Sakit Kepala di Bulan Puasa? Kenali Gejala Coffee Withdrawal dan Cara Mengatasinya

26 Mar 2023 10:03 WIB

thumbnail-article

Seseorang yang mendeirta sakit kepala saat beraktivitas. Sumber: Pexel.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Kafein adalah senyawa stimulan yang umum dijumpai pada minuman seperti kopi, teh, dan soda. Zat ini bekerja dengan cara menstimulasi kerja otak. Karena itu, orang biasanya mengonsumsi kafein untuk mencegah kantuk dan meningkatkan konsentrasi. 

Konsumsi kafein dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan ketergantungan yang menyebabkan seseorang merasa tidak dapat beraktivitas jika kebutuhan kafeinnya tidak terpenuhi.

Meski tidak berbahaya seperti ketergantungan narkoba, ketergantungan pada kafein bisa menimbulkan gejala-gejala yang tidak nyaman.

Saat bulan puasa, konsumsi kafein umumnya akan berkurang karena waktu makan dan minum yang terbatas. Hal ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut dengan caffeine withdrawal symptoms.

Sindrom ini dapat menyerang seseorang yang kecanduan minum kopi atau minuman berkafein lainnya. Gejala caffeine withdrawal umumnya muncul dalam waktu 12 sampai 24 jam setelah tubuh tidak menerima asupan kafein sebagaimana biasanya. 

Berikut adalah 7 gejala caffeine withdrawal yang umum dijumpai, dilansir dari Healthline

  • Sakit kepala

Salah satu gejala caffeine withdrawal yang paling banyak dijumpai adalah pusing dan sakit kepala. Hal ini disebabkan kerja kafein yang mempersempit pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke otak.

Ketika tubuh tidak menerima asupan kafein, pembuluh darah akan melebar dan aliran darah ke otak jadi meningkat. Perubahan yang mendadak ini dapat membuat otak kaget dan mengakibatkan munculnya rasa sakit pada kepala. 

  • Lelah dan tidak berenergi

Banyak orang bergantung pada secangkir kopi di pagi hari sebagai sumber energi. Kafein memang dapat meningkatkan kewaspadaan dan mencegah kelelahan. Namun, menghilangkan kafein dari asupan sehari-hari dapat menimbulkan efek yang berkebalikan, mulai dari rasa kantuk, hilangnya energi, sampai lelah yang berlebih.

Efek ini akan lebih parah dialami oleh orang yang setiap hari mengonsumsi kafein dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsinya beberapa kali dalam seminggu.

  • Cemas

Salah satu efek dari konsumsi kafein adalah meningkatnya detak jantung dan tekanan darah. Bagi orang yang sensitif, konsumsi kafein dapat menyebabkan perasaan cemas dan gelisah. Menariknya, gejala yang sama juga dapat muncul pada orang yang ketergantungan kafein dan menghentikan asupannya secara tiba-tiba.

Gejala kecemasan akan lebih parah pada seseorang yang terbiasa mengonsumsi kafein, contohnya kopi, dengan tambahan gula. Pengurangan asupan gula yang tiba-tiba dapat memperburuk gejala pada caffeine withdrawal

  • Sulit konsentrasi

Orang biasanya mengonsumsi minuman berenergi sebelum kegiatan olahraga atau ujian yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Kafein memang dikenal dapat membantu fokus dan konsentrasi dengan meningkatkan hormon adrenalin dalam tubuh. 

Menghentikan asupan kafein pada orang yang kecanduan dapat menyebabkan sulit konsentrasi karena tubuh sudah terbiasa fokus dengan bantuan kafein.

  • Suasana hati yang buruk

Kemampuan kafein untuk memblokir adenosin dalam tubuh terbukti dapat meningkatkan mood seseorang. Sebuah studi menunjukkan efek jangka pendek dari kopi berkafein berupa peningkatan mood dalam waktu 30 menit setelah konsumsi kopi. 

Bagi mereka yang telah terbiasa dengan efek kafein yang satu ini, berkurangnya asupan kafein akan memberi dampak signifikan pada suasana hati, seperti memburuknya mood hingga mood swing

  • Mudah marah

Pecinta kopi biasanya mudah marah di pagi hari, terutama jika belum mendapatkan asupan kafein harian. Secangkir kopi seolah menjadi obat yang bisa meredakan perasaan jengkel.

Perilaku ini disebabkan oleh berkurangnya kadar kafein di dalam tubuh setelah seseorang beristirahat di malam hari. Ketiadaan kafein yang memiliki fungsi sebagai penyeimbang mood membuat suasana hati di pagi hari menjadi buruk.

Gejala yang sama akan muncul jika pecandu kafein menghentikan asupan kafeinnya secara mendadak. 

  • Tremor

Meski tidak begitu umum seperti gejala lainnya, pada kasus pecandu kafein akut, tubuh dapat mengalami tremor atau gemetaran. Gemetar pada tangan sebenarnya merupakan salah satu efek samping konsumsi kafein yang kerap dijumpai. Maka dari itu, orang dengan gangguan kecemasan biasanya tidak disarankan minum kopi atau minuman berkafein lainnya karena dapat memperparah gejala kecemasan.

Meski begitu, gejala tremor juga dapat muncul pada seorang pecandu kafein yang mengurangi atau bahkan menghentikan sama sekali konsumsi kafeinnya. Tremor yang berkaitan dengan caffeine withdrawal biasanya hanya berlangsung selama 2 sampai 9 hari. 

Jika gemetar pada tangan dan bagian tubuh lainnya terus berlangsung selama lebih dari 9 hari, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.

Tips mengurangi gejala caffeine withdrawal 

Di bulan Ramadan, mau tidak mau kita mengurangi konsumsi kafein harian karena terbatasnya waktu untuk makan dan minum. Lantas, bagaimana cara menghindari gejala-gejala caffeine withdrawal yang dapat mengganggu aktivitas?

Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda coba terapkan.

  • Mengurangi asupan kafein secara perlahan. Jika Anda terbiasa mengonsumsi kopi beberapa cangkir dalam setiap hari, cobalah untuk mengurangi intensitasnya sedikit demi sedikit supaya tubuh tidak kaget. 
  • Mengurangi kadar kafein. Selain mengurangi intensitasnya, Anda juga dapat mengurangi kadar kafein yang dikonsumsi.
  • Tetap terhidrasi. Mencukupi kebutuhan air putih merupakan faktor penting dalam proses mengurangi konsumsi kafein. 
  • Tidur cukup. Untuk mengatasi kelelahan yang diakibatkan berkurangnya kadar kafein dalam tubuh, cobalah untuk tidur selama 7-9 jam setiap malam.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER