Tahun lalu, di tengah pandemi, warganet sempat heboh saat langit Jakarta menjadi lebih cerah dan biru. Banyak orang menyangka itu menandakan udara di Jakarta membaik di tengah mobilitas warga yang berkurang.
Namun, cerahnya langit itu belum berarti Jakarta benar-benar bebas dari polusi, sebab masih banyak polutan yang mengendap.
Tinjauan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) menyebut polusi nitrogen dioksida memang turun, tetapi polutan PM 2.5 tetap relatif tinggi dibandingkan dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kok, bisa? Simak penjelasannya di Buka Data episode ini.
#sehatkanudaraku