Advertisement

Wilmar Group Milik Siapa? Mengenal Profil Pemilik dan Sejarah Perusahaan Ini

18 June 2025 13:34 WIB

thumbnail-article

Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kejagung, Sutikno (tengah), berbicara dalam konferensi pers di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (17/6/2025). Sumber: ANTARA..

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Baru-baru ini, Wilmar Group menjadi sorotan akibat kasus dugaan korupsi yang melibatkan lima anak usahanya dalam pemberian fasilitas ekspor untuk crude palm oil (CPO). Kejaksaan Agung (Kejagung) Indonesia mengidentifikasi kerugian negara yang signifikan akibat tindakan ini, yang melibatkan total dana mencapai Rp11,8 triliun. Susunan anak perusahaan yang terlibat dalam dugaan korupsi berasal dari sektor-sektor bisnis yang dikelola oleh Wilmar.

Penyitaan dana sebesar Rp11,8 triliun dilakukan setelah hasil audit yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada menunjukkan adanya kerugian negara dalam beberapa bentuk, termasuk kerugian keuangan dan illegal gain. Kelima anak perusahaan yang menjadi terdakwa dalam kasus ini meliputi PT Multimas Nabati Asahan, PT Multinabati Sulawesi, PT Sinar Alam Permai, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, dan PT Wilmar Nabati Indonesia.

Kasus korupsi ini memiliki dampak besar terhadap reputasi dan operasi Wilmar Group. Dikenal sebagai salah satu perusahaan terkemuka di sektor agribisnis, publikasi mengenai kasus ini berpotensi mempengaruhi kepercayaan investor dan mitra bisnis. Namun, perusahaan terlihat berusaha memperbaiki citranya dengan mengembalikan dana yang disita dan berkomitmen untuk transparansi dalam bisnis.

Latar belakang Wilmar Group

Wilmar Group didirikan pada tahun 1991 oleh dua pengusaha ternama, Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus. Perusahaan ini bermula dengan modal awal sebesar 100.000 dollar Singapura serta hanya memiliki lima karyawan. Wilmar Trading Pte Ltd menjadi entitas pertama yang dibentuk dan berfungsi sebagai distributor utama untuk produk kelapa sawit.

Setelah pendiriannya, Wilmar Group dengan cepat melakukan ekspansi. Pada awal 1990-an, perusahaan mendirikan perkebunan kelapa sawit pertamanya di Sumatera Barat seluas 7.000 hektar melalui PT Agra Masang Perkasa (AMP). Seiring berjalannya waktu, Wilmar terus memperluas jaringan kilang dan akuisisi pabrik di berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan. Pada awal 2000-an, Wilmar mulai memasarkan minyak goreng merek sendiri, termasuk merek Sania yang kini dikenal luas di masyarakat. Pada tahun 2006, Wilmar Trading Pte Ltd mengubah namanya menjadi Wilmar International Limited dan melakukan penawaran saham perdana di Bursa Singapura.

Wilmar Group berfokus pada sektor agribisnis, khususnya dalam pengolahan dan distribusi produk kelapa sawit. Model bisnis utamanya mencakup pengelolaan perkebunan kelapa sawit, produksi minyak sawit mentah (CPO), serta pengembangan produk pangan lain seperti beras, tepung, dan bumbu masak. Wilmar juga aktif dalam sektor pupuk, menjadikannya salah satu pemain utama di industri ini di Indonesia dengan kapasitas produksi signifikan.

Pemilik dan struktur manajemen Wilmar Group

Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus

Pemilik Wilmar Group adalah Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus. Keduanya memiliki peran penting dalam pengembangan dan ekspansi perusahaan, menjadikannya salah satu perusahaan terbesar di industri minyak kelapa sawit global. Dengan pengalaman luas di sektor agribisnis, mereka berhasil membentuk strategi dan model bisnis yang efektif untuk perusahaan.

Jalur karir dan kontribusi pemilik

Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus mulai merintis karir bisnis mereka di sektor agribisnis sebelum mendirikan Wilmar. Kombinasi pengalaman mereka dalam manajemen dan pengetahuan pasar memungkinkan Wilmar untuk cepat tumbuh dan beradaptasi dengan dinamika industri yang berkembang. Keduanya juga terlibat aktif dalam pengelolaan perusahaan, memastikan bahwa visi dan misi perusahaan terlaksana dengan baik.

Wilmar Group di pasar global

Dalam skala global, Wilmar Group berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu pemimpin pasar di sektor minyak sawit. Dengan total lahan tanam mencapai 232.053 hektar dan 65 persen berada di Indonesia, perusahaan ini juga memiliki operasi di negara-negara lain seperti Malaysia dan berbagai negara di Afrika. Selain produk kelapa sawit, Wilmar juga dikenal sebagai produsen terbesar minyak nabati kemasan di dunia, termasuk merek-merek seperti Fortune dan Siip.

Kegiatan usaha dan produksi

Skala perkebunan dan luas lahan

Sebagai salah satu produsen minyak sawit terkemuka, Wilmar Group memiliki kontrol atas ribuan hektar lahan perkebunan. Hingga 31 Desember 2020, total luas lahan tanam mencapai 232.053 hektar, yang sebagian besar berada di Indonesia. Operasi perkebunan ini mencakup wilayah berkembang di Sumatera, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah, serta lokasi di Malaysia dan beberapa negara di Afrika.

Produk unggulan dan merek populer

Wilmar Group dikenal dengan produk minyak goreng bermerek seperti Sania, Fortune, dan Sovia. Merek-merek ini telah menjadi pilihan utama di pasar pangan Indonesia, menawarkan kualitas dan keanekaragaman produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain minyak goreng, Wilmar juga memproduksi beras, tepung, dan berbagai produk pangan lainnya.

Kontribusi terhadap ekonomi Indonesia

Dengan skala operasi yang luas, Wilmar Group memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Selain menciptakan lapangan pekerjaan, perusahaan ikut berpartisipasi dalam program kemitraan dengan petani kecil, membantu meningkatkan produksi pertanian lokal. Melalui produksi pupuk, Wilmar juga berperan dalam mendukung keberlanjutan industry kelapa sawit dengan menyediakan input yang diperlukan bagi petani dan perusahaan agribisnis.

Melalui perjalanan panjang dan dinamisnya, Wilmar Group tetap menjadi entitas penting dalam industri kelapa sawit dan agribisnis global, meskipun saat ini dihadapkan dengan tantangan kasus hukum yang memerlukan perhatian serius dari manajemen dan pemangku kepentingan.

 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement