Suara Prabowo dan Anies Saling Iris, Bagaimana Sikap Pemilih Jika Pilpres Dua Putaran?

9 May 2023 20:05 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi capres/ Antara

Penulis: Dzikri Nurul Hakim

Editor: Akbar Wijaya

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut elektabilitas Anies cenderung menurun dalam beberapa waktu terakhir.

Survei yang dilakukan SMRC 2-5 Mei 2023 dengan kualifikasi pemilih kritis, Prabowo memuncaki tangga survei dengan 34,5 persen, disusul oleh Ganjar dengan 33,3 persen.

Sementara, Anies Baswedan bertengger pada posisi ketiga dengan elektabilitas 21,7 persen.

“Pada simulasi 3 nama yang kita adakan sejak November 2022, elektabilitas Prabowo cenderung menguat, sementara Anies Baswedan itu cenderung menurun,” kata Peneliti SMRC Saidiman Ahmad kepada Narasi, Rabu (8/5/2023).

Terhitung sejak November 2022, Anies mendapat 29,9 persen, sedangkan pada survei terakhir hanya mendapatkan 21,7 persen.

Berbeda dengan Prabowo yang mendapat 28,6 persen pada November lalu, beranjak menjadi 34, 5 persen.

“Jadi ada pola ketika suara Anies turun, di situ suara Prabowo naik,” tambahnya.

Yang menarik, salah satu turunnya suara Anies lantaran Prabowo Subianto juga digadang-gadang maju sebagai bakal calon presiden (bacapres). Trend tersebut menunjukkan ketika suara Anies turun suara Prabowo justru melonjak.

Faktor Pendongkrak Elektabilitas Prabowo

Terdapat beberapa faktor yang berperan menjadi pendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto dalam beberapa survei kebelakang.

Pertama, adanya sosialisasi secara masif yang dilakukan Prabowo dalam 4-5 bulan terakhir, melalui pemasangan atribut luar ruang yang tersebar di jalan-jalan. Seperti baliho ataupun spanduk.

Serta kunjungan sosialisasi yang dia lakukan ke rumah-rumah warga, baik itu di kota maupun di pedesaan.

“Kita melihat ada sosialisasi yang cukup masif dilakukan oleh Prabowo Subianto dalam 4-5 bulan terakhir, bisa dilihat dari atribut luar ruang dan juga sosialisasi ke rumah-rumah warga, baik di kota maupun di pedesaan,” kata Saidiman.

Kedua, kemunculan Prabowo di media yang cukup intens serta sorotan kunjungannya bersama Jokowi, baik secara langsung atau tidak membuatnya mendapat promosi.

“Kita juga melihat kemunculan prabowo di media sebagai manuver politik, kunjungan ke daerah bersama jokowi, macam-macam itu punya pengaruh, kemunculannya di media cukup intens dalam beberapa bulan terakhir sebagai bakal calon presiden,” katanya.

Ketiga, adanya isu seputar pembatalan Piala Dunia U-20 yang semestinya digelar di Indonesia tahun ini.

Adanya kekecewaan ini berpengaruh negatif bagi Ganjar terkait dengan menurunnya elektabilitas dalam survei yang dilakukan pada periode Maret-April lalu, akan tetapi, hal itu tampaknya menjadi penyumbang suara pada sisi Prabowo.

“Salah satu yang menaikkan suara Prabowo dalam 2 sampai 3 bulan terakhir, adanya isu piala dunia u-20 yang dibatalkan,” katanya.

“Di mana isu pembatalan tersebut punya dampak bagi Ganjar, ditambah karena ada pernyataan Ganjar juga, yang membuat sejumlah pendukungnya itu mendapati kekecewaan,” ujarnya.

Irisan Pemilih Anies dan Prabowo

Terdapat kesamaan karakteristik antara pendukung Anies Baswedan ataupun Prabowo Subianto.

Umumnya, baik pemilih Anies maupun Prabowo, keduanya merupakan publik yang menginginkan antitesis dari pemerintahan Jokowi.

“Sebetulnya ada irisan ya, jadi sebagian pendukung anies baswedan, itu umumnya adalah orang atau publik yang tidak terlalu respek dengan pemerintahan sekarang, lebih kepada antitesis Jokowi,” ungkap Peneliti SMRC Saidiman Ahmad kepada Narasi.

Saidiman mengatakan, irisan tersebut muncul pula lewat aspek sosiologis.

Dalam kesempatan yang sama juga dirinya menerangkan kebanyakan pendukung Anies merupakan pendukung Prabowo pada gelaran Pilpres sebelumnya.

“Dalam pemilih kritis, secara sosiologis lebih islamis, dulu mendukung Prabowo, kini pindah ke Anies Baswedan. Meskipun tidak semua, karena masih ada yang tersisa pada Prabowo,” ujarnya.

Skenario Dua Putaran

Pemilu 2024 nanti berpotensi untuk memasuki putaran kedua. Pasalnya, dari tiga nama bacapres yang ada, baik Anies, Prabowo, maupun Ganjar tidak ada satu nama pun yang dalam survei memiliki perolehan elektabilitas di atas 50 persen.

Dari tiga nama tersebut, berdasarkan data hasil survei Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo merupakan dua nama yang kemungkinan akan maju pada putaran kedua pilpres.

Pada data simulasi dua nama, survei head to head SMRC yang mempertemukan Prabowo dan Ganjar cenderung imbang.

Dengan kemungkinan suara yang diperoleh Ganjar 42,2 persen dan Prabowo memperoleh 41,9, sementara 15,9 persen lainnya menjawab tidak tahu.

Kemungkinan Pergeseran Pemilih Anies 

Saidiman memperkirakan pemilih Anies lebih cenderung bergeser ke sisi Prabowo, apabila jagoannya tidak masuk dalam putaran kedua.

Terlebih jika melihat dari karakteristik pendukung Anies yang kebanyakan merupakan eks pendukung Prabowo pada periode Pilpres sebelumnya.

“Jadi mereka yang pro pemerintah memilih Ganjar, yang tidak puas kinerja pemerintah memilih Anies,” ujar Saidiman.

Namun jika melirik secara data, kemungkinan pemilih Anies cenderung memilih tidak tahu, adapun sisanya terdistribusi lebih imbang.

“Jadi kelihatannya pemilih Anies, pertama pindah kepada memilih tidak tahu, baru setelahnya terdistribusi relatif lebih imbang,” kata Saidiman.

Di sisi lain karakteristik pendukung Prabowo yang cenderung lebih netral, serta tidak ada keterkaitan apakah pemilih tersebut lebih condong pro atau anti terhadap pemerintah membuat suara mereka bisa ditarik ke sisi Anies maupun Ganjar.

“Sementara Prabowo itu ada di tengah. Jadi bisa ditarik ke kiri atau ke kanan, kalau kampanyenya efektif,” pungkas.



Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER