Sejarah lagu Yaa Lal Wathan yang Ikut Dinyanyikan Jokowi Saat Peringatan Satu Abad NU

7 Feb 2023 17:02 WIB

thumbnail-article

Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan seabad Nahdlatul Ulama, 7 Februari 2023. Sumber: Antara.

Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan

Editor: Margareth Ratih. F

Lagu “Yaa Lal Wathan” yang sempat dinyanyikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo saat memperingati satu abad NU, menjadi salah satu lagu yang sarat dengan makna dan tak lepas dari sejarah pembuatannya.

Saat ini lagu “Yaa Lal Wathan” (Syubbanul Wathon) sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) dan tercatat sebagai salah satu kekayaan intelektual bangsa.

Lantas bagaimana sejarah lagu yang kini sudah tak asing lagi di kalangan Nahdliyin? Simak penjelasannya di bawah ini.

Sejarah lagu “Yaa Lal Wathan”

Di balik kebanggaan atas karya nyata Mbah Wahab yang mampu mengobarkan semangat juang masyarakat Indonesia, ada baiknya masyarakat Indonesia mengetahui kisah di balik terciptanya lagu ini.

Abdul Wahab muda sekitar tahun 1914 sekembalinya dari menuntut ilmu di Mekkah, merasa tidak mampu memaksimalkan seluruh kemampuan berpikir dan geraknya ketika menjadi bagian dari Syarikat Islam (SI) dengan tokoh utama Haji Oemar Said Tjokroaminoto (1883-1934).

Kiai Wahab tidak senang jika tidak memulai organisasinya sendiri. Sebab, menurutnya, SI terlalu mengutamakan kegiatan politik, sementara pada saat yang sama ia menginginkan tumbuhnya nasionalisme pemuda melalui sebuah kegiatan pendidikan.

Singkat kata, KH Wahab Chasbullah berhasil mendirikan Perguruan Nahdlatul Wathan pada tahun 1916 dengan bantuan beberapa kiai lainnya saat ia sendiri menjabat sebagai Ketua Dewan Guru (Ulama). Sejak itu, Nahdlatul Wathan menjadi pusat pendidikan pemuda. Mereka dididik menjadi pemuda-pemudi terampil yang cinta tanah air.

Contohnya, saat pembelajaran dimulai, para siswa terlebih dahulu harus menyanyikan lagu perjuangan yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Mbah Wahab sendiri. Kini lagu perjuangan itu sangat populer di pesantren dan kerap dinyanyikan dalam berbagai kegiatan Nahdlatul Ulama (NU). Adapun lagu yang dimaksud adalah “Yaa Lal Wathan” yang juga dikenal dengan sebutan Syubbanul Wathan (pemuda cinta tanah air).

Membentuk mindset bebas dari penjajahan

Benih-benih cinta akan tanah air ini pada akhirnya dapat menjadi energi positif bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Sehingga perjuangan tidak berakhir pada tataran wacana, melainkan gerakan masyarakat yang cinta terhadap tanah air, dengan tujuan untuk membebaskan diri dari segala penjajahan.

Demikian penjelasan terkait sejarah lagu “Yaa Lal Wathan” yang dinyanyikan oleh Presiden Jokowi pada perayaan satu abad NU.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER