Alhamdulillah, sudah lebih dari dua pekan ini umat Islam memasuki bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan keutamaan. Salah satu keutamaan bulan suci ini adalah hadirnya malam istimewa, malam yang sering disebut sebagai malam penuh kemuliaan, malam seribu bulan, Lailatul Qadar. Sebenarnya apa makna Lailatul Qadar? Kata ‘Qadar’ dapat dipahami sebagai ketetapan, kemuliaan atau sempit, mengapa demikian?
Quraish Shihab memaparkan ada sejumlah pemahaman tentang makna kata Qadar: Pertama, Qadar berarti ketetapan. Hal yang ditetapkan adalah ketentuan-ketentuan Tuhan pada seseorang atau untuk masyarakat umum. Kedua, Qadar berarti mulia sehingga Lailatul Qadar adalah malam mulia. Ketiga, Qadar berarti sempit, ini karena pada malam Lailatul Qadar sedemikian banyak malaikat turun ke bumi hingga bumi seakan-akan menjadi sempit.
Meskipun terdapat beragam pemahaman tentang kata Qadar, namun secara umum Lailatul Qadar dimaknai dengan malam istimewa karena Allah SWT melalui malaikat Jibril menurunkan wahyu berupa ayat-ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW untuk pertama kalinya.
Quraish Shihab menegaskan, “dalam surat Al-Qadr, disebutkannya innā anzalnāhu fī lailatil-qadr, dikatakan kemudian wa mā adrāka mā lailatul-qadr, kata ‘mā adrāka’ tidak digunakan Al-Qur’an kecuali pada hal-hal yang tidak dapat terjangkau secara sempurna hakekatnya. Ini merupakan suatu malam yang sedemikian mulia, sedemikian hebat yang tidak dapat terjangkau oleh manusia betapa hebatnya, betapa mulianya karena turunnya Al-Qur’an.”
Jadi apa sih tips and trick meraih malam Lailatul Qadar?
Quraish Shihab menuturkan bahwa orang yang mampu meraih Lailatul Qadar adalah orang yang sanggup menyesuaikan sikapnya dengan ‘sikap’ Lailatul Qadar, yakni dengan memahami salah satu keistimewaan Lailatul Qadar berupa: kedamaian. Hal ini tercantum dalam Surat Al-Qadar(5):
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Salaamun hiya hatta mathla'il fajr(i)
Malam itu (dikaruniakan) kedamaian sampai terbit fajar.
Kedamaian yang dimaksud adalah memulai berdamai dengan diri sendiri, kemudian berdamai dengan orang lain. Berdamai dengan diri sendiri berarti puas dengan segala hal yang dianugerahkan Allah SWT, setelah kita berupaya maksimal dalam hidup. Berdamai dengan orang lain berarti menghindari rasa benci pada sesama manusia. Berdamai dengan orang lain terbagi dua, damai aktif dan damai pasif. Berdamai aktif, berarti kita secara aktif tetap mengajak orang lain berbincang, bertemu, mengirim hadiah, dll. Ketika kita tidak memuji seseorang, tidak menegur, tidak menghina, tidak nge-bully maka itu berarti kita melakukan damai secara pasif.
Terus kapan nih pastinya Lailatul Qadar, biar kita lebih well prepared, lebih ready ngeraihnya?
Quraish Shihab menjelaskan manusia tidak bisa memastikan kapan tepatnya Lailatul Qadar datang. Ada perbedaan pendapat tentang waktu datangnya Lailatul Qadar. Ada yang mengatakan pada 17 Ramadan, ada yang mengatakan pada malam-malam ganjil, atau pada 10 hari terakhir Ramadan dan sebagainya. Kita di Indonesia terbiasa menetapkan Lailatul Qadar pada 17 Ramadan karena meyakini Al-Quran turun pada tanggal 17 Ramadan, sementara orang di Timur Tengah menyakini 27 Ramadan dengan alasan tertentu. Pada dasarnya sebagai umat Muslim butuh perjuangan panjang untuk menggapai kemuliaan malam seribu bulan.
Nah, sebagai umat Muslim rasanya kita juga butuh perjuangan panjang untuk belajar lebih dalam tentang makna dan penggunaan kosakata keagamaan lain seperti: Tabayyun, Ghibah, Kafir, Bid’ah, dll. Kita bisa belajar kosakata ini dengan menyaksikan Shihab dan Shihab setiap hari jelang berbuka puasa selama Ramadan hanya di Indosiar dan Vidio.com.
Salam Hormat,
Buat kamu para pejuang kedamaian,
jiwa-jiwa yang terbebas dari rasa permusuhan,
Semoga rasa kedamaian terus berkobar
Hingga mampu meraih Lailatul Qadar.
KOMENTAR
Latest Comment