Usai Pandemi dan Bebas Masker, Orang Jepang Ramai-ramai Ikut Kelas Latihan Senyum

7 Jun 2023 14:06 WIB

thumbnail-article

Peserta latihan senyum di Jepang yang dilatih oleh instruktur Keiko Kawano. Sumber: Reuters.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Kelas latihan senyum saat ini tengah marak di Jepang, terutama di kalangan Gen Z. Mereka membayar 7.700 yen atau sekitar Rp819 ribu setiap pertemuan untuk belajar cara tersenyum setelah sekian lama terbelenggu masker selama pandemi. 

Bersama instruktur senyum, Keiko Kawano, para peserta yang merupakan siswa Sekolah Seni Sokei di Tokyo berlatih cara tersenyum secara alami. 

Dengan cermin di depan wajah, mereka meregangkan kedua sudut bibir ke atas dengan bantuan jari.

Dilansir dari Reuters, Himawari Yoshida (20), salah seorang peserta kelas, menyatakan bahwa dirinya mengambil kelas tersebut sebagai bagian dari kursus di sekolahnya. 

Tujuan dari kursus itu adalah untuk mempersiapkan siswa sebelum memasuki dunia kerja. Yoshida sendiri merasa perlu memperbaiki senyumnya sebelum terjun ke jenjang profesional. 

“Saya tidak terlalu banyak menggunakan otot wajah saya selama COVID-19, jadi ini adalah latihan yang bagus,” ujarnya.

Perusahaan Kawano, Egaoiku, mengalami lonjakan permintaan sebanyak lebih dari empat kali lipat dari tahun lalu. 

Egaoiku yang secara harfiah memiliki arti “Pendidikan Senyum” itu memiliki pelanggan yang beragam, mulai dari perusahaan yang ingin mempekerjakan karyawan yang lebih ramah hingga pemerintah daerah yang ingin meningkatkan kesejahteraan penduduknya. 

Popularitas masker di Jepang

Orang Jepang terkenal senang memakai masker di tempat umum, bahkan sejak sebelum pandemi. 

Mereka banyak menggunakan masker selama musim alergi rhinitis (hay fever) atau sekitar masa ujian karena khawatir akan tertular penyakit saat tengah menjalani peristiwa penting dalam hidup. 

Meski pemerintah Jepang telah mencabut rekomendasi pemakaian masker per Maret 2023, masih banyak orang yang mengenakannya saat beraktivitas sehari-hari. 

Hal ini tampak pula pada kelas Kawano di mana seperempat peserta kelas tetap menggunakan masker selama pelajaran berlangsung. 

Kawano menduga anak muda telah terbiasa dengan kehidupan menggunakan masker. 

Berbagai kemudahan dan kenyamanan bisa didapatkan melalui penggunaan masker, misalnya perempuan bisa lebih mudah untuk pergi tanpa mengenakan riasan wajah. Sementara itu, laki-laki bisa menyembunyikan wajahnya yang belum dicukur. 

Kawano yang telah memulai memberikan pelatihan senyum sejak 2017 percaya bahwa secara budaya, orang Jepang cenderung sulit tersenyum jika dibandingkan orang Barat.

Salah satu penyebabnya adalah perasaan aman sebagai negara kepulauan dan negara tunggal yang tidak berbatasan darat dengan negara mana pun. 

Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, Kawano merasa orang Jepang perlu berkomunikasi dengan orang asing tidak hanya melalui mata, melainkan dengan seluruh wajah termasuk melalui ekspresi tersenyum.

“Saya pikir ada kebutuhan yang semakin meningkat untuk tersenyum,” tandasnya. 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER