Walau Rumah Dibom, Sejoli di Gaza Lakukan Resepsi Pernikahan

24 Jan 2024 12:01 WIB

thumbnail-article

Sepasang pengantin Palestina yang menikah di Gaza baru-baru ini. Sumber: YouTube Al Jazeera.

Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan

Editor: Margareth Ratih. F

Sejumlah pasangan muda di Gaza memutuskan untuk melangsungkan pernikahan di tengah-tengah reruntuhan puing bangunan dan kamp pengungsian. 

Salah satu kisah cinta itu adalah pernikahan antara Muhammad Medhat Abdel-Al dan pasangannya Yasmine. Mereka memilih merayakan hari bahagianya di dalam sebuah gedung sekolah di Kota Rafah, yang kini berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi ribuan pengungsi. 

Medhat Abdel-Al dan Yasmine menjadi pasangan yang terkenal karena keberanian mereka merayakan pernikahan di tengah kondisi sulit.

Pernikahan mereka di dalam gedung sekolah di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza, terdokumentasi melalui foto dan video yang kemudian menjadi viral di media sosial.

Medhat Abdel-Al, terpisah dari keluarganya di Gaza Tengah, mengalami kehancuran rumahnya akibat serangan bom tentara Israel pada awal pe penyerangan Oktober 2023 lalu.

Situasi sulit ini memaksa mereka mencari perlindungan di rumah sakit al-Shifa, yang sayangnya menjadi target militer Israel. Keluarganya kemudian mencari perlindungan di tenda penampungan di sekolah Deir Yassin di selatan Gaza.

Sebelum perang meletus, Medhat Abdel-Al dan tunangannya bermimpi untuk menjalankan ibadah umrah bersama sebelum melangsungkan pernikahan. Namun, mimpi mereka hancur bersamaan dengan runtuhnya rumah mereka.

"Kami memutuskan untuk menikah di sekolah ini karena kami tidak memiliki tempat tinggal dan tidak tahu kapan kami bisa kembali ke wilayah tempat kami tinggal sebelumnya," ungkap Medhat Abdel-Al.

Pasangan lain yang menikah di Gaza

Tidak hanya Medhat Abdel-Al, Muhammad al-Ghandour juga memilih melangsungkan pernikahan di sebuah kamp pengungsian di Kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

Al-Ghandour dan pasangannya, Shahad, menggelar upacara pernikahan mereka di hadapan sanak saudara, teman-teman, dan warga yang juga tinggal di kamp tersebut, karena tempat tinggal mereka sebelumnya telah hancur akibat konflik.

Al-Ghandour dan Shahad, yang mengenakan pakaian putih dan wajah tertutup kerudung transparan, berjalan menuju tenda yang dihiasi lampu warna-warni. Tenda tersebut menjadi rumah sementara bagi pasangan ini karena rumah mereka sebelumnya hancur akibat serangan Israel.

"Segala yang kami miliki sudah musnah, pakaian – semuanya hilang. Semoga Allah memberikan gantinya," ujar Al-Ghandour.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER