7 Maret 2023 04:54
Ilustrasi seorang anak mengukur tinggi badan sebagai salah satu indikator stunting. (Sumber: Freepik/jcomp)
Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan
Editor: Rizal Amril
Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian Pemerintah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Stunting merupakan masalah kesehatan pada anak akibat kurangnya gizi yang didapat ketika masa pertumbuhan.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Indonesia masih berada di atas standar minimal yang diterapkan WHO.
Per 2022, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6 persen. Sementara WHO memberikan standar minimum prevalensi stunting harus di bawah 20 persen.
Stunting menjadi salah satu masalah kesehatan yang coba diselesaikan secara serius oleh pemerintah.
Pada 2021, pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting guna menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia.
Stunting pada anak dapat berakibat pada munculnya penyakit kronis dalam masa tumbuh kembang anak menuju dewasa.
Oleh karenanya, memahami apa itu stunting merupakan hal yang wajib bagi orang tua agar anak dapat terhindar dari stunting. Memahami tentang stunting menjadi pondasi awal agar anak tidak mengalami hal tersebut.
Dilansir dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi anak pengidap stunting terjadi sejak masa kandungan hingga awal kelahiran, namun stunting baru tampak pada anak ketika berusia dua tahun.
Akan tetapi, bukan berarti setiap bayi pendek pasti mengidap stunting. Panjang badan (PB/U) dan tinggi badan (TB/U) sebagai indikator pengidap stunting telah distandarisasi oleh WHO-MGRS tahun 2006.
Menukil laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, stunting dapat memicu beberapa dampak kesehatan pada anak.
Anak dengan kondisi stunting dapat berdampak kondisi gagal tumbuh serta menghambat perkembangan kognitif dan motorik.
Selain itu, stunting juga berpotensi menyebabkan anak memiliki gangguan metabolik pada saat dewasa, sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes, stroke, dan gagal jantung.
Ada empat hal umum yang menjadi penyebab terjadinya stunting pada anak, yaitu:
Besarnya dampak stunting pada anak di awal masa pertumbuhan dan masa dewasa kelak membuat pencegahan menjadi cara paling ampuh untuk menghindari stunting pada anak.
Selain langkah-langkah yang harus dilakukan pemerintah, berikut ini adalah langkah-langkah pencegahan stunting pada anak yang dapat dilakukan oleh orang tua:
Demikian informasi seputar apa itu Stunting, penyebab, dan cara pencegahannya yang wajib orangtua ketahui.
Latest Comment
Belum ada komentar
Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya