Rata-Rata IQ Orang Indonesia Masih Rendah, Sistem Pendidikan dan Stunting Jadi Sorotan

4 May 2023 15:05 WIB

thumbnail-article

Clear Light Bulb (Pexels)

Penulis: Rusti Dian

Editor: Rizal Amril

Data World Population Review 2022 menunjukkan bahwa nilai rata-rata IQ orang Indonesia hanya sekitar 78,49. 

Nilai tersebut membuat Indonesia berada di posisi 130 dari 199 negara yang diuji. Hal ini menunjukkan IQ orang Indonesia tergolong rendah di dunia.

IQ atau Intelligence Quotient adalah taraf kecerdasan yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran hingga menyelesaikan masalah. 

Kemampuan ini di antaranya intelektual, logika, matematis, strategis, dan analisis. Pengukuran IQ dapat dilakukan dengan tes IQ sesuai dengan kelompok usia tertentu.

Menurut The Wechsler Adult Intelligence Scale dan Stanford-Binet, skor IQ rata-rata berada di antara 90-109. 

Di atas angka tersebut dianggap skor IQ tinggi, dan di bawah angka tersebut dianggap rendah. Sedangkan untuk skor di bawah 70 berarti ada kendala perkembangan atau ketidakmampuan belajar.

Perbaikan sistem pendidikan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingkat IQ seseorang tergolong rendah, salah satunya adalah sistem pendidikan. 

Pengamat pendidikan Ina Liem menyatakan bahwa sistem pendidikan berpengaruh pada pencapaian kecerdasan masyarakat, dilansir dari Kompas.com.

Dalam Pasal 31 Ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. 

Artinya, pemerintah juga harus memberikan perhatian lebih pada pengembangan sistem pendidikan di Indonesia. 

Selain belum merata, sistem pendidikan pun masih terbatas pada hafalan dibanding mengasah kemampuan pemecahan masalah. Padahal, menghafal bukan metode yang baik untuk belajar.

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai beralih dengan kurikulum problem-based atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). 

Kurikulum ini lebih mengutamakan pemecahan masalah yang nyata dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemendikbudristek tersebut adalah penghapusan tes mata pelajaran pada Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SMB PTN). Kini, tes tersebut diganti dengan tes skolastik.

Pergantian sistem pendidikan ini bukan perkara mudah yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Perlu adanya komitmen pemerintah dan seluruh stakeholder terkait untuk mengembangkan sistem ini. 

Permasalahan gizi dan stunting

Faktor lain yang memengaruhi perkembangan IQ seseorang adalah masalah pemenuhan gizi. 

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen. 

Hal ini tentu menjadi perhatian tersendiri bagi Kementerian Kesehatan RI agar bisa menekan angka stunting mencapai 14 persen tahun 2024.

Stunting dapat menghambat pertumbuhan otak anak sehingga membuat daya pikirnya melambat. 

Apalagi konsekuensi stunting dapat bersifat langsung dan jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan perkembangan anak menjadi memburuk.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya Ira Purnamasari mengatakan bahwa stunting juga berdampak pada kemampuan berpikir pada anak. 

Kemampuan tersebut diantaranya belajar, memecahkan masalah, memusatkan perhatian, kreativitas, hingga kemampuan mengingat sesuatu.

“Kemampuan berpikir anak stunting menjadi lambat jika dibandingkan dengan anak seusianya. Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh stunting terhadap perkembangan kognitif dan prestasi belajar anak,” jelasnya, dikutip dari Kompas.com.

Ira juga menambahkan bahwa anak stunting cenderung memiliki rasa ingin tahu yang rendah dan kelemahan motorik. 

Hal ini disebabkan karena adanya gangguan pada proses pematangan neuron, serta perubahan struktur dan fungsi otak.

Oleh karena itu, pemerintah pun harus terus berupaya menekan angka stunting dengan memastikan pemenuhan gizi baik bagi ibu dan anak.

Pemerintah juga harus memastikan agar sistem pendidikan di Indonesia lebih berkualitas untuk mencetak generasi yang cerdas.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER