Sejarah Nahdlatul Ulama, Organisasi Islam Terbesar yang Injak Usia Seabad

7 Feb 2023 15:02 WIB

thumbnail-article

Presiden Joko Widodo didampingi Muhtasyar Nahdlatul Ulama (NU) KH Ma'ruf Amin (kiri) Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar (kedua kanan) dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (kedua kiri) berdoa bersama pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019). ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Tepat hari ini Selasa (07/02/2023) Nahdlatul Ulama (NU) memperingati hari lahir (harlah) 1 abad berdirinya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Peringatan harlah seabad NU digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur. Ribuan jamaah Nahdliyin terlihat memenuhi  lokasi perayaan. Berusia 100 tahun menandai sejarah panjang Nahdlatul Ulama di Indonesia.

Pada momentum tersebut terlihat sejumlah tokoh hadir mulai dari Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menkopolhukam Mahfud Md, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Organisasi Islam terbesar di Indonesia ini didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada 16 Rajab 1344 H tepatnya pada tanggal 31 Januari 1926.

Nahdlatul Ulama didirikan oleh sejumlah tokoh kyai kharismatik, salah satunya–yang menjadi Rais Akbar NU pertama–yaitu KH Hasyim Asy’ari. 

Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama

Melanasir dari laman NU Online, sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama tidak lepas oleh peran KH Wahab Hasbullah. 

Beliau awalnya mendirikan Nahdlatul Wathan atau Kebangkitan Tanah Air pada 1916 serta Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Saudagar pada 1918.

Sebelum itu, pada tahun 1914, KH Wahab Hasbullah juga mendirikan kelompok diskusi yang diberi nama Tashwirul Afkar atau kawah candradimuka pemikiran. Kelompok diskusi ini populer dengan sebutan Nahdlatul Fikr atau Kebangkitan Pemikiran.

Berdirinya Nahdlatul Ulama tak lepas dari organisasi-organisasi bikinan KH Wahab Hasbullah tersebut.

NU didirikan tidak lain untuk merespons berbagai masalah keagamaan, peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial-masyarakat yang kala itu ada di Nusantara.

NU juga bisa dikatakan sebagai organisasi lanjutan dari organisasi sebelumnya yang didirikan oleh KH Wahab Hasbullah, namun dengan cakupan yang lebih luas.

Dalam catatan sejarah, berdirinya NU bermula pada tahun 1924, kala itu KH Wahab Hasbullah berkunjung ke kediaman KH Hasyim Asyari untuk meminta persetujuan mendirikan Jami’yyah (organisasi).

KH Wahab Hasbullah dan KH Hasyim Asyari memiliki hubungan yang sangat dekat, walaupun usia keduanya berjarak 17 tahun. 

Selain hubungan guru dan santri, hubungan keduanya juga dilandasi pertalian silsilah keluarga yang tak jauh.

KH Wahab Hasbullah dan KH Hasyim memiliki datuk yang sama, yaitu KH Abdussalam (Mbah Shihah), Pendiri Pesantren Tambakberas.

Ketika dimintai persetujuan, KH Hasyim Asyari tidak langsung menyetujui keinginan KH Abdul Wahab Hasbullah, beliau begitu hati-hati dalam mengambil dan menentukan keputusan.

KH Hasyim Asy’ari kemudian meminta petunjuk kepada Allah dengan melakukan salat istikharah. Beliau juga mengkaji terlebih dahulu rancangan organisasi yang disampaikan KH Wahab Hasbullah tersebut..

Salat istikharah KH Hasyim Asy'ari kemudian dijawab, bukan kepadanya, melainkan turun melalui Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura yang merupakan guru dari KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah.

Syaikhona Kholil Bangkalan kemudian mengutus KH As’ad Syamsul Arifin Situbondo untuk menyampaikan petunjuk tersebut.

KH As’ad Syamsul Arifin dibekali dengan tasbih yang dikalungkan di lehernya. Tasbih tersebutlah yang menjadi pesan bahwa pendirian NU mendapatkan petunjuk untuk segera dibentuk.

Ketika menghadap KH Hasyim Asyari, KH As’ad Syamsul Arifin Situbondo menyampaikan pesan yang ia bawa dan mempersilahkan KH Hasyim Asy’ari untuk mengambil tasbih di lehernya.

Dari petunjuk tersebut akhirnya organisasi NU berdiri. Hingga pada 16 Rajab 1344 H bertepatan tanggal 31 Januari 1926. 

Latar belakang terbentuknya NU merupakan problem dunia Islam global kala itu.

Pada masa-masa didirikannya NU, Dinasti Saud di Arab Saudi hendak melakukan perubahan besar dalam praktik beragama di Makkah.

Kala itu, Dinasti Saud hendak membongkar makam Nabi Muhammad SAW dan hendak menolak praktik agama bermazhab di wilayah Arab Saudi.

Perubahan tersebut bertentangan dengan tradisi Islam di Nusantara. Oleh karenanya, NU sebagai wadah para kiai Nusantara untuk melindungi praktik keagamaan Nusantara di pentas dunia.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER