun, polemik proyek lampu pocong ini masih berlanjut. Banyak masyarakat yang merasa kecewa dengan keputusan Pemkot Medan untuk membatalkan proyek tersebut. Menurut mereka, proyek ini seharusnya dilanjutkan dan diselesaikan dengan baik tanpa menyalahkan kontraktor.
Banyak warganet yang mengecam keputusan Pemkot Medan tersebut dan menuntut agar proyek lampu pocong ini diteruskan. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa bentuk lampu jalan yang unik dan menarik dapat menjadi daya tarik wisata di Kota Medan.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, bagaimana pendapat Anda mengenai langkah Pemkot Medan dalam menyikapi kegagalan proyek tersebut?