30 November 2023 12:11 WIB
Penulis: Elok Nuri
Editor: Rizal Amril
Film bergenre horor menjadi salah satu primadona genre film Indonesia, salah satu yang terbaru adalah Di Ambang Kematian.
Cerita dalam film Di Ambang Kematian ini diangkat dari kisah akun @JeroPoint di X (dulu Twitter). Konon, cerita tersebut merupakan kisah nyata yang sempat viral pada 2022 lalu.
Film produksi MVP Pictures ini menggandeng sederet aktor dan aktris populer Indonesia, seperti Taskya Namya, Teuku Rifnu Wikana, Kinaryosih, dan Wafda Saifan Lubis.
Di Ambang Kematian merupakan film hasil garapan sutradara Azhar Kinoi Lubis yang telah malang melintang di kancah film horor.
Ia merupakan sutradara di balik film Kafir: Bersekutu dengan Setan (2018), Ikut Aku ke Neraka (2019), Mangkujiwo (2020), Mangkujiwo 2 (2023), dan Spirit Doll (2023).
Film ini telah ditayangkan sejak 28 September 2023 lalu dan kini dapat ditonton di bioskop.
Dengan naskah yang ditulis Erwanti Alphadullah, film Di Ambang Kematian mengisahkan tentang perjuangan Nadira (Taskya Namya) yang terjebak pesugihan keluarganya.
Kisah ini bermula pada awal tahun 2000-an. Bertempat di sebuah kota di Jawa Timur, ibu Nadira (Kinaryosih) yang awalnya sehat, terlihat murung dan memiliki penyakit aneh.
Satu pesan ibunya yang Nadira ingat “ikuti aturan ayah” agar ia selamat. Seiring waktu berlalu, sang ibu terlihat sehat dan kembali menyiapkan makanan.
Namun siapa sangka, di tengah suasana gembira perayaan awal tahun, ibu mereka tewas mengenaskan.
Hal tak biasa sering Nadira alami, salah satunya rumahnya yang nyaris tidak pernah berhenti renovasi.
Nadira kini tinggal hanya berdua dengan sang kakak, Yoga (Wafda Saifan), sejak kematian ibunya, kondisi sang ayah (Tengku Rifnu Wikara) semakin sibuk mengurusi toko sembako yang kian ramai.
Hingga suatu hari Yoga merasa aneh dengan perilaku ayahnya, terutama saat malam Selasa kliwon, sang ayah terlihat membawa karung yang berisikan kepala kambing.
Kecurigaan dua bersaudara tersebut ternyata benar belaka, sang ayah selama ini melakukan praktik pesugihan.
Pesugihan yang dilakukan sang ayah, sebagaimana pesugihan lainnya, mensyaratkan korban jiwa dan kali ini nyawa yang harus dikorbankan adalah Yoga.
Yoga tewas dengan luka-luka aneh tanpa sebab. Nadira yang tahu perilaku sang ayah tersebut kemudian menegurnya untuk menghentikan praktik pesugihannya.
Namun, nasi sudah menjadi bubur, pesugihan tersebut tak dapat begitu saja dibatalkan.
Sial bagi Nadira, korban selanjutnya adalah dirinya sendiri. Kini nyawanya terancam oleh para setan.
Nadia kemudian mencoba mencari cara untuk mengakhiri kutukan mengerikan ini dengan menyelidiki akar dari ritual pesugihan dan berusaha melawan kekuatan gelap yang mengendalikannya.
Akankah usaha Nadira berhasil? Apakah ia bisa lolos dari kematian yang mengancamnya?
KOMENTAR
Latest Comment