13 September 2023 22:09 WIB
Penulis: Elok Nuri
Editor: Rizal Amril
Setahun berlalu sejak kematian Iwan Budi Paulus, seorang ASN pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, Jawa Tengah.
Ia merupakan salah satu saksi dugaan kasus korupsi sertifikasi aset. Kala itu, ia dijadwalkan hadir dalam pemeriksaan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng sebagai saksi kasus tersebut.
Sejatinya, Iwan dijadwalkan hadir pada 25 Agustus 2022. Namun, secara misterius, Iwan Budi Paulus dilaporkan hilang sehari sebelum jadwal tersebut pada 24 Agustus 2022 lalu.
Iwan kemudian ditemukan pada 8 September 2022 di Pantai marina, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Akan tetapi, Iwan ditemukan dalam keadaan meninggal. Jasadnya penuh luka bakar.
Tak jauh dari jenazah Iwan, ditemukan sepeda motor yang dikendarai Iwan di hari ia dinyatakan hilang.
Sejak saat itu, kasus kematian Iwan diusut oleh kepolisian Semarang. Dalam proses penyidikan, terdapat dugaan keterlibatan anggota TNI dalam kasus pembunuhan Iwan. Namun hingga kini, kepolisian masih belum menetapkan satupun tersangka.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Pol Johanson Simamora menyatakan bahwa polisi masih mengusut kasus tersebut.
"Proses masih berjalan, pemeriksaan saksi juga dilakukan," kata Kombes Pol Johanson Simamora pada Rabu (23/9/2023), dikutip dari Antara.
Dalam keterangannya, kasus pembunuhan Iwan kini tengah ditangani tim gabungan Polda Jawa Tengah dan Polrestabes Semarang yang dipimpin oleh Wakapolda Jawa Tengah.
Iwan bukan satu-satunya saksi kasus korupsi yang meninggal dunia sebelum sempat memberikan kesaksiannya.
Berikut delapan saksi kasus korupsi yang meninggal sebelum pengusutan kasus yang menyeretnya selesai diungkap.
Mantan Deputi Gubernur VI Bank Indonesia Bidang Pengawasan Bank Umum dan Bank Syariah Siti Chalimah Fadjrijah merupakan salah satu saksi kunci kasus dana talangan Bank Century yang merugikan negara sebesar Rp7,4 triliun.
Siti Chalimah Fadjriah meninggal dunia pada 16 Juni 2015 lalu. Siti memang punya riwayat penyakit, sejak tahun 2013 ia telah didiagnosis menderita penyakit kerusakan otak akibat stroke.
Ia sempat ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus tersebut, namun penyakit yang ia derita membuatnya tak dapat memenuhi panggilan KPK.
Namanya mencuat dalam kasus kasus bancakan megaproyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang.
Arief merupakan Direktur CV Rifa Medika, perusahaan yang menjadi tim persiapan pembangunan mega proyek itu.
Arief meninggal secara mendadak pada tahun 2012 lalu. Ia adalah satu dari empat saksi kasus Hambalang yang meninggal dunia.
Tak lama setelah kematian Arief Gunawan, saksi lain kasus Hambalang bernama Asep Wibowo meninggal akibat penyakit stroke.
Ia adalah Direktur Operasional PT Methapora Solusi Global (MSG), perusahaan yang bertugas sebagai konseptor mega proyek Hambalang.
Mantan Direktur Operasional PT Wijaya Karya (Wika), Ikuten Sinulingga juga salah satu saksi kunci proyek Hambalang yang meninggal dunia.
Ikuten meninggal dunia pada November 2013 setelah jatuh dari jembatan penyeberangan di daerah Cawang, Jakarta Timur.
Ia diduga mengetahui aliran dana sebesar Rp4 miliar dan 550.000 dolar Amerika Serikat yang ditujukan kepada tersangka Andi Mallarangeng yang saat itu menjabat sebagai Menpora.
Muchayat sendiri adalah saksi keempat yang meninggal dalam kasus korupsi pembangunan pusat pelatihan dan pendidikan olahraga di Hambalang, Kabupaten Bogor.
Mantan Deputi Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut meninggal karena stroke pada 18 Juni 2014 di rumah sakit di Singapura.
Namanya disebut sebagai saksi kunci kasus suap dalam proyek infrastruktur di Papua yang dikerjakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2011.
Ali diduga kuat mengetahui dana uang Rp1,5 miliar dalam kardus durian dari perusahaan swasta ke Muhaimin Iskandar.
Akan tetapi, sebelum kasus ini tekuak, Ali Mudhori meninggal dunia pada Agustus 2013 di RSUD Soebandi, Jember.
Kematian Ali Mudhori ini membuat KPK menghentikan pengusutan dugaan suap kepada Muhaimin Iskandar.
Johannes Marliem merupakan salah satu saksi kunci kasus korupsi mega proyek pengadaan KTP-elektronik (e-KTP) yang telah merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun.
Johannes bertugas sebagai penyedia produk alat pengenal sidik jari atau automated fingerprint identification system (AFIS) bermerek L-1 yang dipakai dalam sistem KTP elektronik.
Johannes dikabarkan tewas karena bunuh diri pada 11 Agustus 2013 di Amerika Serikat. Kematian Johannes ini cukup menghambat penyidikan kasus korupsi KTP elektronik.
Nama Deden Deni dikenal sebagai saksi kunci kasus dugaan korupsi yang melibatkan Menteri KKP Edhy Prabowo.
Kasus ini berkaitan dengan penetapan izin ekspor benih lobster atau benur di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Deden diketahui sebagai pengendali PT Aero Citra Kargo (ACK) dan juga Direktur PT Perishable Logistic Indonesia (PLI).
PT ACK sendiri merupakan satu-satunya perusahaan kargo yang mendapatkan izin dari Menteri Edhy untuk mengerjakan jasa pengangkutan benih lobster ke negara tujuan.
Sementara PT PLI adalah perusahaan yang bergerak di jasa pengiriman cargo port to port.
Deden Deni meninggal pada 31 Desember 2020, meninggalnya Deden membuat KPK kesulitan mencari informasi utuh mengenai keterlibatan PT ACK sebagai satu-satunya perusahaan yang mendapat izin dari Menteri Eddy.
KOMENTAR
Latest Comment