Penulis: Nuha Khairunnisa
Editor: Rizal Amril
Teori warna adalah pedoman yang biasanya digunakan oleh desainer dalam menentukan kombinasi warna terbaik untuk desainnya.
Selain untuk desain, aplikasi teori warna juga dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika hendak memilih padu padan pakaian atau mendekorasi ruangan.
Kombinasi warna yang sesuai membuat sesuatu terlihat lebih menarik dan enak dipandang. Sebaliknya, kombinasi warna yang kurang tepat dapat membuat mata terasa tidak nyaman.
Pemilihan warna pada suatu merek sangat berpengaruh terhadap cara pandang konsumen atas merek tersebut.
Para desainer menggunakan teori warna untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan secara visual.
Hal tersebut dikarenakan teori warna berkaitan dengan aspek psikologi, budaya, dan kemampuan optikal manusia.
Penggunaan warna berperan dalam membentuk pandangan seseorang terhadap suatu benda. Selain itu, warna juga berperan dalam membangkitkan emosi dalam diri seseorang.
Namun, makna setiap warna dapat berbeda-beda tergantung pada budaya dan kepercayaan di suatu tempat. Hal ini membuat desainer harus berhati-hati dalam menentukan pilihan warna supaya sesuai dengan konteks dan tujuan yang hendak diraih.
Terdapat tiga kategori dasar dari teori warna yaitu lingkaran warna (color wheel), skema warna, dan konteks warna.
Lingkaran warna atau color wheel menggolongkan warna ke dalam tiga kelompok yaitu warna primer, sekunder, dan tersier.
Tokoh yang pertama kali memperkenalkan diagram lingkaran warna adalah Sir Isaac Newton, tepatnya pada tahun 1666.
Sejak saat itu, para seniman dan saintis telah mengembangkan konsep ini ke dalam berbagai variasi.
1. Warna primer
Warna primer terdiri dari tiga warna dasar yaitu merah, kuning, dan biru.
Ketiganya disebut sebagai warna dasar karena tidak bisa diperoleh dengan mencampurkan warna-warna lain.
Sebaliknya, semua warna yang ada di lingkaran warna berasal dari variasi ketiga warna tersebut.
Warna sekunder dihasilkan dari percampuran warna-warna primer. Warna yang termasuk ke dalam warna sekunder adalah ungu, hijau, dan oranye.
Percampuran warna primer dengan warna sekunder atau sesama warna sekunder akan menghasilkan warna tersier.
Warna-warna tersier biasanya dinamai berdasarkan kedua warna pencampurnya, seperti hijau kebiruan atau merah keunguan.
Skema warna merupakan kombinasi dari beberapa warna yang dipilih dari lingkaran warna dan memiliki tujuan estetika.
Tujuh skema warna yang umum dijumpai adalah monokrom, analog, komplementer, split komplementer, triadik, persegi, dan persegi panjang (tetradik).
Skema warna monokrom menggunakan satu warna utama dengan variasi shades dan tints untuk menghadirkan tampilan dan nuansa yang konsisten. Warna monokrom juga memberikan kesan bersih dan halus.
Skema warna analog dibentuk dengan mengombinasikan satu warna utama dengan dua warna di sebelahnya pada lingkaran warna.
Kombinasi warna yang dihasilkan melalui skema ini memiliki kesan lembut karena tidak bermain dengan warna-warna yang kontras.
Contoh skema warna analog adalah merah-oranye-kuning dan ungu-biru-hijau.
Warna komplementer merupakan gabungan dari dua warna yang saling berseberangan di lingkaran warna, misalnya biru dengan oranye.
Penerapan skema warna komplementer dalam desain cenderung lebih sulit dibandingkan monokrom atau analog karena pilihan warnanya yang kontras.
Skema ini melibatkan satu warna dominan dengan dua warna yang mengapit warna komplementer dari warna dominan.
Hasilnya adalah palet warna yang lebih variatif dibandingkan skema warna komplementer.
Skema warna triadik memberikan pilihan warna kontras dengan nuansa yang masih senada.
Skema ini diperoleh dengan menempatkan bentuk segitiga sama sisi di atas lingkaran warna. Ketiga warna itulah yang kemudian digunakan sebagai kombinasi warna triadik.
Jika skema warna triadik menggunakan bentuk segitiga sama sisi untuk menentukan pilihan warna, skema ini menggunakan bentuk persegi untuk mengambil empat warna dari lingkaran warna.
Hampir mirip dengan skema persegi, skema warna ini menempatkan bentuk persegi panjang pada lingkaran warna untuk menentukan empat warna sebagai kombinasi.
Suatu warna dapat memiliki kesan yang berbeda jika dipadukan dengan warna yang berbeda pula. Contohnya, warna merah akan terlihat cemerlang jika diletakkan di latar belakang berwarna hitam. Sebaliknya, latar belakang putih akan membuat warna merah tampak lebih kusam.
Konteks warna merupakan area yang kompleks dalam teori warna.
Mengamati efek yang diberikan oleh satu warna kepada warna lainnya merupakan titik awal untuk memahami relativitas warna.
KOMENTAR
Latest Comment