31 Juli 2023 15:07 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Slow living adalah mindset hidup yang lebih santai, sederhana, tapi bermakna. Penganut slow living sadar akan apa yang paling dihargai dalam hidupnya. Alih-alih melakukan sesuatu dengan cepat, slow living cenderung fokus melakukan sesuatu dengan lebih baik.
Slow living tampak seperti tren hidup belakangan ini. Namun, sebenarnya slow living tumbuh sejak tahun 1980-an di Roma. Awalnya, slow living hanya tentang makan yang lambat. Istilah in pun berkembang dengan menekankan pada waktu luang, terhubung dengan alam, serta puas dengan apa yang dimiliki saat ini.
Untuk memudahkan dalam memahami slow living, kamu bisa menggunakan analogi makan malam. Sebagian orang ingin makan malam dengan membeli makanan, kemudian dibawa pulang ke rumah. Kamu juga bisa memilih makan di tempat jika tidak ingin membersihkan piring kotormu sendiri.
Orang dengan slow living lebih memilih untuk memasak makan malam sendiri. Ia akan memilih bahan berkelanjutan dengan memperhatikan asupan nutrisi. Selama masak dan makan, ia akan menggunakan waktu untuk merenungkan hari itu, mengobrol dengan pasangan, atau mendengarkan musik.
Perbedaan slow living dan hidup sederhana
Slow living berbeda dengan hidup sederhana, meskipun keduanya berkaitan erat. Keduanya sama-sama menghabiskan waktu dan energi pada hal yang paling dihargai. Kesadaran dan keputusannya pun dilakukan dengan sengaja.
Perbedaannya adalah jika hidup sederhana lebih berfokus pada memiliki harta yang sedikit dan menjadi sebuah kewajiban. Sedangkan slow living berarti hidup berkelanjutan dan sadar mengonsumsi semua bidang kehidupan.
Miskonsepsi slow living
Untuk menjalani slow living, kamu tidak perlu hidup di pedesaan. Kamu bisa menerapkan gaya hidup ini di perkotaan paling hectic sekalipun. Hal tersebut dikarenakan slow living adalah tentang pola pikir dan prioritas, bukan tentang pendapatan dan lokasi.
Selain itu, slow living bukan menjadi alasan menunda pekerjaan. Slow living mengajarkan tentang cara mengatur prioritas. Kamu bisa menilai mana yang lebih penting diselesaikan terlebih dulu. Slow living tidak mengajarkanmu untuk berhenti bekerja.
Miskonsepsi terakhir tentang slow living adalah hidup bermalas-malasan. Slow living mendorongmu untuk mengalokasikan waktu secara efektif agar pekerjaan cepat selesai. Dengan begitu, kamu bisa melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan.
Manfaat slow living
Berikut manfaat yang bisa kamu peroleh jika menerapkan slow living:
Cara menerapkan slow living
Berikut cara menerapkan slow living yang mudah bagi pemula:
Pada dasarnya, tidak ada orang yang sibuk. Mereka selalu memiliki waktu luang dalam 24 jam. Perbedaannya adalah apakah mereka bisa memanfaatkan waktu luang dengan baik atau tidak.
Oleh karena itu, gunakan waktu luang untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan bagimu. Jadikan waktu luang sebagai bagian penting dalam hidupmu. Maka, penting untuk menyusun to do list setiap harinya.
Selanjutnya, kamu harus memahami nilai dalam dirimu. Hal ini dikarenakan slow living dapat mengubah gaya hidupmu. Kamu akan melakukan perubahan pada kebiasaan kecil, bahkan pada karier.
Jika kamu memahami nilai dalam dirimu, apa yang menurutmu berkualitas, kamu akan terus memiliki motivasi dan kekuatan untuk mengatasi kesulitan selama menjalani slow living. Kamu akan selalu memiliki “alasan” dalam hidup.
Berinteraksi dengan banyak orang tentu akan membuatmu lelah. Rasanya hari tidak akan cukup untuk melakukan apa yang ingin benar-benar kamu lakukan. Dengan slow living, kamu memiliki waktu untuk memanjakan dirimu sendiri. Kamu bisa menjalani hobi, melakukan apa yang kamu suka, atau bahkan beristirahat.
Bangun lebih pagi membuatmu bisa menjalani berbagai aktivitas seperti menyeduh kopi atau teh, mendengarkan musik, perawatan kulit, meditasi, journaling, membaca, olahraga, atau berinteraksi dengan hewan peliharaan. Dengan begitu, harimu akan terasa menyenangkan dan bermanfaat.
Cara mengontrol pengeluaran budget adalah memikirkan lebih dulu manfaatnya. Jika dirasa tidak bermanfaat atau hanya memberi kesenangan sesaat, kamu bisa mengalokasikan uang tersebut untuk hal lain yang lebih bermanfaat bagi dirimu.
Dengan berbelanja melalui bisnis lokal, kamu bisa menghemat pengeluaran sekaligus mendukung ekonomi mereka. Alih-alih membeli secara online, kamu bisa datang ke pasar untuk membeli sesuatu yang baru.
Setelah beraktivitas selama seharian, luangkan waktu selama 60-90 menit sebelum tidur untuk berhenti bermain gadget. Usahakan untuk mempertahankan waktu tidur dan bangun di akhir pekan sedekat mungkin dengan jadwal biasanya. Dengan begitu, kamu akan terbiasa dengan jadwal tidurmu.
Demikian penjelasan mengenai slow living. Apakah kamu tertarik mencoba gaya hidup yang satu ini?
KOMENTAR
Latest Comment